Taehyung berjalan dengan malas. Baru pulang dari taman setelah membeli eskrim sendiri, tanpa Eunra.
Setelah kejadian waktu itu, Taehyung tidak boleh dekat-dekat dengan Eunra lagi. Ibunya Eunra melarang. Taehyung menurutinya karena dia takut oleh Ibunya Eunra.
Taehyung membuka pintu rumahnya perlahan. Begitu terbuka terdengar suara kedua orang tuanya seperti sedang bertengkar.
“Karena anak kamu itu!” Taehyung berhenti melangkah, masih memegang kenop pintu saat mendengar suara ayahnya meninggi.
Taehyung diam saja, tidak berani masuk ke dalam.
“Karena dia perusahaan jadi di ambil alih, kerja sama dari para klien juga batal. Kamu tau kerugiannya berapa?!”
Taehyung tidak melihat dimana orang tuanya, dia hanya bisa mendengar suaranya.
“Mas, dia juga anak kamu. Kenapa kamu begitu?” tanya ibunya.
Brak
Taehyung terkejut. Dia tidak tahu suara apa itu, suaranya terdengar seperti sesuatu yang jatuh.
“Dia bukan anak aku! Dia anak kamu sama mantan kamu dulu!”
Deg
Tangan Taehyung jatuh di udara, tak lagi memegang kenop pintu. Meski masih kecil dia mengerti, sangat mengerti.
Air matanya jatuh. Dia mengingat perlakuan-perlakuan ayahnya kepadanya. Memang, ayahnya lebih menyayangi adiknya dibanding dia. Ayahnya sering memberikan Jihoon mainan sedangkan dia tidak, ibunya lah yang suka memberikan mainan kepadanya. Ayahnya pun sering mengomelinya, bahkan terkadang memukulnya. Taehyung tidak tahu kalau ternyata sikap ayahnya menunjukkan bahwa dia bukan anaknya, Taehyung hanya mengira kalau dirinya nakal sehingga membuat ayahnya lebih sayang kepada Jihoon.
Taehyung mengusap air matanya yang terus turun. Dia menoleh ke arah pintu.
“Gak mau masuk,” gumamnya.
Taehyung berbalik lalu berjalan tak tahu kemana, pokoknya dia tidak mau pulang. Matanya basah, air mata turun membasahi pipinya.
Taehyung melirik jalan raya. Dia ingin pergi ke taman yang ada di seberang sana. Taehyung berhenti sebentar, sebenarnya dia selalu dilarang untuk pergi kesana oleh ibunya. Tapi...
Tanpa pikir panjang Taehyung langsung menyeberang. Tidak sadar bahwa dari arah kanannya sebuah mobil sedang melaju kencang.
Bruk
Taehyung merasa dirinya terdorong. Tangan dan kakinya merasakan perih, Taehyung langsung membuka matanya.
“Rara?!” Taehyung terkejut bukan main saat melihat Eunra tergeletak dibelakangnya dengan darah yang bercucuran di sekujur tubuhnya.
Taehyung panik, dia langsung menghampiri Eunra sambil menangis.
“Rara! Buka mata kamu! Ra... Maaf, Ra... Hiks. Rara...! Bangun!” Taehyung terus mencoba membangunkan Eunra. Eunra membuka matanya tapi dia tidak menjawab ataupun meresponnya, dia hanya menatapnya saja.
Orang-orang mulai mengerumuni mereka, ada beberapa yang memanggil orang tua mereka, ada juga yang menelepon ambulans.
Eunra kembali menutup matanya, Taehyung kembali panik.
“Maafin aku... Rara... Bangun dong... Jangan tinggalin aku, Ra. Hiks.” Taehyung menangis tersedu-sedu. Dia mengingat kemarin-kemarin dia menjauhi Eunra karena ibu Eunra menyuruhnya. Dia makin merasa bersalah saat mengingat wajah sedih Eunra saat kemarin dia menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory°KTH ✔
FanficPertemuannya dengan seorang pemuda telah mendatangkan ingatan asing yang telah lama terkubur. Ingatan yang entah memang benar adanya atau hanya sekedar ilusi. Sebenarnya ingatan apa itu?