🌸
__________________________🍁
•
•
❇Taman Bermain❇
•
•
🍁
________________________Hana tersenyum ceria saat melihat Minho turun dari motornya. Ia sengaja menunggu Minho di luar rumah, tidak sabar menunggu pria itu berceloteh tentang kesehariannya selama libur.
Ia bahkan sedikit memoles wajahnya dengan make up. Sengaja tidak memberitahu Minho bahwa ia ingin pergi ke taman bermain bersama pria itu.
Minho turun dari motornya. Sempat terpaku beberapa saat ketika melihat Hana menghampirinya, tersenyum padanya, juga penampilannya yang terlihat berbeda. Ia lebih feminim, dengan make up tipis menghias wajahnya.
Setahu Minho, Hana sangat membenci produk make up. Lalu kenapa sekarang gadis itu memakainya?
"Hai, Minho!" sapanya ceria.
Minho tersenyum. "Hai."
"Kau cepat sekali bawa motornya."
"Bukankah Tuan Putri yang menyuruhku cepat?" balas Minho membuat Hana tersipu.
Tanpa sadar tangan Minho terangkat menyentuh pipi Hana, mengelusnya dengan lembut.
"Kau cantik sekali, Han." Tatapannya tak bisa lepas dari gadis itu, Hana semakin tersipu.
"Terimakasih, kau juga semakin tampan dan-- lihat tanganmu." Hana menggenggam jemari yang kini menangkup pipinya. Terasa begitu kekar namun nyaman untuk di genggam. "Olahraga terus hm selama hari libur?"
Minho tersenyum tipis. "Olahraga memang hobbyku-- dan aku sudah tampan dari lahir jika kau lupa."
Hana suka dengan tingkat kepercayaan diri seorang Lee Minho. Itu terlihat lucu di matanya.
"Kalau tidak tampan kau tidak akan suka," lanjut Minho. Sontak saja membuat Hana mendengus.
"Memang siapa yang bilang aku menyukaimu, wlee!" Hana menjulurkan lidahnya lalu tertawa.
Percayalah! Ia hanya bercanda saat mengatakan itu. Namun raut wajah Minho berubah seketika. Ia tidak tertawa sama sekali mendengar candaan Hana. Hana menghentikan tawanya lalu menatap Minho bingung.
"Minho kau kenapa?"
"Kau ... benar-benar tidak menyukaiku?" Hana kembali tertawa kecil. Merasa lucu dengan pertanyaan itu.
"Aku bercanda, Minho."
Minho terdiam membuat Hana semakin bingung.
"Hey, are you oke?" tanya gadis itu. Minho mengangguk dengan mulut tertutup rapat. Tidak menyunggingkan senyum seperti biasanya.
"Ayo berangkat, di rumah juga tidak ada orang."
"Mau ke mana?"
"Taman bermain! Aku sudah lama tidak pergi ke sana," pinta Hana manja. Minho akhirnya tersenyum, mengelus surai gadis itu lembut lalu mengangguk. Ia memasangkan helm di kepala Hana, dengan senang hati Hana menerimanya.
•
•
•Hana sangat antusias saat mereka baru saja sampai di taman bermain. Minho tidak menyangka bahwa ini akan membuat Hana sangat bahagia. Ia pun mencoba melupakan kejadian tadi pagi, mungkin nanti ketika mereka pulang baru akan ia tanyakan.
Ya, mungkin. Karena Minho sendiri belum siap mendengar langsung jawaban dari gadis itu.
Mereka menaiki beberapa wahana. Hana tidak henti-hentinya tersenyum dan tertawa bahagia membuat Minho merasa tenang melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Game [Minsung]
Teen FictionJi Hana tidak pernah tahu seperti apa sosok Lee Minho. Apakah pemuda itu benar-benar seorang gay? Terkutuklah Choi Lixy yang sudah menjadikannya umpan untuk memancing sikap asli Lee Minho keluar dari persembunyiannya. It's Minsung area yuhuuuu !!