🌸
___________________________🍁
•
•
❇Di Taman Kota❇
•
•
🍁
_____________________Vote dari kalian tetap berarti meski nanti ceritanya udah tamat.Jangan lupa baca cuap-cuapku diakhir cerita:)
________________________
Minho menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul dua pagi.Ini sudah larut malam bahkan sebentar lagi pagi, tapi matanya masih tak bisa terpejam. Ia gugup, rasanya tak mau menghadapi hari esok. Ia bahkan sudah berkali-kali ke dapur hanya untuk mengambil minum. Gugup membuat tenggorokannya kering.
Membuka ponsel, ia coba menghubungi Hana. Ia tahu gadis itu pasti sedang terlelap, tapi ia rindu. Meskipun tahu bahwa panggilannya tak akan dijawab, ia tetap melakukannya. Hingga panggilan kesepuluh, baru lah seseorang mengangkatnya.
"Hallo ..." Suara serak Hana. Minho mengerjap kaget. Ia tidak tahu harus bicara apa, ia hanya ingin mendengar suara gadisnya. Hanya itu.
"Yak! Ini siapa? Kenapa menelpon malam-malam!" Minho terkekeh mendengar Hana yang mulai mengomel. Pasti gadis itu mengangkat telpon tanpa membuka mata.
"Hana ..."
Hening.
"Kau pasti sedang tidur nyenyak ya? Maaf aku sudah mengganggu."
"Minho?"
"Iya."
"Ada apa menelponku jam segini, Minho? Aku ngantuk."
"Hanya rindu saja, ingin mendenger suaramu."
"Serius Minho!"
"Aku serius Hana."
Hening lagi.
"Lalu sekarang apa?" tanya Hana dari sebrang sana.
"Tidur lagi sana. tapi panggilannya jangan dimatikan."
"Ya sudah."
Hening lagi.
Beberapa saat kemudian Minho tersenyum. Sepertinya Hana sudah tertidur lagi, Minho dapat mendengar dengkuran halusnya.
Mematikan panggilan, ia pun mencoba memejamkan mata.
•
•
•Dering ponsel membangunkan Minho dari tidur nyenyaknya. Ia meraba samping ranjang untuk mengambil ponselnya yang tengah berdering.
"Hallo ..." Dengan malas Minho menyapa si penelepon.
"Minho, kau masih tidur?" tanya seseorang dari sebrang sana.
Ah, Minho tahu, ini suara Hana. Dengan mata yang masih terpejam, Minho tersenyum. Jarang sekali Hana menghubunginya sepagi ini.
"Iya."
"Ini udah jam sepuluh Minho."
"Hah, benarkah?" Minho mencoba membuka mata lalu menoleh ke arah jam dinding. Ah, benar saja! Sudah jam sepuluh pagi ternyata.
"Kau semalam begadang ya?" tanya Hana lagi.
Minho mencoba bangun, mendudukan dirinya dengan bersandar di dashboard ranjang dan menggunakan bantal sebagai penyangga punggungnya.
"Tidak, hanya insomnia saja."
"Kenapa? Sedang ada masalah?"
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Game [Minsung]
Fiksi RemajaJi Hana tidak pernah tahu seperti apa sosok Lee Minho. Apakah pemuda itu benar-benar seorang gay? Terkutuklah Choi Lixy yang sudah menjadikannya umpan untuk memancing sikap asli Lee Minho keluar dari persembunyiannya. It's Minsung area yuhuuuu !!