Hari ini Eunra pergi ke rs buat periksa tangannya. Dan sekarang Eunra lagi di ruangan dokter, dia duduk di antara kedua orang tuanya.
Eunra POV
Dokter lagi ngejelasin hasil rontgen tangan gw. “Di sini keliatan tulangnya belum begitu menyatu, masih keliatan ada retakan di sana,” jelas dokter sambil nunjukin hasilnya. Setelah itu dokter kasih nasihat yang sama kaya yang diomongin dokter waktu itu. Gak boleh ini, gak boleh itu. Gw cuma diem aja dengernya.
Setelah selesai, gw disuruh tunggu di luar. Sedangkan Mama sama Papa tetep di dalam gak tau mau ngomongin apa. Gw pun duduk di kursi panjang di ruang tunggu.
~~~~
“Maksud dokter? Anak saya...?” tanya Mama memastikan.
“Iya, anak ibu memperlihatkan gejala depresi ringan. Saya harap ibu dan bapa harus lebih memperhatikannya lagi mulai sekarang, karena jika dibiarkan akan berbahaya. Apalagi anak ibu masih remaja, yang mana merupakan peralihan menuju dewasa dan hormonnya masih belum sempurna, yang membuat perasaannya sering berubah-ubah.”
Papa dan Mama saling bertukar pandang. Mereka terkejut mendengar penuturan dokter.
“Jadi, kita harus bagaimana dok?” tanya Mama.
“Mungkin ibu bisa mulai dari hal kecil terlebih dahulu, seperti membuat makanan kesukaannya ataupun membawanya ke tempat yang disukainya. Hal itu pelan-pelan mungkin dapat membantu. Yang terpenting jangan biarkan anak ibu bersedih. Itulah intinya.”
~~~~
Gw udah sampe rumah. Begitu sampai, gw ngeliat Bang Jin sama Sehun keliatan nungguin di depan pintu. Mereka ngeliat gw tapi gw mengalihkan pandangan. Gw pun masuk terus langsung pergi ke kamar. Tapi gajadi karena Papa manggil.
Gw nengok. “Kamu gak bosen di kamar terus?” tanyanya. Gw diem. Pertanyaan macam apa itu? Ya jelaslah gw bosen.
“Kamu gak mau keluar gitu? Cari udara segar,” katanya. Dalam hati gw ngomong, 'kalo diizinin dari dulu juga gw dah kabur kali'.
Gw gak jawab dan cuma natap Papa.
Papa berdiri terus nyamperin gw. Dia ngasih beberapa lembar uang ke gw. “Sana main, ajak temen-temen kamu.” Papa ngusap kepala gw sambil senyum.
Gw ngeliat Papa bentar abis itu beralih ke uang yang ada di tangan gw. “Oh, yaudah.” Abis itu gw langsung pergi keluar.
Sementara itu di rumah....
Semuanya merasa aneh melihat Eunra pergi begitu saja. Padahal dia diperbolehkan keluar tapi kenapa reaksinya begitu?
Mereka semua saling bertukar pandang, kebingungan. Sampai akhirnya Bang Jin sadar dan berkata, “Pa, itu Eunra sendirian aja gapapa?” tanyanya.
“Udah gapapa, biarin dia sendiri.” Tapi berbeda dengan Mama, dia tidak setuju. Dia khawatir dengan Eunra dan akhirnya dia menyuruh Bang Jin dan Sehun untuk mengikutinya.
“Jangan sampe ketahuan, hati-hati.” Mama memperingati.
Papa yang tidak setuju hanya menghela nafas.
~~~~
Gara-gara mendadak gw jadi gak punya tujuan. Akhirnya gw cuma jalan di sekitaran komplek aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory°KTH ✔
FanfictionPertemuannya dengan seorang pemuda telah mendatangkan ingatan asing yang telah lama terkubur. Ingatan yang entah memang benar adanya atau hanya sekedar ilusi. Sebenarnya ingatan apa itu?