Chapter 6

5.3K 538 20
                                    

Dika baru saja sampai ke sekolah, Dika bejalan pelan di koridor sekolah dan nampak beberapa murid murid lain juga sudah datang ke sekolah. Tak lama akhirnya Dika sampai di depan kelasnya, tetapi baru saja Dika ingin melangkah masuk seseorang menepuk pundaknya membuat nya berhenti tepat di pintu kelas. Dika mencoba menoleh dan ternyata yang menepuk bahunya adalah Noval.

"pagi Dik" ucap Noval sambil tersenyum.

"pagi Val" balas Dika yang juga ikut tersenyum ke arah Noval.

"mata lo kok ada lingkaran hitam nya gitu? Pasti kurang tidur akhir akhir ini" ucap Noval yang menyadari lingkaran hitam di sekitar mata Dika. Ya benar saja semenjak dia dan Janu tidak saling bertegur sapa Dika jadi sering susah tidur dan begini lah jadinya.

"ya gitu lah" balas Dika seadanya.

"lo seharusnya khawatirin diri lo Dik, jangan kek gini" ucap Noval sambil mengelus rambut Dika pelan. Ia merasa khawatir terhadap kondisi Dika.

"iyaa ntar gue bakal banyak istirahat, gak perlu khawatir" balas Dika sambil tersenyum agar Noval berhenti khawatir kepada nya, ia tak mau sahabatnya terlalu khawatir kepadanya. Dan saat Noval masih mengelus kepala Dika tiba tiba Janu melewati mereka memasuki kelas dengan wajah dinginnya sambil menyenggol bahu Noval lumayan keras hingga membuat Noval sedikit tergeser.

"apaan dah tuh anak" ucap Noval yang merasa tak terima dengan sikap Janu barusan dan berniat untuk menghampiri Janu, tapi baru selangkah Dika menahannya.

"udah lah Val, mungkin Janu lagi badmood makanya kaya gitu" ucap Dika yang mencoba menahan Noval agar tak menghampiri Janu, ia takut Noval memarahi Janu akan hal tadi dan membuat mereka berkelahi.

"lo ga liat tadi dia nyenggol bahu gue dengan kurang ajarnya?" tanya Noval tak terima.

"iya liat, tapi udah lah Val mending kita duduk aja sekarang" balas Dika sambil menarik Noval ke tempat duduk mereka, dan Dika lupa memberi tahu satu hal, Janu yang awalnya duduk di sebelah Dika semenjak masalah salah paham waktu itu Janu memilih bertukar duduk dengan teman yang lain, dan Dika yang melihat hal itu hanya bisa sedih dan kecewa.

Dika yang masih memegang tangan Noval untuk menyeret anak itu di tatap tajam oleh Janu yang tak disadari oleh Dika sendiri, sedangkan Noval yang menyadari tatapan tajam Janu hanya membalas menatap tajam pula ke arah Janu.

****

Beberapa minggu kemudian~~

Dika sudah melewati beberapa minggu dan bahkan sudah melewati ujian akhir kelulusannya, dan tak terasa dua hari lagi ia akan lulus dari masa SMA nya dan itu membuat Dika bahagia seperti murid murid yang lainnya.

Tapi di sisi lain Dika juga merasa sedih karena ia semakin jauh dengan Janu, ia masih belum berani berbicara kepada Janu. Bagaimana Dika sanggup kalau nantinya Janu akan membencinya bahkan jijik kepada Dika jika ia mengatakan hal yang sebenarnya kalau ia menyukai Janu, itu tak semudah yang kalian pikir. Dika masih belum bisa menerima konsekuensinya, terlalu berat untuk Dika. Ia menghela nafas berat, dua hari lagi hari kelulusan dan ia masih belum baikan, itu membuat hati Dika resah. Bagaimana Jika Dika tidak berani selamanya dan Janu juga tidak akan berbicara padanya selamanya? Apa sudah saat nya Dika untuk bicara?

"woy tai!" ucap Noval tiba tiba yang membuat Dika amat terkejut.

"apaan elah?!" balas Dika sambil mengelus dadanya.

"elu dari tadi ngelamun mulu, takutnya kemasukan jin banci simpang empat aja" balas Noval sambil cengengesan.

"enak aja kerasukan banci, elu aja kali yang kaya banci" ucap Dika sewot.

"banci apaan gagah begini, noh liat tangan gue" balas Noval tak terima sambil memperlihatkan otot tangannya yang lumayan besar.

"apaan itu mah masih kecil, kalo yang gede mah kaya om deddy corbuzier tuh baru gagah" ucap Dika.

"emang lo mau badan gue segede om deddy?"

"iihh ogah gue temenan sama lo kalo badan lo segede gitu, jijik gue" balas Dika, ia memang tak terlalu suka melihat orang yang memiliki otot yang terlalu besar.

"tapi tadinya bilang otot besar yang gagah" balas Noval tak mau kalah.

"bodo amat ah! Serah lo" balas Dika. Tanpa Dika dan Noval sadari Janu menatap tajam ke arah mereka, seakan tidak suka akan suatu hal.

Hari ini kelas free alias jamkos karena telah melewati ujian akhir dan sudah mendekati hari kelulusan. Bel pulang sekolah telah berbunyi sedari tadi, dan sekarang Noval dan Dika sudah berada di parkiran. Dika mengajak Noval ke kost an nya untuk membicarakan sesuatu jadi kali ini Dika ikut naik motor Noval untuk pulang ke kost nya bersama Noval.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di kost Dika dan segera masuk. Dika duduk di tempat tidurnya yang diikuti Noval.

"jadi lo mau ngomong apa?" tanya Noval penasaran sambil menatap ke arah Dika.

"hmm apa udah saat nya gue ngomong ya sama Janu?" ucap Dika to the point dan memperlihatkan raut serius nya kepada Noval yang berada duduk di hadapannya.

"iya deh kayanya, lo gak bisa diem lama lama, gue yg dari kemarin kemarin coba bujuk Janu aja dia gak mau dengerin gue. Mungkin dia mau lo langsung yang ngomong" balas Noval yang ikut serius.

"sebenernya gue belum berani, tapi kalo gue diem terus nanti yang ada gue yang bakal nyesel" balas Dika dengan suara yang memelan.

"iya, sebaiknya lo jelasin baik baik ke Janu, walaupun sampai saat ini gue amat sangat penasaran masalah lo apa dan lo belum cerita ke gue tapi gue tetep support lo. Dan gue yakin Janu bisa maafin" ucap Noval sambil menepuk bahu Dika pelan seakan memberi kekuatan untuk Dika agar Dika bisa berani untuk mengatasi masalahnya.

"ya, kayanya gue harus ngomong sama Janu"

*****

Ayoo Dika kamu harus berani supaya masalahnya cepet selesai!

Seperti biasa jangan lupa kasih vote dan komennya😁

See you👋👋

It's Love! [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang