****
"Dian, Ini apalagi?" Tanya Leon dengan geram.
"Itu namanya surat, Ayah Leon." jawab Dian dengan cengiran nya.
"Ayah tau ini surat, Kamu ngapain lagi?" Tanya Leon dengan berkacak pinggang.
"Dian cuma di kelas, terus di kasih surat, Dian pikir itu surat cinta dari Levi, eh ternyata gak. Padahal Dian berharap itu surat dari Levi, Kalau dari Levi Behhhhh, Dian otw lari ke Isekai, Dian minta nikah sekalian." Ujar Dian menggebu-gebu, Leon terdiam cengo, rahang nya melemas, Astagaaa Leon ingin di tenggelam kan saat ini juga.
"Kamu kalau halu pergi aja deh Dian, Ayah aja minggu depan nikah sama park min young Diam aja tu." Balas Leon tak mau kalah, sekarang Dian yang di buat melongo.
"Ayah kok bisa tau Park Min Young?" Pekik Dian kaget.
"Astaga, suara kamu bisa gak di pelanin sedikit, Budeg ni kuping ayah." Ujar Leon
"Ayah kenapa bisa tau?" Desak Dian kini menghampiri Leon yang sudah duduk di kursi.
"Tau dong, Kan dia calon Mama kamu." Sahut Leon santai.
"Ayah gak usah halu." Pekik Dian kesal, Bisa-bisa nya sang ayah kenal korea.
"Kamu juga halu, mana gepeng lagi." Pekik Leon kesal.
"Dian wajar. Kan dian masih muda."
"Jadi kamu anggap ayah udah tua gitu?" Sahut Leon dengan mata melotot ke arah Dian.
"Kan ayah emang tua, Astaga ingat umur ayah." Rengek Dian kesal.
"Umur ayah masih 37, Dan ayah masih ganteng, Teman-teman kamu saja banyak yang kaget kalau Ayah ini Ayah kamu." Sahut Leon dengan sombong.
Karna memang begitu, Meskipun Leon sudah kepala 3, Tapi aura nya masih sangat tampan, Selain ia menjaga kebersihan, Ia selalu merawat diri agar selalu terlihat muda.
"Ck, Karna ayah selalu bergaya seperti anak muda, Duh ayah, Tolong ya pakaian ayah sesuai kan lah dengan umur." Ujar Dian semakin kesal.
"No, Nanti calon mama kamu ilfil sama ayah." Dian kembali cengo, Astagaaa kenapa malah ayah yang halu batin Dian.
Dian menatap Leon kesal lalu beranjak hendak pergi, Namun pergerakan nya terhenti karna Leon menahanya.
"Mau kemana kamu? Ayah belum selesai ya Dian."
"Aduh ayah Leon, Dian gak punya waktu ladeni halu ayah yang kele_"
"Siapa yang halu, Ayah cuma nanya, Itu surat kamu kenapa lagi." Tanya Leon galak.
"Tadi dian berantem sama teman crwek di sekolah." Ujar Dian santai.
"Sekarang masalah nya apa lagi?" Tanya Leon dengan nada rendah.
"Itu cewek ambil posisi duduk Dian di kantin seenak jidat,, padahal Dian tinggal sebentar ambil minuman."
WTF, Cuma gegara itu? Pekik Leon dalam hati, Astagaaa Leon ingin sekali membuang anaknya ini, Tapi dia sudah terlanjur sayang.
"Kamu berantem cuma karna itu?" Tanya Leon dengan melemah, Ingat kan Leon bahwa dian adalah anaknya 😭
"Ayah bilang ini cuma? Cuma ayah bilang? Ayah gak tau sakit hati Dian, Makanya ayah bilang cuma, Dian sakit hati tau yah," Ujar Dian dengan kesal.
"Mending sekarang kamu pergi dulu." Ujar Leon pusing, Kalau ia lanjutkan bertanya, Dian akan semakin ngelantur jawab nya.
Sungguh Leon terkadang frustasi dalam menghadapi sikap dian yang berubah-rubah, Ia selalu saja di panggil ke sekolah, Bukan nya panggilan prestasi sang anak, Tapi malah panggilan ulah kelakuan bar-bar nya
*****
Happy readyng 💜
Cukup segini dulu 🤗
Hallo Dian'Fmly 😙
Kalian mau jadi keluarga dian gak? Kalau gak biar jadi keluarga author aja wkwkwk
Seetelah membaca budayakan tekan tombol bintang ya, Selagi gratis kalian juga dapat pahala
Kritik dan saran dari kalian sangat author butuhkan, Tapi jangan di hujat karna hati author masih lemah dengan hujatan, Okeyyy? Hwoghheyyyyy
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANDE
Teen FictionGue hidup hanya untuk ayah, Dan dunia gue hanya ada ayah, Ayah, Ayah dan ayah. Ayah bisa menjadi ibu, Sahabat dan kakak di setiap waktu, Ayah adalah manusia paling pengertian di dunia ini, Dan ayah selalu menjadikan gue sebagai prioritas utama di...