"Halo aether!!" Sapa seorang paruh baya saat aether sedang menyirami bunga di halaman rumah neneknya.
"Eh- mm-- h-hai, om. Om kenal aether?"
Pria itu ngangguk dengan muka yang tenang. Perasaan aether yang ga tenang.. bukan karena di terpesona sama om om itu, tapi ada perasaan gaenak dari hatinya.
"Ya kenal lah, kamu lupa, ther?" Hanya dibalas anggukan oleh aether.
"Ikut yuk. Biar aether inget.." pria itu menyeringai, tapi yang ditangkap aether adalah senyum manis.
Pria itu mengulurkan tangannya, dan diambil oleh aether. Dengan tangan yang dipegang, aether hanya mengikuti kemana pria itu berjalan.
➖➖➖
'Halo, jen?'
"Hmh.. iya, om joong.. kenapwaaahhh~??" Jeno terbangun karena mendapat telfon dari hongjoong.
'Aether pulang ke rumah?'
"Engga tuh, dia nginep di rumah neneknya sampe bundanya beli rumah baru."
'T-tapi tapi, t-tadi o-om liat aether di rumah sama heechul.'
"HAH?!" Jeno membelalakan matanya.
Ia membuka selimutnya, mengambil jaket, topi, dan kunci motornya. Saat sedang menyalakan motor, hpnya berdering.
'Ni orang bisa bisanya kebetulan nelfon pas aether dalem bahaya.' Batin jeno setelah melihat kalau penelfon adalah jongho.
"Halo?" Jeno menyelipkan hpnya diantara telinga dan helmnya, lalu menjalankan motornya dengan hp yg ditelinganya.
'Lagi ngapain jen, gabut gue..'
"Lu ke rumah aether sekarang!! BURUAN!!!"
Jeno mengambil hpnya, terus masukin kesaku dalem jaketnya sambil terus ngegas motornya.
Kebetulan pas jeno sampe, jongho juga sampe dengan spedanya. Jeno parkir motornya, sambil naro helm.jongho jatohin asal spedanya, terus mereka sama sama masuk ke rumahnya aether.
"Toloong!!!!"
Mereka ngedenger suara aether dari lantai 2. Buru buru mereka naik tangganya, dan ngedobrak pintu yang tadi kedengeran suara aether.
'BUGHT!!'
Jongho nonjok heechul tepat di pipi kirinya. Heechul yang sebelumnya berada diatas tubuh aether sambil menahan dua tangannya, sekarang tersungkur di lantai kamar.
Jeno narik aether buat berdiri dari kasurnya. Sedangkan jongho, ia sedang memberi sedikit pelajaran untuk ay-- ah, tidak pantas disebut ayah..
Jongho narik kerah baju heechul yang sudah terlihat lemas tapi sudut bibirnya yang sedikit berdarah itu masih menunjukan seringaian yang menyeramkan.
"LO SADAR GA SIH DIA ANAK LO!?!" Teriak jongho didepan mukanya.
"DARAH DAGING LO!"
"DAN LO DENGAN TEGANYA BIKIN DIA TAKUT SAMA DIRI LO SENDIRI?!?!"
"LO GAPANTES JADI AYAHNYA AETHER!"
Bukannya merasa terancam, heechul malah terkekeh kecil.
"Kamu.." heechul mengantung kalimatnya
"..saya tau aether suka sama kamu.." ia menatap mata jongho tajam.
"..saya mikir, apa orang modelan kamu pantes buat aether?" Dia terkekeh.
Jongho terdiam, ia melepaskan cengkramannya pada kerah baju heechul. Lalu menoleh ke belakang, dan pemandangan yang ia lihat adalah..
Aether yang menangis di dada jeno, dan jeno memeluknya erat, dengan tangan yang mengelus kepala dan punggungnya. Ia juga membisikan kata kata untuk menenangkan aether tepat di telinganya.
Melihat itu, bukanlah mata yang sakit, tapi hati jongho. Jongho menghela nafasnya. Setelah itu, ia pergi keluarkan meninggalkan kamar itu.
"Eh, ho! Tunggu!" Panggil jeno.
Jeno, dan aether ngejar jongho yang berjalan begitu cepat.
Sesampainya di teras rumah, jeno dan aether hanya melihat kepergian jongho bersama spedanya.
➖➖➖
Jongho merebahkan tubuhnya di kasur. Ditatapnya langit langit kamar berwarna putih itu. Ia masih sulit bernafas dan masih merasakan sakit di dadanya. Yang terputar di kepalanya adalah jeno dan aether yang berpelukan tadi.
"Gue yakin itu si jeno pasti belom mandi.." monolog jongho.
Iya memutar badannya menghadap ke kiri sambil mengacak acak rambutnya.
"Kaga kebauan apaya si aether??"
➖➖➖
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.