Hari ini adalah hari dimana Eunra dan Taehyung akan tampil di pentas seni yang diadakan di sekolahnya.
Taehyung dan Eunra akan menampilkan permainan alat musik yang diajarkan di tempat les musik nya. Taehyung akan memainkan piano dan Eunra akan memainkan biola.
Eunra sedang duduk di ruang tunggu, dia memangku biolanya sedari tadi. Matanya terus melihat ke arah pintu, menunggu Taehyung muncul dari sana.
“Rara, tinggal dua penampilan lagi, abis itu kamu langsung tampil. Eh, mana Taehyung?” tanya Bu Saeron.
“Emh, gak tau, tadi dia bilang mau beli roti dulu, laper katanya. Tapi sampe sekarang belum balik lagi.” Eunra berdiri lalu menyimpan biolanya di atas kursi.
“Eung, Bu, aku susulin Taetae dulu ya.” Belum juga Bu Saeron menjawab, Eunra sudah lebih dulu berlari untuk menyusul Taehyung.
Bu Saeron menatap kepergian Eunra bingung. Eunra tidak boleh di biarkan sendiri tapi dia tidak bisa menyusul sekarang karena dia masih sibuk mengurus urusan anak-anak yang lain. Akhirnya Bu Saeron memanggil satpam sekolahnya untuk menyusul Eunra.
Eunra menjinjing gaunnya yang membuatnya susah untuk berlari. Dia melihat sekeliling, Taehyung tidak ada dari tadi. Kemana dia?
“Taetae mana sih? Bentar lagi tampil juga!” gerutu Eunra kesal.
Grusukk
Eunra mendengar ada sesuatu di semak-semak sebelah sana. Dia berjalan perlahan menghampirinya.
“Jangan! Itu punya aku, Bum!” teriak Taehyung.
Eunra melihat Taehyung sedang bersama Boem dan Riko disana.
“Nggak! Sekarang ini milik aku! Kamu beli lagi aja sana.” Boem memeluk dua buah roti di tangannya. Sepertinya itu adalah milik Taehyung.
Eunra menggeram kesal. Boem dan Riko memang anak yang nakal. Mereka sering mengambil barang milik anak-anak lain. Dan Taehyunglah yang sering mereka ganggu. Karena Taehyung termasuk anak yang pendiam, dia tidak pernah melawan jika diganggu.
“Bubum! Kebiasaan deh!” omel Eunra, dia melangkah maju, berdiri di depan Taehyung yang sedari tadi diam saja.
“Rara? Ngapain kamu?” tanya Riko.
“Heh, kembaliin gak rotinya! Itu punya Taetae kan?” tanya Eunra.
“Bukan! Ini punya aku, Taehyung udah kasihin ini ke aku,” elak Boem. Dia memeluk roti itu makin erat.
“Bener, Tae?” tanya Eunra kepada Taehyung di belakangnya.
Taehyung menggeleng, “nggak, Boem yang ambil paksa tadi.” Taehyung menunduk saat Boem dan Riko menatapnya kesal.
“Ih... Bubum kebiasaan deh! Kalo mau minta baik-baik kan bisa, kenapa maen rebut-rebut gitu? Gak baik tau, sama aja kaya mencuri namanya!” omel Eunra galak.
Boem dan Riko hanya diam. Mereka kalah jika sudah berhadapan dengan Eunra. Kata mereka juga Eunra galak, dia kaya ibunya yang suka omel-omel terus.
“Yaudah, balikin sini!” Eunra hendak mengambil roti di tangan Boem tapi Boem malah mendorong Eunra sehingga membuatnya jatuh.
“Boem!” Taehyung buru-buru mendekati Eunra.
“Boem, kok malah dorong Rara sih? Ntar mamanya marah gimana?” bisik Riko, dia tahu kalau Ibunya Eunra itu sama galaknya seperti Eunra.
Boem hanya diam saja, sebenarnya dia merasa bersalah. Tapi yang namanya anak kecil, mereka masih tinggi dengan egonya masing-masing.
“Duh, berdarah....” Eunra melihat sikunya berdarah. Dia ingin menangis tapi dia tahan karena dia ingat kalau nanti dia akan tampil. Masa nangis sih, nanti makeupnya luntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory°KTH ✔
FanficPertemuannya dengan seorang pemuda telah mendatangkan ingatan asing yang telah lama terkubur. Ingatan yang entah memang benar adanya atau hanya sekedar ilusi. Sebenarnya ingatan apa itu?