08:25 - 5 December
|
|
|Hening kata itulah yang paling cocok untuk mendeskripsikan suasana disekitar Atsumu dan Sakusa.
"Suasana kayak gini sekarang udah mulai di terima ya." Atsumu.
"Suasana kayak gini' gimana?" Sakusa.
"Ya, suasana kayak... pembunuhan gini." Atsumu. Sakusa terlihat terdiam.
"Jangan ngomong begitu lagi, sini." Sakusa menepuk nepuk tempat kosong di sampingnya yang sekarang sudah di tempati Atsumu untuk duduk.
Sakusa memanfaatkan hal itu untuk bersandar di bahu Atsumu, yaaa.... Atsumu sih nggak keberatan jadi dia diem diem aja.
"Omi, bukankah ini terlalu sepi bagi lu?" Atsumu.
-Author's POV-
IwaiOi"Iwa-chan!!! Syukurlah lu nggak apa apa." Oikawa, terlihat Oikawa berlarian kearah Iwaizumi untuk memeluknya namun Iwaizumi menghindari serangan pelukan tersebut, membuat Oikawa malah terjatuh di tanah. Untung bukan di lumpur.
"Iwa-chan jahat!!" Oikawa.
"Lu nggak bisa baca situasi apa? Maksud gw sekarang nasib kita berada di tangan pembunuh loh." Iwaizumi.
"Kita bisa kok, melewati ini semua dan keluar dari sini bersama sama." Oikawa.
"Dasar, kusokawa. Seharusnya lu khawatirlah sedikit!" Iwaizumi.
"Gw khawatir! Tapi gw cuma ngehawatirin lu doang, Iwa-chan!" Oikawa.
"Iwa-chan Iwa-chan, brisik." Ini Kageyama gatau dari mana dia mendadak dateng bareng Akaashi.
"Atsumu sama Sakusa mana?" Akaashi.
"Gatau. Paling lagi mesra mesraan." Oikawa asal nyeplas nyeplos mengakibatkan geplakan di punggung dari Iwaizumi.
"Sakit Iwa-chan!" Oikawa meringis.
"Jangan suudzon ama orang tolol." Iwaizumi.
Oikawa malah ngambek- mengembungkan pipinya, kekanakan bukan?
"Tapi.... bukannya nama Sakusa sempat muncul di chat?" Kageyama.
"Ugh.... yang penting sekarang kita cari Atsumu mungkin aja Sakusa bersama dia." Iwaizumi.
"Dimana?" Akaashi.
"Mungkin udah di depan pintu menuju game selanjutnya?" Iwaizumi.
"Tapi kan belom ada pemberitahuan kalo pintu ke game selanjutnya udah dibuka? Mungkin aja dia masih diruangan ini." Kageyama.
"Iya juga sih...." Iwaizumi.
"Bagi 2 aja kelompoknya, yang satu ke pintu selanjutnya yang satunya lagi nyari disini, nanti meet up di pintu selanjutnya. Gue sama Iwa-chan dilarang ada yang menolak!." Oikawa.
"Uhm... boleh, yaudah gw sama Kageyama nge check pintu selanjutnya." Akaashi.
"Tunggu... satu pertanyaan." Oikawa
"Apa itu, Oikawa?" Akaashi.
"Pintu selanjutnya tuh ada dimana?" Oikawa.
"Hmm.... biasanya sih dari pintu sebelumnya jalan lurus nanti bakal ketemu pintu selanjutnya." Kageyama.
"Oh yaudah nanti meet up di sana." Iwaizumi.
-Author's POV-
SakuAtsu"Omi, bukankah ini terlalu sepi bagi lu?" Atsumu.
"Iya.... biarlah kalau memang gw bakal mati disini, gw nggak nyesel." Sakusa.
"Hah?"
"Mati di posisi ternyaman, itu yang bikin gw nggak nyesel." Sakusa masih dengan kepala bersandar di bahu Atsumu.
"Udah gila lo, haha." Atsumu menganggap itu hanya sebuah candaan, namun tidak dengan Sakusa.
"Omong omong kaki lu mendingan?" Atsumu.
