35. Surat Lekha

82 7 0
                                    


Para angin sore yang sejuk berhembus lembut merembas ke pori-pori kulit pria maskulin dengan rambut hitam bermode undercut bernama Candra Wijaya. 

Ditemani suara pepohonan yang menggerisik Candra duduk termenung di teras rumah Lekha sambil meratapi nasib yang sedang menimpanya.

Bagaimana tidak !?

Bayangkan saja, wanitanya dilamar orang lain dihari yang sama saat ia berniat melamarnya, jodoh yang ia nantikan bertahun-tahun lamanya barusaja dilamar orang lain tepat di hadapannya.

Candra duduk kaku dengan kedua siku bertumpu di atas pahanya, kepalanya menunduk menyembunyikan mata merah yang melahap amarah, menatap kosong ke arah keramik persegi berwarna putih yang ia pijak.

Pikirannya berlarian kemana-mana.

Setiap kenangan, harapan, angan-angan dan mimpinya untuk hidup bersama dengan Lekha berputar secara acak seperti film rusak didalam kepalanya.

Jujur Candra merasa hilang harapan

~~~~~~~

---- tok tok tok ----

"Lekha buka pintunya ! Biarkan bapak masuk, bapak ingin bicara denganmu !! Lekha buka pintunya nak!!"

Sang ayah menghela nafas berat sambil memijat kepala didepan pintu kamar putrinya.

'Haissh sedang apa dia didalam ??'

Sebenarnya sang ayah sangat khawatir. Sejak kepergian Firman dan walinya, Lekha langsung mengunci diri di kamar dan sekarang tak terdengar apapun di dalam. Lekha sekarang sedang tidur atau apa ?? sekilas terlintas di pikiran sang ayah 'Jangan-jangan dia bunuh diri,, itu mengerikan !!'

Lalu....

'Oh iya !! Pemuda itu ??'

Sang ayah teringat dengan Candra yang enggan masuk kedalam rumahnya tadi. Sang ayahpun menghampirinya keluar.

Pintu rumahnya sengaja tidak dikunci, karena sang ayah membiarkan Candra jika ia mau masuk kapan saja.

"Nak.. Masuklah
Akan kubuatkan min----??"

Ucapan sang ayah terhenti saat menatap bangku itu tlah kosong, disentuhnya pun sudah dingin, berarti sudah lama Candra meninggalkan tempat yang ia duduki tadi. Sang ayah mencari-carinya ke samping kanan dan kiri rumah, ternyata tidak ada. Bahkan sang ayah menghampiri jalanan yang mungkin Candra lewati dengan harapan masih bisa melihat bayangan kecilnya, namun nihil... Candra sudah tak ada juga.

'Kemana perginya ??'

Karena tak memperoleh apapun sang ayah memutuskan untuk pulang.

'Kenapa jadi rumit begini? Haah.... jadi orang dewasa memang berat !'

Keluh sang ayah yang melangkah lemas menuju rumah. Kepalanya pusing dirundung gegana.

---- CriEETT ----

Pintu utama rumah Lekha berdecit saat sang ayah masuk. Sang ayah begitu haus ia langsung melangkah menuju dapur yang pintunya berada lurus dari pintu utama. Belum sampainya di dapur, langkahnya terhenti melihat pintu kamar Lekha sudah terbuka. Sang ayah langsung berlari menghampiri kamar putrinya.

"LEKHA ?!"

agak terkejut, Lekha terbelalak melihat ayahnya tiba-tiba masuk dan berteriak memanggilnya. Namun itu hanya sebentar, Lekha kembali fokus memandangi kotak kecil berwarna merah yang ada di tangannya itu lagi.

Hati sang ayah menghangat, ternyata putrinya tidak apa-apa pikirnya. Dengan senyuman ringan sang ayah melangkah masuk.

"Kau sudah besar rupanya !"

MENDADAK JADI FUJOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang