Let's Love

Love.02 💕

Derit pintu yg terbuka membuat sang adik terjaga dari tidurnya. Perlahan sang adik bangun dari sofa hitam minimalis, tempatnya berbaring.

"Eunnggg...jam berapa ini?",
Jongin mengusap kedua matanya.

"Jam 11 malam...tidurlah kembali Jongin-ah...",
Sang kakak melepas sepatu pantofel nya. Mengganti dengan slipper bulu bentuk kelinci, yg menjadi favouritenya.

"Huh? Malam sekali...Noona pulang dengan siapa tadi?"

"Yixing mengantarku..."
Sang kakak memutari meja makan, dan meletakkan sebungkus plastik berisi oden dan beberapa roti manis.

"Waahh~oden!"
Jongin menyambut antusias makanan kesukaan nya.

"Makanlah..Noona mau ganti baju dulu ya..."

"Yeaayy! Gomawo Noona!"

Sementara sang kakak sudah menghilang di balik pintu kamarnya,
Jongin menyantap dengan lahap oden kesukaan nya. Pizza yg sebelumnya ia pesan, rupanya tak cukup membuat perutnya terisi kenyang.

Junmyeon meregangkan tubuhnya sejenak. Perlahan melepaskan aksesoris dari wajahnya, lalu membersihkan sisa make-up di wajah nya.

Sejenak ia memandang wajahnya di depan cermin riasnya. Perkataan manis Yixing dalam perjalanan pulang tadi, masih terasa menggelitik dalam hatinya.

"Kau cantik sekali malam ini Joon.."

"Maksudmu, aku terlihat cantik hanya saat malam ini saja?"

"Hahaha! Hey, no..bukan begitu maksudku..."

"Lalu?"

"Well..bagiku kau selalu yg tercantik.."

"Mr.Zhang, rayuanmu tak mempan untuk ku.."

"Ouchh...Joon,kau membuatku sedih...hahaha..."

"Yixing-ah!"

"Joon...kau cantik..believed me...seriously, you looked gorgeous tonight.."

"Thanks,Xing..."

"But..i hope this will be the last time, okay?"

"Xing..mianhe...aku paham, kau kecewa..."

"Joon...jika kau kesulitan dalam hal apapun itu..katakan padaku, aku akan membantumu..tolong, jangan perform lagi...aku tahu, kau suka menyanyi..suaramu sangat merdu..aku tak meragukan nya..but..."

"Apa yg membuatmu begitu keras melarangku Xing?"

"Well...i don't know..uhhmm...should i tell you that i'm...jealous??"

Junmyeon terkikik pelan.

"Joon please..ini bukan sesuatu yg lucu..aku rasanya ingin memukul wajah setiap pria di Cafe itu yg memandangmu dengan tatapan yang..."