Jeon Jungkook
Pintu kamarku terus diketuk berkali-kali sedari tiga puluh menit yang lalu, namun aku tetap tidak menghiraukan.
Aku begitu lelah sekali dan aku ingin istirahat. Kepalaku juga sakit akibat meminum banyak alkohol semalam. Aku ingin tidur seharian penuh, jadi siapa pun yang ada di luar, tolong jangan mengganggu istirahatku.
“Pangeran Jungkook,” suara itu kembali terdengar disertai ketukan pintu yang terus mengganggu pendengaranku. “Pangeran Jungkook.”
Aku mendecak. “UGH! SHUT UP!” akhirnya aku berjalan dan membukakan pintu. Alexander berdiri di sana dengan tegak. Helaan nafas keluar dari mulutku. “Alexander, I can’t talk. I need bed. I’m absolutely and totally blotto.”
Aku mencoba untuk menutup pintu kamar, tapi Alexander menahannya. “Tapi Pangeran Jungkook, Anda memiliki jadwal untuk bertemu dengan Diplomat Perancis pada pukul tujuh. It’s the Queen’s order.”
“Aku tidak mau.”
“Pangeran Jungkook, itu perintah langsung dari Queen Eleanor, jadi Anda harus melaksanakannya.”
Eleanor adalah nenekku. Dan dia juga ratu nya. Aku adalah cucu nya, tapi karena ayahku sudah tiada, jadi aku akan meneruskan tahta kerajaan nantinya. Oleh karena itu, nenek membuatku datang ke Perancis untuk melakukan tugasku sebagai penerus kerajaan.
Tapi—oh, astaga, aku lelah. Sangat, sangat lelah. Seharian kemarin aku sudah mengunjungi berbagai tempat dan bertemu dengan semua orang yang memiliki urusan penting dengan kerajaanku.
Dan sekarang aku kembali diharuskan untuk menemui diplomat? Untuk apa lagi, huh?
Aku menghela nafas dan memijat keningku sendiri. “Hanya itu saja?”
Mendengar itu, Alexander segera membuka buku catatannya dan mulai membacakan isi jadwalku. “Um, pukul delapan tiga puluh, Anda akan sarapan di sini bersama staf Kedutaan; pukul sembilan, Anda akan berangkat ke Polinory Automotive Works.”
Jika sudah mendengar Alexander bicara, pasti tidak akan selesai.
“Pukul sepuluh tiga puluh lima, inspeksi organisasi makanan dan pertanian akan datang kemari dan memberi Anda pohon zaitun—”
“No, thank you.”
“Kemudian pukul sepuluh lima puluh lima, Anda harus mengunjungi Panti Asuhan yang baru dibangun atas nama keluarga kerajaan. Anda akan memimpin peletakan batu penjuru dengan pidato yang sama seperti hari Senin lalu.”
Aku mengangguk. “Lalu, apalagi?”
“Pukul sebelas empat puluh lima, Anda akan kembali ke sini untuk istirahat—oh, tidak, itu salah. Yang benar adalah pukul sebelas empat puluh lima, Anda akan menghadiri konferensi di sini dengan pers.”
“Lalu?”
“Pukul satu tepat, Anda akan makan siang dengan Kementerian Luar Negeri,” Alexander membalik buku catatannya. “Pukul tiga lebih lima, Anda akan menghadiri presentasi dengan plakat.”
“Lalu?”
“Pukul empat lebih empat puluh lima, Anda akan kembali ke sini dan mengganti pakaian Anda dengan seragam untuk bertemu para bangsawan Perancis.”
Aku menaikkan alisku. “Hanya itu?”
“Ya, semua jadwal Anda hari ini sudah seperti yang saya sebutkan. Oleh karena itu, untuk mempersingkat waktu, Anda bisa membersihkan diri Anda terlebih dahulu, sementara para asisten yang lainnya akan menyiapkan pakaian Anda, Pangeran Jungkook.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPTEMBER IN PARIS
Fanfiction[EBOOK PROJECT - FULL VERSION FOR SALE ONLY] Semua berawal dari malam itu. Malam panas di awal musim gugur di Paris pada bulan September yang terjadi di antara kami. Kami bertemu secara tak sengaja di sebuah bar. Di mana saat itu Jungkook sedang men...