"Hm sepertinya pendarahannya sudah mulai berhenti." Sakusa.
"Cepet banget." Atsumu.
Sakusa memanfaatkan keheningan itu untuk tertidur mengistirahatkan matanya sejenak, keduanya saling bersandar satu sama lain dan tangan mereka saling menggenggam erat seakan akan mereka akan terpisah jika melonggarkan sedikit saja.
"Fiuu..." Iwaizumi bersiul menggoda mereka, sontak kedua makhluk itu menatap Iwaizumi dengan tatapan 'terganggu.'
"Kan bener apa kata gw mereka lagi mesra mesraan!" Oikawa masih sedikit dendam sama geplakan tadi, tapi karena itu dari 'Iwa-chan' Oikawa nggak terlalu dendam banget, dikit doang.... dikit.
"Sakusa masih hidup?" Oikawa enak banget ngomongnya kea gada dosa.
"Masih lah anjg jelas jelas dia masih gerak gini." Atsumu.
"Yaudah maap kita ganggu, gw duluan ke pintu selanjutnya ya." Iwaizumi.
"Hey!! Tolong bantuin gw Iwaizumi Hajime." Atsumu.
"Bantuin apaan?" Iwaizumi.
"Bantuin bawa Omi." Atsumu.
"Omi? Sakusa kiyoomi? Hm boleh, sini." Iwaizumi merangkul sebelah kiri Sakusa, sementara Atsumu di kanan.
Sesampainya mereka di tempat meet up, mereka di sambut oleh pemandangan Kageyama yag lagi nongkrong didepan pintu dan Akaashi yang berdiri melipat kedua tangannya didepan dada.
"Kenapa ga masuk dari tadi?" Iwaizumi.
"Kita nungguin kalian biar bisa masuk bareng bareng." Kageyama. Lalu Akaashi membukakan pintu agar yang lain masuk duluan lalu diikuti Akaashi.
09:18 - 5 December
|
|
|Tempat kali ini 2x lebih besar dari sebelumnya, pohon pohon tinggi menutupi sinar matahari, suara kicauan burung yang ntah dari mana dan suara air mengalir. Sepertinya tempat kali ini lebih terbuka.
Iwaizumi dan Atsumu melepaskan Sakusa dan mengistirahatkan dia, duduk di rumput hijau.
"Tempat kali ini 2x lebih gede.... ada yang mau liat liat sekitar dulu?" Kageyama.
"Hm. dikondisi kek gini menurut gw berpencar bukanlah pilihan yang bijak." Akaashi.
"Kita bareng bareng, siapa tahu dengan begitu kita bisa tau apa game selanjutnya." Kageyama.
"Mending jangan deh, Kageyama. Kita kan nggak tau kalau misal si wanita itu masang jebakan." Akaashi.
"Iya juga." Kageyama.
Aneh. Sudah lewat 40 menit si wanita iblis itu belum juga berkoar.
"Aneh, kok si iblis belum juga nge bacot?" Atsumu.
"Ntah.... moga aja nggak disuruh nebak kita bakal main game apa." Kageyama.
"Huhfufufu.... helo...." baru juga dibicarakan.
"Sekali lagi selamat bagi yang masih hidup!! Tanpa basa basi lagi aku akan menjelaskan permainan selanjutnya...."
﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋
Henlo maap dikit... soalnya... udah mau masuk game selanjutanya jadi harus dipotong :'*✌️Yaudah gitu aja
Have a good day
Love, Alicia♡『Kolom diskusi』
KAMU SEDANG MEMBACA
Last games
FanficWelcome to our new games! Everyone can join the games!! ᵇᵘᵗ ᴺᵒ ᵒⁿᵉ ᶜᵃⁿ ᶠⁱⁿⁱˢʰ ᵗʰᵉ ᴳᵃᵐᵉˢ Don't be shy and C͓̽o͓̽m͓̽e͓̽ ͓̽j͓̽o͓̽i͓̽n͓̽ ͓̽u͓̽s͓̽ Warning! -BxB -Death character -Harsh word -Thriller Haikyuu!! © Haruichi Furudate