YAM - 3. Kepergain Aqila?

125 11 27
                                    

WELCOME

AND

HAPPY READING

         Pagi ini Zira memutuskan untuk lari pagi berhubung lagi tidak ada pesanan pisang. Zira berlari dengan satu botol air mineral ditangannya.

Saat berlari tanpa sengaja Zira melihat satu keluarga yang juga tengah lari cuma berlawanan arah dengannya. Keluarga itu melewatinya dengan tawa bahagia. Zira terus memperhatikan sampai kepalanya menoleh kebelakang namun kakinya tetap lari kecil.

Seandainya ibunya tidak gangguan dan seandainya kejadian tiga tahun lalu tidak terjadi, mungkin sekarang Zira merasakan keluarga yang utuh. Punya adik, punya ibu yang normal, punya ibu yang bisa diajak bercerita. Namun itu semua mustahil, Zira tidak akan bisa merasakan hal itu, ia hanya bisa berandai andai tanpa bisa merasakannya.

Saking fokusnya kekeluarga itu, Zira sampai tidak sadar ada batu didepannya. Zira menginjaknya sampai membuatnya hampir terjatuh jika tidak ada orang yang menangkapnya.

Untung ditaman ini sekarang tidak begitu ramai seperti dihari hari minggu. Jika ramai pasti Zira akan sangat malu ditonton oleh banyak orang.

Zira melihat sosok laki laki yang menangkapnya ternyata itu ketua osis yang ia tabrak tiga hari lalu. Tampan, satu kata yang mendeskripsikan cowok ini. kulit putih, hidung mancung, mata sipit, rambut yang ditata seperti oppa oppa korea. Pantas saja ia sangat digemari oleh kaum hawa.

Zira mengggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran yang bersemayang diotaknya. Zira langsung berdiri tegap, dan Arka langsung melepaskan tangannya dari tubuh Zira.

"E...M-Makasi kak." kata Zira gugup.

Arka hanya menatapnya datar lalu kembali berlari meninggalkan Zira. Arka paling malas kalau berbicara sama orang baru.

Entah apa yang Zira pikirkan, ia malah mengejar Arka dan mesejajarkan langkahnya dengan Arka.

"Sendiri aja kak" tanya Zira basa basi. Padahal ia sudah lihat sendiri bahwa arka lagi sendiri.

"Boleh lari bareng?" pertanyaan Zira sontak memberhentikan langkah Arka. Ia menatap Zira dingin.

"Jangan deketin gue" kata Arka tanpa ekspresi.

Zira menunduk, ia sadar diri. Dia tidak pantas berjalan berdampingan dengan cowok primadona seperti Arka. Arka pasti jijik dengannya. Tanpa mengatakan apapun Zira mundur dua langkah dari Arka.

Arka menoleh kebelakang "masalah lo udah banyak, jangan karena lo deket sama gue masalah lo nambah banyak" Setelah mengatakan itu Arka langsung meninggalkan Zira.

🌿🌿🌿

Seorang anak perempuan berusia 9 tahun tengah terbaring lemas, berbagai alat telah  menempel dibadannya. Semua anggota keluarganya menangis, takut jika putri ceria mereka tidak bisa diselamatkan.

Kata dokter penyakitnya sudah sangat parah, hanya ada 1% kemungkinan untuk ia bisa sadar, mengingat penyakitbya bukan cuma satu. Dokter sudah menyerah, bahkan dokter yang dari luar Negeri pun begitu.

Cowok yang menjadi kakaknya terlihat sangat frustasi. Ia gak tau apa yang terjadi jika adik kesayangnnya itu meninggal. Semuanya sudah menyuruh Arka untung mengiklaskan saja kepergian adiknya, karena dokter sudah menyerah.

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang