بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Terkadang kita perlu mengingat kejadian masa silam, dimana kita dulu bukanlah apa-apa, dan bersyukur karena di masa kini kita mendapatkan hal yang lebih baik dari masa sebelumnya."
A story by IkhyaLilHusna
•Syurga untuk Ummi•
⭐Happy Reading⭐
🌙
Pagi ini cuaca sangat terang, dan udaranya yang sejuk karena semalam kota di turuni hujan. Banyak orang yang beraktivitas seperti olahraga, sekolah, berangkat kerja atau yang lainnya.
Sedangkan Abyan, ia tak bisa melakukan apapun, yang ia lakukan hanya makan dan kemudian tidur.
Seperti sekarang, Abyan yang tengah duduk diam dengan tatapan kosong.
Tatapan yang seakan tidak memiliki gairah hidup, tidak memiliki semangat seperti Abyan yang biasanya.Di ruang rawat Abyan, hanya terdapat Santi yang tengah menemani Abyan. Ralat! Atau bisa disebut hanya duduk diam saja tanpa bicara sepatah katapun pada Abyan.
Sebenarnya apa yang di rahasiakan oleh Santi?
Seorang suster memasuki ruang rawat Abyan dengan membawa nampan berisikan makanan.
"Permisi Bu, ini sarapan pagi buat Abyan. Tolong ibu bantu Abyan makan yah, karena semalam Abyan belum makan," tutur suster itu yang tengah meletakkan nampan berisi makanan di atas nakas.
Santi hanya mengangguk dengan memasang wajah malasnya.
"Abyan jangan lupa makan yah, biar cepat sembuh," kata suster sambil mengelus rambut Abyan.
Tidak ada respon dari Abyan, ia hanya menatap dengan tatapan kosongnya.
"Iya sudah Bu, saya permisi dulu." Suster itu melangkah keluar.
Santi melempar tatapan pada Abyan yang tengah duduk bersandar di brangkar. Melihat wajah Abyan yang tidak biasanya entah kenapa membuat hati Santi ikut merasakan apa yang Abyan rasakan.
Santi melangkah ke arah Abyan dan mengambil mangkuk berisi bubur, kemudian ia meletakkan di pangkuan Abyan.
"Makan sendiri. Jangan manja," tegasnya lalu kembali duduk di kursi samping Abyan.
"Abyan nggak lapar, Ummi," ujarnya dengan nada lemah.
Santi memutar bola matanya malas.
"Kamu harus makan. Kalau kamu nggak makan terus tambah sakit, siapa yang di salahin? Pasti Ummi," geramnya yang melihat Abyan tak ingin memakan makanannya.
Abyan mulai meraba sendok dan mengambil sepucuk bubur di sendoknya. Dengan perlahan Abyan menggerakkan tangannya menuju mulutnya, ia berfikir mudah hanya untuk makan saja, tetapi sasaran sendoknya tidak masuk kedalam mulut, tetapi di tepi bibirnya sehingga mulut Abyan nampak belepotan.
Santi yang melihat Abyan kesusahan itu nampak geram. Dan langsung mengambil sendok yang Abyan genggam dan mengambil mangkok yang berisi bubur itu.
"Lihat! Kamu makan saja susah. Buka mulutnya." Santi menyuapi Abyan walaupun dengan perasaan yang jengkel.
“Ya Allah, Abyan nggak lagi mimpi kan? Ummi suapin Abyan?” gumam Abyan dalam hati yang senang karena ibunya tengah menyuapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syurga untuk Ummi
No FicciónBagaimana perasaan kalian sebagai anak yang tidak pernah diharapkan oleh orang tuanya, terlebih seorang Ibu? Bagaimana perasaan kalian sebagai anak, yang mempunyai cita-cita tetapi orang tua mengekang dan melarang kita. Terlebih seorang Ibu? Dan bag...