YAM - 4. Araster?

92 13 37
                                    

WELCOME

&

HAPPY READING




Bel pulang sudah berbunyi, kini saatnya para siswa pulang kerumahnya masing masing.

Zira dan Bila berjalan sejajar menuju parkiran dimana sepeda Zira terparkir. Saat sampai diparkiran, mereka dikejutkan dengan keadaan sepeda Zira yang hancur. Rantai putus, ban bocor, bahkan ada beberapa bagian sepedanya yang dipatahkan. Maklumlah, sepeda tua yang sudah berkarat, Jadi sangat mudah untuk dihancurkan.

Zira masi tak bergeming ditempatnya. Dia begitu syok. Sepedanya rusak, begitu banyak hal yang menjadi beban pikirannya saat ini.

Bagaimana ia pergi sekolah, kalau jalan kaki itu akan memakan waktu. Jika menggunakan sepeda saja Zira telat apalagi jalan kaki? Belum lagi ia harus mengantar pesanan pisang. Ia gak tau harus berbuat apa, mau beli baru juga uang gak ada.

"Siapa sih yang berani rusakin sepeda lo? Awas aja kalau gue tau, gue pites keapalnya!" kata Bila kesal sambil memperagakan orang ysng lagi memites kepala orang.

"Gue. Kenapa? Masalah? Sepeda busuk gitu aja dibanggain. Masak sekolah kita yang elit ada sepeda busuk kayak gitu, seharusnya tempatnya itu di tempat sampah bukan disini!"

Zira dan Bila menoleh kebelakang. Emosi Bila semangkin memuncak saat tau siapa orang yang ngerusak sepeda Zira.

"eh dakinya Arka! Yang lo lakuin itu keterlaluan tau gak. Murahan banget jadi orang, braninya cuma ngelawan orang polos. Sekarang lo harus tanggung jawab!" Emosi Bila sudah pecah. Zira sudah mengatakan kalau dia gak papa, biarin aja. Tapi siapa si yang gak tau Bila. Si mulut pedas yang keras kepala.

"Terus gue harus bilang WOW gitu?" Naura membalas dengan santai, seakan tidak punya salah. Dia hanya memainkan rambutnya yang lurus dengan ekspresi muka yang sok imut. Siapapun yang melihat itu dipastikan akan memiliki keinginan untuk mencakar muka halusnya itu.

Bila yang tak bisa menahan tangannya yang gatal, langsung mendaratkan satu tamparan di pipi kiri Naura.

Naura meringis kesakitan sambil memegang pipinya yang memerah.

Siswa yang masi berada disekolah menonton adegan itu, seakan mereka adalah pemain film drakon.

"Itu belum seberapa. Kalau sampai besok lo belum ngirim sepeda kerumah Zira. Siap siap perusahaan papi lo bakalan bangkrut" Ancam Bila. Bila mengatakan itu dengan serius tanpa ada nada bercanda didalamnya. Ia tahu papanya menanam saham yang sangat besar di perusahaan papinya Naura.

"Bil gak us---"

"Lo diem!" Bila memotong ucapan Zira yang hendak memberhentikannya. Pasti ujung ujungnya Zira bakal bilang "Bila gak usah aku gak papa" alah bulshit! Kadang Bila heran, kenapa ada orang sesabar sahabatnya itu, kenapa?

Naura masi diam. Semenit kemudian ia kembali memasang muka angkuhnya.

"Oke gue ganti, cuma sepeda doang mah kecil. Segudang pun gue bisa belinya" katanya sombong lalu pergi meninggalkan mereka.

Bila yang merasa menang langsung tersenyum bahagia. Sedangkan Zira dia merasa gak enak kepada Naura.

"Muka lo jangan gitu banget napa. Udah bagus gue bantuin. Udah sekarang lo tenang, siap siap besok pakek sepeda baru." kata Bila sambil merangkul bahu Zira.

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang