NPS || 6

36 17 2
                                    

Rasanya ini terlalu cepat, tapi Ana juga ingin cepat cepat.

Hari ini adalah ujian kenaikan kelas untuk mata pelajaran terakhir.

Ana berharap, kelasnya tidak di acak-acak lagi, bagaimana nasib nya jika harus pisah dengan Ryan.

Dibedakan ruang ujian dengan Ryan saja rasanya ingin mati, tidak sekalipun Ana konsentrasi dalam ujiannya, pikirannya hanya Ryan.

Masih sama, masih bersahabat, tapi mungkin orang-orang disekitar mereka menganggap mereka ini sepasang kekasih.

Mereka iyakan saja kalau Ana ataupun Ryan mengatakan "Kami cuman temenan kok"

Memang seperti sulit untuk dipercayai, namun nyatanya memang seperti itu. Di takdirkan untuk selalu berdua,bnamun hanya dalam ikatan Persahabatan.

Kalau dilihat, memang Ana tidak sedikitpun merelakan Ryan pacaran dengan perempuan lain, melarang Ryan untuk dekat deket perempuan lain, rasanya sangat tidak rela, Ryan hanyalah milik Ana.

Namun bagaimana dengan Ryan? sama, sama seperti Ana,vnamun kenapa Ryan tidak mengajak Ana pacaran? Agar Ana tetap bersamanya. Tapi Ryan juga melarang Ana untuk pacaran dengan laki-laki lain.

Ryan takut salah melangkah, Ryan tidak tau isi hati Ana yang sebenarnya, entah-entah saat ia mengajak Ana pacaran, Ana menolaknya, lalu Ana menjauhinya, Ryan tidak bisa membayangkannya.

"Woi!" kejut Tari.

"Gilak! untung gue gapunya riwayat penyakit jantung, ngapain sih lo?!" ketus Vani.

"Malam minggu besok, gua mau rayain ulang tahun gue yang ke 16, kalian berdua wajib dateng pokoknya"

"Ogah!" sambar Vani.

"Van! Lo kok gitu sih!!"

"Bodo'"

"Na, lo dateng ya, acaranya dirumah gue kok, gak gede gede amat, gak pesta juga, apa kata Umma abah gue kalau gue ngadain pesta"

"Iye iye kita dateng" ucap Ana.

"Dan... Gimana kalau kelas X IPA 2 ngadain jalan jalan" saran Tari.

"Gue gak mau, dan kalian dilarang jalan jalan" tegur Ana, Ana tidak mau kalau hal itu sampai terulang lagi.

"Na, jalan jalan disini aja, muncak kek, kek mall kek, gapapa sih kalau cuman ke mall rame rame, pasti seru tuh"

"Bener jugak tuh, kita berangkatnya naik motor aja kek pasukan gitu, lo gak usah kawatir, itu gabakal jadi jalan jalan terakhir kita, ntar kita kita satu kelas naik motornya alon-alon haha" saran Vani pula yang hanya di jawab dia oleh Ana.

Sudah, sudah selesai, ujian mapel terakhir sudah selesai, mereka semua pastinya akan menghabiskan waktu liburan seseru mungkin,buntuk menghilangkan rasa penat yang pasti dimiliki setiap pelajar.

Saat masuk sekolah lagi, bukan X IPA 2 kelas mereka. Semoga saja orang-orang didalam kelas tidak ikut diganti, cukup suasana kelas dan denah kelas saja.

"Nuha! Gimana ujian terakhir lo?" tanya Ryan.

"Hmm.. Dari awal sampai akhir sama aja, biasa aja, gak ada yang luar biasa, pokokny biasa aja, dan lo?"

"Sama kayak lo, hehe"

"Hmm dasar!"

"Kemana kita siang sore sampai malam nanti?"

"Kemana apanya?"

"Gue ngajakin lo jalan, lo maunya kemana?" saat itu juga mata Ana berbinar

"Pulang kerumah, mandi, siap siap, siang ke toko buku, sore jalan jalan, malam ke mall, mau yaa??" mohon Ana.

Nuhana || Pusing SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang