YAM - 5. Pahlawan kepagian

74 9 10
                                    

WELCOME

AND

HAPPY READING.


"Jadi lo gak bisa anterin gue?"

"Gak bisa bil, aku mau jualan pisang mumpung libur"

"Yaudah deh, gw suruh Zero aja. Lo semangat dagangnya semoga laris"

"Aminn"

"Eh iya btw sepeda lo udah dateng?"

"Udah bil, tiba tiba udah ada di depan rumah aja. Aku jadi gak enak sama Naura"

"Aelah gak papa kali, tu orang pantes digituin. Jangan di baikin mulu entar makin ngelunjak"

"Hehhehe, yaudah segitu dulu ya bil. Nanti pisang aku gosong"

"Oke byee!"

Zira memutuskan panggilan, ia melanjutkan membolak balik pisang goreng yang sudah mencoklat.

Hari ini adalah hari minggu, Zira memanfaatkan waktu luang ini untuk keliling jualan pisang. Maka dari itu ia tidak bisa mnegantar Bila ke mall untuk membelikan kakaknya kado untuk ulang tahunnya.

Oh ya masalah HP, sudah pasti hp itu dibelikan oleh Bila. Awalnya Bila mau membelikan Zira hp Iphone keluaran terbaru, tapi ditolak mentah mentah oleh Zira dengan alasan gak enak, ia tahu harga Hp itu tidak murah. Zira lebih memilih hp yang biasa biasa saja,membawanya juga bisa lebih santai, tidak perlu takut kotor, takut jatuh, takut lecet, takut segala galanya deh.

"Pak Zira berangkat sekarang ya" Zira mencium tangan Bapaknya, tidak lupa untuk mencium pipi yang sudah mulai keriput itu.

"Iya nak, semoga jualannya laris semua"

"Iya pak amin, Zira berangkat ya"

"Hati hati, kalau udah capek istirahat jangan dipaksain" peringat yanto, Zira hanya mengangguk lalu pergi.

Matahari sudah mulai terik, jam sudah menunjukkan pukul 08.03 namun dagangan Zira baru laku 10rb dan sisa sekitar lagi 40rb.

Zira memutuskan untuk istirahat di tempat yang teduh, keringatnya sudah keluar sangat banyak.

"Alhamdulillah, udah dapet 10 ribu. Lumayan bisa beliin ibu martabak coklat" Zira tersenyum manis, dengan uang yang ia genggam dan ditaruh didepan dadanya.

"SERAHIN UANG LO" Zira tersentak kaget, didepannya sekarang ada dua orang preman dengan pisau yang mengacung didepan wajahnya.

"ma-maf pak, tapi aku gak punya uang" Zira sangat takut, badannya bergetar, tangannya mengeluarkan keringat dingin.

"ALAH BACOT LO" preman yang berkepala botak merampas uang sepuluh ribuan Zira sedangkan yang berambut gondrong masi menodongkan pisau didepan wajah Zira.

Zira hanya bisa pasrah, padahal itu satu satunya uang yang Zira punya. Ditempat Zira sekarang ini sepi, tidak ada orang yang berjalan hanya ada para pengendara, tapi tidak ada satupun yang peduli pada Zira. Maklumlah mereka acuh, mungkin mereka pikir ini adalah rekayasa alias penipuan. Mau teriak juga Zira gak mampu, ia begitu takut, untuk bicara saja sangat susah.

Preman yang berambut gondrong melihat lekuk tubuh Zira dan menatapnya dengan tatapan mesum. Laki laki itu menarik senyum smirk nya.

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang