25

1.9K 204 3
                                    

Setelah beberapa hari mereka berlibur, akhirnya hari ini mereka memutuskan akan kembali ke ibu kota lagi.

Mereka berdua belas tanpa adanya Kai, kini tengah berada di pesawat hendak mendarat di bandara Soekarno-Hatta.

"Jen, gue udah dijemput sama papah gue, jadi gue duluan ya" ucap Joy yang memang sudah ditunggu oleh papah nya.

"Oh gitu, iya deh lo hati-hati" ucap Jennie sambil menatap Joy.

"Guys, gue duluan ya.. " ucap Joy pamit kepada teman-temannya, mereka mengangguk.

"Gue juga deh, cowok gue udah nungguin ditempat parkir" ucap Nayeon membuat mereka mengangguk.

"Li.. gue sama bobby duluan ya, kita udah dijemput" ucap June sambil merangkul bahu Bobby, Bobby mengangguk setuju.

"Oke hati-hati" ucap Lisa.

"Rene, Tae, Seulgi kalian ga pulang?" ucap Jisoo menatap ketiga orang tersebut.

"Gue pulang dulu Li.. " ucap Seulgi menepuk pundak Lisa dan berjalan pergi.

"Seulgi, gue bareng dong, rumah kita searah loh.. " ucap Irene menyusul Seulgi yang sudah berjalan menjauh.

"Gue juga pulang ya." Kali ini Taeyong yang berucap, dia pun berjalan menjauh.

Tinggallah Jisoo Jennie Rosé dan Lisa.

Jisoo mengandeng tangan Jennie, "Yuk de, kita pulang." ucap Jisoo menyeret tangan Jennie.

"Bentar ka.. Sayang aku pulang dulu, Rosé gue pulang dulu ya.. " ucap Jennie setelah itu mencium kedua pipi Lisa, Lisa mengangguk dan tersenyum.

"Ka Jisoo hati-hati ya.. " ucap Lisa, Jisoo mengangguk.

Setelah kepergian Jisoo dan Jennie, kini tinggallah Rosé dan Lisa.

"Rosé, lo dijemput atau bareng gue?." Lisa sudah menarik kopernya menuju parkiran dimana Vani menunggu Lisa.

"Gue bareng lo aja." Lisa mengangguk dan berjalan ke parkiran menemui Vani.

-

"Tante makasih ya udah nganterin" ucap Rosé dari luar mobil menatap Vani dan Lisa bergantian.

"Iya sayang, kalo gitu tante langsung pulang ya." Rosé mengangguk.

"Mawar busuk, gue duluan dah.. " Rosé menatap tajam Lisa yang tengah tertawa.

"Hati-hati tante." Mobil Vani pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Rosé.

Dilain tempat di waktu yang sama, Seulgi baru saja sampai dirumahnya setelah mengantar Irene.

"Assalamualaikum" ucap Seulgi berjalan masuk kedalam rumahnya.

"Inget rumah?." Suara seseorang dari arah ruang tengah membuat Seulgi menghentikan langkahnya.

Seulgi pun menghampiri orang tersebut dan mencium punggung tangan orang tersebut tapi di tepis oleh orang tersebut.

"Iya pah.. " ucap Seulgi lirih sambil menundukkan kepalanya.

Orang yang kini didepan Seulgi adalah papah nya, orang yang selama ini memberikan luka tersendiri di kehidupan Seulgi.

*Plakk

Tamparan dari papah Seulgi sendiri mendarat mulus di pipi kiri Seulgi hingga meninggalkan bekas merah disana.

"Saya muak lihat wajah kamu!." Seulgi menutup matanya rapat mendengar bentakan dari papah nya itu.

*Plakk

Kali ini bukan di pipi Seulgi, melainkan punggung Seulgi yang dipukul menggunakan rotan.

My Tipe ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang