5. Koma

79 24 42
                                    

Part pendek, bacanya pelan-pelan yaa...

Happy reading

Pulang sekolah Lea menyusul Reyhan yang masih menunggu di parkiran. Kejadian tadi, Lea menolak mentah-mentah untuk pulang sendiri. Reyhan hanya pasrah, pasalnya Lea selalu mengadu yang tidak-tidak kepada Barend dan Gita.

"Gue anterin dia dulu," ucap Reyhan menatap temannya satu persatu.

"Gue tungguin di warung Pak Somat," ujar Farhan mewakili teman-temannya.

Reyhan mengangguk, kemudian menjalankan motor sportnya membelah jalanan yang tidak terlalu ramai. Setelah mengantarkan Lea, Reyhan langsung memutar motornya ke arah sekolah, lebih tepatnya warung belakang sekolah.

"Mau langsung ke sana?" tanya Ryan yang dibalas anggukan mereka semua.

Enam motor sport yang berbeda warna, melaju dengan kecepatan sedang. Jalanan ibu kota hari ini sedang lenggang, mereka mengendarai motor dengan santai. Menikmati setiap hembusan angin yang menerpa kulit yang di lapisi jaket kebanggaan Ałastor.

Mereka memarkirkan motornya dengan sempurna. Berjajar rapi di parkiran rumah sakit. Anggota inti Ałastor berjalan beriringan membuat semua orang yang melihatnya menahan nafas. Melangkah melewati lorong-lorong rumah sakit dengan wajah datarnya. Dika yang berwajah konyol pun kini hanya memandang datar lantai putih di depannya.

Ceklek

Pandangan pertama kali yang mereka lihat adalah seorang yang terbaring lemah dengan penuh alat-alat di tubuhnya. Sudah satu bulan dia berdiam di brankar rumah sakit, bernafas pun dibantu dengan alat EKG.

"Heh babi! Lo malah tidur, gimana nasib kita bego!" ucap Diki, matanya tak lepas dari tubuh yang terbaring lemah itu.

Dika menepuk pelan bahu kembarannya, "Lo yang bego kali! Orang tidur di tanya!" ejeknya sinis.

Farhan melangkah mendekat ke arah Abi. "Hai bro, gue rasa lo terlalu lama tidurnya. Lo nggak capek? Gue tau lo kuat bi," mereka yang mendengar ucapan Farhan menatap sendu brankar itu.

Reyhan yang sedari duduk di samping brankar Abi tersenyum tipis mendengar ucapan Farhan.

"Besok ada acara pelantikan siswa baru," ucap Genta tiba-tiba.

"Ck, Harus banget bahas itu di sini?" decak Diki kesal.

"Ya gue nggak mau aja, lo pada telat."

"Iya tau, gue besok berangkat jam enam deh," ucap Diki asal.

Genta mendelik, "Bodoamat! Gue cuma ngingetin, nyet!"

"Iya mas Genta, ketos SMA Angkasa yang di gilai wanita-wanita," sindir Diki dengan tampang watados.

"Kampret lo!"

"Jangan berisik setan! Kalo Abi bangun gimana!" sengit Dika kesal.

"Kalo bangun ya baguslah setan!" ucap mereka serempak, kecuali Reyhan tentunya.

Dika menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Anjir! Dahlah males gue."

"Orang bego mending diem!" ucap Diki sengit.

Dika melotot tak terima. " Kalo tau kembaran gue sifatnya kek dakjal gini, udah gue tendang dulu lo dari rahim!"

"Halah, gue kakak lo inget!"

"Gue lah bego!"

"Enggak, gue kakaknya!"

"Gue-"

Gisellea [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang