Chapter 1

19.6K 945 26
                                    

Dika membaca buku buku yang berisi materi dengan teliti dengan suasana kelas yang hening membuat Dika semakin konsentrasi dengan bukunya, murid yang lain pun belum datang dan suasana hening seperti ini yang Dika suka.

"pagi pagi udah rajin aja lo baca buku" ucap Noval yang entah kapan datang dan berucap kepada temannya yang asik baca buku.

"berisik lo ah! Baru juga pagi" balas Dika yang masih asik baca bukunya.

"yee lo aja kerajinan, baca buku mulu. Makanya hidup itu dibawa selow aja dong Dik" sambung Noval.

"dibawa selow biji mata lo! Kalo gue gak belajar ntar gue jadi apa? Gelandangan? Lo mah enak udah kaya, sambil ngupil aja duit dikasih" balas Dika sedikit kesal dengan Noval yang emang notabenya murid yang gak suka belajar dan suka bikin ribut doang, dan sialnya sahabat Dika.

"lo tuh udah pinter Dik! Peringkat satu mulu malah, belajar buat apa lagi. Gue yang liat lo belajar aja mumet" Noval meraih buku yang Dika baca terus menutupnya yang membuat Dika seketika jengkel dengan sikap Noval.

"eh lo kalo bego bego aja sendiri, jangan ngajak ngajak gue" balas Dika kesal.

"anjir lo ya, bego bego gini kalo gak ada gue hidup lo ga berwarna Dik, dimana lo bisa nemu temen kek gue. Gue tuh ibarat pelangi yang warnain hidup lo yang ngebosenin ini" balas Noval sok melakonis dan geplak kepala Dika waktu dikatain bego, tapi Noval emang sadar kok dia bego tapi emang dasarnya suka ngajak ribut aja makanya geplak kepala Dika, dia suka aja jailin Dika kaya gini.

"eh lo babi jijay gue, dan juga berani beraninya geplak pala gue. Lo sengaja mau bikin otak gue geser trus jadi bego gitu? Segitu nya lo ngiri sama otak gue yang cemerlang" walau Dika memang anak pintar tapi dia tak seperti anak anak pintar di cerita cerita novel yang baik, santun, bertatak rama, dan diem kalo ditindas, kaya saat ini misalnya. Big no! Walau dia pintar dia juga seperti anak lainnya yang bisa berkata kasar.

"suka suudzon aja lo tai" dan saat Dika dan Noval lagi asik jahil jahilan satu sama lain murid murid yang lain mulai berdatangan termasuk sahabat mereka yang satunya lagi.

"Pagi Dik! Pagi Val!"

"Pagi Janu!/ Pagi!" balas Dika dan Noval bersamaan. Ya itu Janu, salah satu sahabat Dika juga. Dika, Noval, dan Janu adalah sahabat, mereka mulai berteman dari pertama kali mereka memasuki sekolah SMA, dan tak terasa sekarang mereka sudah menginjak kelas 3 yang artinya tidak lama lagi mereka akan segera lulus.

"muka lo kenapa kesel gitu Dik?" Janu merasa penasaran ada apa dengan Dika yang pagi pagi sudah terlihat kesal.

"biasalah Nu, si anak piyak satu ini gangguin gue belajar" sahut Dika.

"enak aja muka ganteng plus sangar ini dikatain anak piyak, gue mah yang ada predator, bisa bisa lo gue terkam" sahut Noval yang merasa tak terima.

"kalo lo predator mah hidup di rawa aja sana lo, ngapain sekolah gak guna juga!" balas Dika yang otomatis mendapat jitakan dari Noval.

"lo mah ya kecil kecil mulut kasar! Bikin gregetan aja!" dan Noval kembali menjitak Dika.

"sakit bego!!" ucap Dika kesal dan berlanjut dengan saling menjitak.

"haha, udah Dik gak usah di ladenin lagi, lo tau kan sifatnya Noval kek gitu makin diladenin makin seneng dia" ucapnya menengahi sambil terkekeh melihat tingkah kedua sahabatnya.

*****

KRIIIIINNGGG

"yuk ke kantin" ucap Noval bersemangat kepada kedua sahabatnya.

"ayo" jawab Janu yang berdiri dari tempat duduk nya yang berada di sebelah Dika. Dan Dika juga ikut berdiri dan ikut menuju kantin.

Setelah sampai di kantin mereka memesan makanan dan segera duduk, Janu duduk di depan Dika sedangkan Noval duduk di sebelah Dika.

"oh iya! Gimana soal masalah ayah lo Nu?" tanya Dika di sela sela makan. Janu yang tadinya ingin menyuap makanannya kembali menaruh sendoknya di mangkok.

"ayah gue tetep maksa gue buat ngurusin kantor dia sehabis lulus nanti, gue gak bisa apa apa!" jawab Janu terlihat pasrah.

"emang lo gak bisa bilang baik baik ke bokap lo kalo lo gak mau? Lo kan punya cita cita sendiri" kali ini Noval yang bersuara yang membuat Dika juga penasaran akan jawaban Janu.

"gue udah bilang, bahkan beribu ribu kali! Tapi kalian tau lah sifat keras kepala ayah gue" jawabnya.

"ayah lo pasti ada alasannya kok, disamping itu pasti alasan ayah lo itu buat kebaikan lo kok Nu" ucap Dika mencoba menenangkan.

"udah ah apa sih ini pada melow!" ucap Noval tiba tiba di saat yang gak tepat, ini anak memang ngeselin tak tau keadaan temen yang lagi sedih.

"minta baksonya dong Dik punya gue dah habis" ucap Noval yang dengan kurang ajar langsung mengambil bakso yang ada di mangkok Dika tanpa persetujuan dari empunya.

"eh anjing! Gue suka baksonya malah lo makan, balikin!" ucap Dika tak terima.

"yah udah gue makan, mau gue balikin?" ucap Noval dengan muka sok bego dan mengeluarkan kembali bakso yang sudah dia masukin kemulutnya.

"ih ogah! Jorok banget lo!" balas Dika kesal. Janu hanya bisa tertawa melihat kelakuan meraka bedua yang selalu saja ribut.

Saat makan dan dalam diam Dika menatap kearah Janu yang sedang fokus makan, ia menatap wajah Janu beberapa menit, ia merasa ikut sedih dengar cerita dari Janu tadi, tapi dia tak bisa apa apa dan ikut campur. Tapi di sisi lain Dika selalu senang bisa melihat Janu setiap hari, dan bersama seriap hari di sekolah. Kedua sudut bibir Dika tertarik ke atas menggambarkan sebuah senyuman yang hanya Dika yang tau arti dari senyuman itu.

*****

To be continued

Semoga suka ya sama ceritaku~~
Jangan lupa kasih vote dan komennya ya guys😁

It's Love! [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang