"Ada beberapa hal yang tidak akan pernah terduga di kehidupan yang kita jalani, saat ada yang datang untuk sekedar singgah. Maka dari itu kita hidup berpura-puralah dalam ketidaktahuan"
.
.
.Jaemin berjalan di lorong gelap, tidak ada seorang pun disana. Sebab ini adalah gedung tua lama yang sudah terbengkalai. Ia mengeluarkan kunci dari saku celananya, kemudian membuka sebuah pintu besi yang sudah berkarat.
Gelap, tentu saja karena tidak ada penerangan di dalam gedung. Jaemin mengambil ponsel pipihnya kemudian menyalakan lampu senter dan menaruhnya di meja penuh debu.
Seorang pria paruh baya, dengan pakaian lusuh dan wajah yang kumal. Merasa terganggu akibat penerangan yang tiba-tiba, ia mengangkat kepalanya, dan berhadapan langsung dengan wajah Jaemin yang sedang menatapnya datar.
Jaemin kemudian berdiri, mengambil sekantong plastik yang ia taruh di meja kemudian mendekat lagi pada pria tersebut.
"Aku belikan ini di rumah makan terkenal di seoul, aku harap kau suka." Katanya sambil tersenyum kemudian mengeluarkan bungkusan nasi dan sebotol air mineral pada lelaki tersebut.
Tidak seperti biasanya yang langsung menyantap makanan yang dibawakan, pria tersebut lebih memilih menatap nasi dan lauk yang sudah Jaemin buka bungkusnya dengan tidak selera. Jaemin yang merasa, ia menghentikan aktivitasnya kemudian menatap lelaki di hadapan nya itu.
"Kenapa gak di makan? Bukannya lapar?" Tanyanya.
"Sampai kapan?" Pria tersebut balik bertanya, tatapannya sendu yang amat memprihatinkan. Jaemin yang semula menatapnya lembut berubah seketika. Memandangnya tajam dengan menusuk.
"Makan, aku akan pergi setelah kau habiskan." Ucapnya lalu berdiri. Pria tersebut mendongak menatapnya memohon.
"Aku ingin keluar.....
"Makan!" Celah Jaemin
"A-aku sudah tidak tahan, aku mohon..."
"MAKAN...!" Kali ini ia balas membentak.
Kalau saja pria itu tidak kehabisan tenaga, mungkin ia sangat bisa melawan Jaemin. Sayangnya tidak sama sekali. Maka pria tersebut memutuskan untuk menyantap makanan yang dibawakan Jaemin dengan terpaksa meski sesungguhnya ia kelaparan.
Jaemin menatap pria tersebut sendu, matanya berkaca-kaca hingga tanpa sadar membuat air matanya jatuh mengenai bungkus nasi milik pria tersebut, seolah menyadari pria itu kembali mendongak menatap Jaemin yang langsung buang muka dan mengusap kasar kedua matanya.
"Selalu, kau tampak rapuh. Tapi kenapa kau jahat padaku? Apa salahku?" Tanya pria tersebut.
Jaemin tertawa mendengarnya, kemudian ia kembali berjongkok. Mensejajarkan tubuhnya dengan lawan bicaranya. Keduanya beradu pandang, Jaemin menatapnya tajam tapi pria itu juga menangkap adanya luka dibalik tatapan bengisnya itu.
"Mengapa kau lakukan ini padaku? kau nampak sakit, ada apa denganmu? apa salahku?" tanya pria tersebut menuntut.
"Mengakui dosa di masa lalu apa membuat mu semalu itu?" Tanyanya untuk kesekian kali.
"Aku...
"Iya, kau selalu tidak mengerti apa yang aku ucapkan. Sebab itu yang membuatku begitu membencimu, kau akan bebas jika kau ingat siapa aku. Aku keluar...!"
Jaemin melangkah keluar, kembali mengunci ruangan. Jemarinya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Sesaat ia menahan nafasnya yang terasa sesak di dada, memejamkan kedua matanya erat membiarkan air matanya mengalir deras yang ia sembunyikan dari siapapun di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bermuda Triangle - StrayKids
Ficção CientíficaTHE DEVIL TRIANGLE THEORY Kejadian ratusan tahun silam mungkin sudah buyar di sebagian Manusia dan beberapa orang mungkin melupakannya. Tapi kembali lagi kabar saat kapal yang hilang S.S COTOPAXI pada tahun 1925 silam kembali ditemukan dalam keadaan...