Magic Cat [Minsung] ✔

Chapter 27 - Balkon Legend ⚠

Minho yang awalnya gelagapan seketika berubah diem kayak manekin challenge. Pandangan pemuda tersebut langsung mengarah ke bawah, lebih tepatnya ke arah selangkangan Jisung yang keliatan sedikit mengembung.

Bangsat!

Jisung ternyata gak boong, dia beneran sange cuman karena ngeliat tubuh telanjang Minho. Secepet itu ya.

Ah ya Minho lupa, Jisung kan gak sepolos yang terlihat, itu anak bahkan sering nonton bokep di rumah, ya meski gak ada yang tau selain Minho.

Tolong kepada orang tua Jisung yang lagi asik di Aussie, jaga anak anda! Jangan biarkan anak TK nyasar ke situs porno.

Ini seriusan dah suasana gak tau kenapa mendadak canggung.

"S-sung lo sange?" si bodoh, isi ditanya lagi. Ini bukan kuis super deal yang pertanyaannya diulang ulang terus.

"A-ah enggak."

Itu juga si tupai malah ngibul. Baru sadar kali makanya ngerasa malu lalu malingin kepala ke samping.

Gak tau dapet dorongan darimana, Minho justru ngemajuin wajahnya perlahan, Jisung yang sadar sontak langsung mundur mundurin kepala.

Gitu aja terus sampek Jisung turun dari kasur, jalan mundur mundur dan berakhir kepentok di pintu yang mengarah ke balkon.

Jadi itu pintu geser yang terbuat dari kaca dan terbalut bingkai kayu, bisa ngeliat keadaan luar dan begitupun sebaliknya.

Inget ya, Minho masih telanjang, bagi yang mau ngintip, silahkan aja. Tapi semoga lehernya bisa kembali ke bentuk semula, capek ngedongkak terus.

Srett...

Percayalah, Jisung sebenernya gak ada niatan untuk kabur, dalam hati dia malah 'iya Ho terus Ho terus, jamah aku!'. Emang bajingan itu tupai satu.

Minho yang udah kepancing nafsu kemudian memperlihatkan reaksi reaksi tubuh, titidnya juga mulai ngaceng.

Bodo amat dah belum dikasih penjelasan, bodo amat dah gak punya hubungan. Yang penting bobol dulu!

Toh Jisung juga mau ya kan, malahan dia yang kayak sengaja ngegoda Minho.

Ternyata menjomblo selama beberapa tahun berbahaya juga ya. Sekalinya poling in lop malah pengen ngewe. Atau cuman Jisung doang yang kayak gini?

Kedua pemuda itu masih nempel nempel di deket pintu balkon, Minho mandang Jisung seolah lagi minta izin untuk melanjutkan kegiatan mereka. Mengerti, Jisung lantas nganggukin kepala.

Seriusan, itu kalau ada orang yang lewat di bawah dan gak sengaja noleh, bisa ketauan kegiatan zinah mereka.

Tapi untung sih posisi mereka agak ketutupan sama balkon, jadi rada samar lah ya. Bisa bahaya kalau sampek ada yang ngerekam dan dijual di pasar bokep. Itu aset mereka woy, harus dilestarikan dan dilindungi layaknya satwa langka.

"Sung gue gak akan bertele tele, lo mau gak ngewe sama gue?"

Minho doang emang.

Kenalan gak berani sampek milih jadi hybrid, ngajak pacaran dugun dugun, eh giliran ngajak ngewe malah lancar banget kayak jalan bebas hambatan.

Jisung mukanya udah memerah padem, meski dia pengen- tapi tetep malu juga lah. Loh masih ada uratnya Sung?

"Y-yaudah." Jisung mencicit pelan sambil malingin wajah ke arah lain. Niatnya sih pengen ngehindarin kontak mata sama Minho, tapi yang ada tindakan itu justru ngeekspos leher mulus si tupai. Seolah menjadi hidangan menggugah selera untuk Minho.

Tanpa babibu karena titid udah tegang, Minho langsung narik paksa pakaian Jisung sampek terlepas kemudian dia lempar gitu aja ke sembarang arah.

"Eunghh..." Jisung melenguh pelan waktu lehernya langsung diserang sama lidah basah yang lebih tua. Tangan Minho gak tinggal diam, dia bawa turun ke resleting celana Jisung kemudian menyusupkan telapaknya masuk ke dalam sana.