23. REAKSI YANG SAMA

166 24 5
                                    

Sela masih berusaha menetralkan detak jantungnya, bahkan dirinya kini sudah sampai di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sela masih berusaha menetralkan detak jantungnya, bahkan dirinya kini sudah sampai di rumah. Ucapan Dimas di parkiran sekolah tadi mampu membuatnya terdiam hingga kini dirinya sudah sampai di dalam kamarnya.

Sebenarnya, bukan kali ini saja tindakan Dimas yang membuat detak jantungnya menjadi sangat cepat. Beberapa kejadian akhir-akhir ini tanpa sadar membuat jantungnya kembali berdetak dengan ritme yang sama seperti dua tahun lalu.

“Gue kenapa sih? Lemah banget sama mantan,” gumam Sela sebelum melepas sweater abu-abu milik Dimas yang masih melekat di tubuhnya.

Gadis itu kemudian hendak menggantung benda itu di belakang pintu kamarnya saat menyadari sesuatu. Tangannya tidak jadi menggantung sweater itu di belakang pintu, dan kini bergerak mengambil paper bag yang berisi hadiah ulang tahun yang diberikan Dimas waktu itu.

Tangannya dengan cepat membuka paper bag itu dan mengeluarkan isinya untuk kemudian ia letakkan di atas kasurnya. Setelah itu Sela kembali mengambil sweater Dimas dan meletakkan ya di samping miliknya.

Matanya membulat sempurna saat melihat dua benda itu. Sama persis, hanya berbeda ukuran saja. Kedua sweater itu sama-sama berwarna abu-abu muda polos tanpa gambar apapun. Namun di bagian dada kiri ada bordir kecil bertuliskan merek yang sama dari kedua benda itu.

“Kok, malah jadi kaya couple sih?” tanya Sela dengan mata yang masih memperhatikan dua benda di hadapannya.

“Gak mungkin 'kan, dia sengaja? Eh, atau malah emang dia sengaja?” Sela menggelengkan kepalanya. Berusaha menepis pikiran jika Dimas memang sengaja membelikannya hadiah yang sama dengan milik laki-laki itu.

Setelah memperhatikan dua buah sweater yang tidak memiliki perbedaan itu, Sela akhirnya mengambil milik Dimas dan menggantungnya dengan hanger di belakang pintu kamarnya. Pada bagian ujung lengan tadi sempat terkena air hujan, jadi Sela lebih memilih untuk menggantungnya sebelum ia lipat lalu dikembalikan.

---

Suasana kelas tampak sudah ramai. Hari Jumat, semua warga sekolah mengenakan seragam yang sama. Sela baru saja memasuki kelas saat teman-temannya tampak tengah bersorak menggoda Desti. Entah menggodanya tentang apa.

Sela langsung merapat pada teman-temannya saat melihat wajah Desti yang sudah merah padam. Mungkin mereka sedang membahas tentang laki-laki.

“Sumpah ya, beruntung gue kemarin gak bawa motor. Jadi bisa pulang bareng Desti,” ucap Lisa yang membuat teman-temannya menoleh bingung padanya.

“Terus, beruntungnya apa?” tanya Tiara yang mewakili suara hati teman-temannya.

“Ya beruntung dong. Nih ya, gue ceritain.” Lisa sempat melirik Desti yang terus saja menundukkan kepalanya karena malu.

“Kemaren kan ujan deres tuh, nah sebelum ujan itu gua udah bilang ke Desti kalo gue nebeng dia buat pulang. Desti langsung ke parkiran tuh, nah gue lari ke kantin buat beli minum. Pas tiba-tiba aja ujan deres, gue masih di dan Desti di parkiran. Terus Desti chat gue, bilang nunggu reda dulu. Gue bilang oke lah. Terus nih ya, pas ujannya udah reda.” Ucapan Lisa terhenti saat perempuan itu tiba-tiba tertawa. Membuat teman-temannya semakin bingung.

Shitty Dare✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang