🍃 Si Kutubuku

303 60 0
                                    

🌸
___________________________

🍁


Si Kutubuku


🍁
_______________________

Hana menoleh ketika Seungmin memanggil namanya. Pemuda berkacamata itu tersenyum tulus padanya. Hana membalas senyumannya.

"Selamat ya, atas peringkatmu," katanya.

Hana terkekeh. "Selamat juga atas peringkatmu Kim Seungmin."

Hana mendapat peringkat pertama sedangkan Seungmin menempati peringkat ke tiga.

"Ma-- mau kutraktir makan siang untuk merayakannya? Ini, em-- hari terakhir kita di kelas sebelas," kata Seungmin sambil menunduk.

Sebenarnya tidak enak menolaknya, tapi Hana sudah ada janji dengan Minho.

"Maaf Seungmin, aku sudah ada janji dengan Minho." Hana bisa melihat raut kecewa di mata pemuda itu meskipun bibirnya tersenyum. Buru-buru Hana melanjutkan ucapannya.

"Besok aku ada janji pergi dengan Lixy, kau mau ikut?" tawarnya.

"Em, tidak perlu. Aku tidak mau mengganggu waktumu."

Hana memegang bahu Seungmin membuat pemuda itu mengerjap. "Bagaimana kalau kita buat acara berdua saat liburan nanti, biar liburan kita terasa berbeda?"

"Em-- maksudnya?"

Hana mengeluarkan ponselnya, menyodorkannya ke hadapan Seungmin. "Tulis nomormu di sini, siapa tahu kau butuh teman ke toko buku, atau aku butuh teman ngobrol."

Ucapan Hana sukses membuat Seungmin tersenyum senang lalu menuliskan nomornya di ponsel Hana.

Hana mengambil kembali ponselnya, menatap sekilas nomor Seungmin lalu memasukan ponselnya ke dalam saku."Kalau begitu aku duluan," katanya. Seungmin hanya mengangguk mengiyakan.



Hyunjin masih berjalan santai dengan tangan menggenggam jemari mungil gadis di sampingnya. Jangan lupakan senyuman lebar yang membuat matanya kian menyipit hingga tinggal segaris.

Ia sengaja mengajak Yena kencan di hari pertama liburan semester sebelum ia sibuk bersama kedua sahabatnya nanti.

"Rasanya menyenangkan jalan jalan di taman seperti ini denganmu," ucap Yena, gadis yang sedari tadi berjalan di samping Hyunjin.

Hyunjin terkekeh. "Jadi kau lebih suka jalan di taman dari pada nonton di bioskop?"

Yena menoleh lantas tersenyum. "Iya, di sini udaranya segar dan tidak banyak gadis cantik yang curi-curi pandang melirik kekasihku."

Hyunjin tergelak. Baginya itu bukan hal baru. Sedari dulu sejak ia masih berpacaran dengan Rose, mall dan bioskop memang selalu menjadi tempat yang tidak boleh dikunjungi saat berkencan.

Bukan apa-apa, hanya saja penampilan Hyunjin dan tingkah sok keren pemuda itu selalu membuat para gadis yang ada di sana meliriknya dengan tatapan yang tak biasa.

Hyunjin memang tidak setampan Minho. Tapi kalau masalah cinta dan wanita, dialah ahlinya.

Melihat Yena yang merengut, ia terkekeh mengangkat tangan kirinya, menyelipkan rambut gadis itu ke belakang telinga dengan gerakan lembut.

"Aku 'kan hanya pemuda biasa, mereka hanya melirik sekilas tanpa sengaja, jangan terlalu memikirkannya."

"Perempuan itu suka sama lelaki yang humoris!"

"Karena itu kau menyukaiku?" godanya. Yena hanya tersipu.

Mereka melanjutkan langkah. Tanpa sengaja seorang anak kecil berlari dan menabrak Hyunjin. Gadis kecil itu terjatuh lalu meringis saat pantatnya menyentuh tanah.

Gara-Gara Game [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang