🍃 Patah Hati

330 55 0
                                    

🌸
_________________________

🍁


Patah Hati


🍁
_______________________



Minho uring-uringan selama beberapa hari terakhir. Ponsel adalah benda kesayangannya saat ini. Karena yang Minho lakukan setiap hari adalah memandangi ponselnya mengharapkan Hana menghubunginya lebih dulu untuk mengajaknya bertemu.

"Akh!" erangnya tak jelas.

"Kenapa Hana tidak juga menghubungiku? Apa dia melupakan kekasihnya yang tampan ini?"

Saking kesalnya, Minho sampai tidak berselera makan. Andai saja perutnya tidak berbunyi mungkin ia tidak akan makan seharian ini.

Ponselnya berbunyi, buru-buru Minho bangkit dengan senyum cerah. Namun senyumnya pudar saat melihat nama si penelpon.

'Seo Changbin.'

"Untuk apa dia menghubungiku?" gumamnya. Meski malas, Minho tetap mengangkat panggilan itu.

"Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Temani aku minum," jawab Changbin dari sebrang sana.

"Aku masih di bawah umur."

"Kalau begitu, apa saja asal tidak diam di rumah. Ayolah! Aku tidak ingin terlihat menyedihkan!"

Minho mendengus. "Ya sudah. Kita bertemu di tempat biasa."

Panggilan terputus. Minho segera bersiap-siap, ia juga butuh udara segar. Bisa gila jika terus-terusan mengurung diri menunggu telpon dari Hana.

Minho sudah memakai helmnya, dengan kesal ia kembali merogoh ponsel di sakunya. Berharap ada notifikasi pesan dari Hana. Tapi nihil. Gadis itu tak menghubunginya sama sekali

"Apa kau berniat membuatku gila eoh!" Ia membentak layar ponsel yang menampilkan wallpaper foto Hana dan dirinya yang tengah tersenyum.

Sedetik kemudian ia mengelus foto itu.

"Maafkan aku, aku tidak berniat membentakmu," gumamnya pelan. Jika saja Hyunjin melihat tingkahnya saat ini, pasti pemuda itu akan menertawakan kelakuan Minho yang menurutnya jauh dari kata keren hanya karena gadis bernama Hana.

Dibalik penampilan kerennya, Minho memang kadang terlihat konyol jika sudah menyangkut Hana. Gadis itu benar-benar mengalihkan dunianya.

Dulu, Minho selalu meledek Changbin yang terlalu bucin kepada Lia. Sekarang ia merasakannya sendiri.

Karma is real!



Minho sampai di cafe tempat mereka janjian. Di sana sudah ada Changbin dan Hyunjin yang menunggunya.

"Aish, kau terlihat lebih menyedihkan dari yang kukira!" komentarnya melihat penampilan Changbin --yang tampan namun acak-acakan-- dengan tatapan mata sedih.

"Dia melihat Lia dengan pacar barunya tadi," sahut Hyunjin.

"Selingkuhannya maksudmu?" Minho meralat, membuat Changbin mendesah lelah.

"Aku tidak menyangka ia menghianatiku setelah semua yang kulakukan untuknya. Jelaskan apa yang kurang dariku!" ucap Changbin mendrama.

"Kurang tinggi," celetuk Hyunjin.

"Dan kurang pintar," timpal Minho.

"Yak! Kalian berdua ini temanku atau bukah, hah?"

"Aish, dia jadi galak gara-gara putus cinta," kata Hyunjin, pemuda itu masih saja meledek Changbin.

Gara-Gara Game [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang