Waktu Menunjukkan pukul 05:00, Ana baru saja siap sholat shubuh, sebelumnya Ana juga sudah mandi.
Hari ini adalah hari pertama ia menjadi siswa di SMA Tunas Bangsa.
Lagi dan lagi, dan kembali Ana ingatkan lagi, ia memiliki bayangan nyata yang masih tetap mengikutinya.
Ya, Ryan masih ikut bersamanya, sekolah di tempat yang sama, padahal mamanya sudah menawarkannya untuk ikut bersama keluarganya ke London, namun ia menolak.
Ana membuka handpone miliknya, meng-klik aplikasi Whatsapp yang ada disana, sudah ia tebak jika Ryan akan mengirimkannya pesan, lagi pula siapa lagi yang akan mengirimkannya pesan kecuali Ryan?
Iyaan 🐓
Nuhe! lu jangan berangkat sama ayah, gue bakal jemput lu.Ana membaca pesan itu tanpa niat untuk membalasnya.
Waktu menunjukkan pukul 06:00, biasanya ia akan membantu bunda di dapur, bukan membantu masak, hanya membantu mencuci sayuran.
Kini, ia ayah dan bundanya sudah duduk rapi dimeja makan, sudah tertata rapi juga masakan bunda, tinggal menunggu Ryan datang dari rumahnya di sebrang sana.
"Woi Iyan, lama amat sih lo, gue bunda ayah udah kelaperan nungguin elo" jerit Ana dari teras rumahnya
"Sabar elah, kaos kaki gue ilang satu, makan duluan aja sono"
"Ah! Yaudah."
Setelah sekitar lima menit mereka makan, Ryan datang dengan tergesa gesa.
"Ryan, duduk kamu! mau makan nasi atau roti aja?" tanya bunda
"Emm, roti aja deh bunda, Iyan makan di jalan ntar" jawab Ryan
"Ayuk! ayah bunda Nuha pergi dlu ya, assalamu'alaikum" ucap Ana dan langsung saja pergi meninggalkan Ryan ayah dan bunda.
"Kampret lu ye, tunggu bentar oi, roti gue belum jadi."
🌻🌻🌻
Setibanya di sekolah, ya SMA Tunas Bangsa, Ana dibuat terkagum kagum, bukan apa, Ana dibuat melongo karna melihat banyaknya kaum Adam yang..aaah tidak bisa dijelaskan.
Ini hari pertamanya masuk untuk belajar setelah beberapa hari menjalankan MOS.
Ana juga sudah tau apa kelas nya, dan dimana letak kelas nya. Kelas X IPA 2 yang telaknya tepat disamping UKS dan kantin.
Ana dan Ryan berjalan bersamaan menuju kelas yang juga sama, Ana belum memiliki teman perempuan satupun disini, tapi Ryan sudah dapat teman.
Kenapa laki laki mudah sekali mendapatkan teman? Apa bisa kita samakan dengan laki laki yang mudah dapat pacar? Gebetan? Lalu juga mendapat julukan Crocodile ><
"Iyan, bantuin gue nyari temen dong" pinta Ana pada Ryan
"Ikut gue" ucap Ryan dan langsung menarik tangan Ana menuju kelas mereka.
"Nama lo siapa?" tanya Ryan pada seorang gadis manis yang tengah duduk sendiri.
"E.. Em nama gue Vani" jawab gadis itu sedikit gagok.
"Ini temen gue, namanya Nuhana, panggil dia Ana, izinin dia duduk di samping lo" ujur Ryan panjang lebar, padahal ia tak perlu memperkenalkan diri Ana, toh Ana kan bisa sendiri.
Ana langsung duduk di samping Vani, disambut ramah oleh Vani.
"Hai Vani, aku Ana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuhana || Pusing Sendiri
Teen Fiction[ON GOING] FOLLOW AKUN WATTPAD SEBELUM BACA,TAPI GA MAKSA:)) Ana sangat jengkel dengan kelakuan sahabatnya satu ini. Selalu menjemputnya pagi buta tanpa membuat perjanjian. Tentu saja Ana masih berada dalam mimpi indahnya,dan dengan mudahnya sahab...