🍃 Ujian

365 59 0
                                    

🌸
___________________________

🍁


Ujian


🍁
_______________________

Sempat canggung selama beberapa hari setelah kejadian di atap saat itu. Hari ini hubungan mereka kembali membaik.

Hana sudah mau diantar pulang oleh Minho lagi. Biasanya ia akan menolak tawaran pemuda itu dengan berbagai alasan. Salah satu alasan yang sering ia gunakan adalah pulang bersama Lixy. Dan Minho tidak akan memaksakan kehendaknya jika urusannya dengan Lixy.

Bukan apa-apa, ia hanya mengerti bahwa Hana dan Lixy sangat dekat, ia tidak mau mengganggu waktu Hana bersama sahabatnya dan membuat kekasihnya itu tidak nyaman.

Ujian kenaikan kelas tinggal seminggu lagi, semua siswa sibuk belajar, kecuali Hana. Gadis itu terlalu malas untuk belajar. Baginya itu hanya membuang waktu dan menghabiskan energi, toh sekali guru menjelaskan di depan kelas saja ia akan dengan mudah mengingatnya. Mengingat kerja otaknya yang bisa dibilang lebih dari lumayan.

"Aku tahu otakmu lebih dari pintar, tapi ujian tinggal seminggu lagi, kau tetap harus belajar!" ucap Minho sambil melepaskan helm dari kepala Hana.

Hana meniup poninya malas. "Aku tidak suka belajar," jawabnya enteng membuat Minho gemas sendiri mendengarnya.

"Memangnya kau akan belajar?" tanya Hana kemudian.

"Tentu, aku ketua OSIS dan harus memberi contoh yang baik untuk murid lain."

"Uhh ... pantas saja banyak yang suka." Minho hanya terkekeh menanggapi ucapannya.

"Kita akan jadi senior sebentar lagi." Hana kembali bicara.

"Bukankah senior harus memberikan contoh yang baik untuk junior?" Kini Minho bertanya seraya merapikan rambut Hana.

"Ah, kupikir senior itu adalah penguasa sekolah."

Wajah polos Hana ketika mengemukakan pendapatnya membuat Minho gemas dan tak tahan untuk tidak mencubit pipi gadisnya itu, membuat Hana memekik sakit. Meskipun sebenarnya tidak begitu sakit.

Minho mencubit pipinya dengan mesra membuatnya tersipu malu. Kini pipinya memerah, bukan karena sakit tapi karena desir aneh di dalam sini yang membuat pipinya menghangat saat mendapat sentuhan dari Minho.

"Kenapa kau menggemaskan sekali, eoh? Jika saja ini bukan di depan rumah bibimu, aku--- ah sudahlah kau membuatku gila."

Minho mengacak rambutnya sendiri. Sementara Hana malah terbahak mendengar ucapan frustasi Minho.

"Hey, aku bahkan tidak melakukan apapun, tuan Lee Minho."

Ia menirukan gaya bicara Minho saat bicara di atap beberapa hari yang lalu.

Wajah Minho sudah memerah dan itu membuat Hana semakin terbahak.

"Ah sudahlah masuk sana!" Minho mulai mengomel tak karuan.

Hana menghentikan tawanya, lalu menatap Minho dengan lembut. "Baiklah, aku masuk dulu."

Hana berbalik dan meninggalkan Minho "Kau langsung pulang 'kan?" teriaknya saat sudah di depan pintu.

Minho yang masih berdiri di depan gerbang hanya mengangguk sambil tersenyum.

Setelah Hana melambaikan tangan dan memasuki rumah, Minho melajukan motornya. Ia harus pulang dan belajar untuk ujian nanti.



"Mau ke kantin tidak?" tanya Lixy, Hana menoleh lalu mengangguk.

Gara-Gara Game [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang