Epilog

354 40 7
                                    

Sheza duduk di bangku taman perumahan dengan memangku sebuah gitar akustik kebanggannya, gitar yang sudah menemaninya sampai saat ini, sampai ia menjadi dirinya yang sekarang, menjadi seorang Sheza yang dikenal hampir semua orang di Indonesia sebagai penyanyi band yang memiliki kisah hidup menarik, serta seorang Youtuber bertemakan supranatural.

Jemarinya menjentikkan setiap senar demi menciptakan alunan musik akustik yang menenangkan jiwa di sore hari yang cerah, di antata hembusan angin dan gemerisik dedaunan pohon oleh angin itu. Ia memainkan Eight milik IU dan Suga-BTS dan menggumamkan liriknya dengan suara lirih, sekedar untuk memberi warna tambahan pada musiknya.

Tidak, Sheza tidak sedang mengamen di taman perumahan. Ia hanya menginginkan suasana baru untuk hati dan pikirannya setelah tiga hari kemarin ia hanya bisa berbaring di kasur kamar. Baru pagi tadi kondisinya stabil dan pulih, dan sore ini jari dan pita suaranya sudah rindu untuk bermusik dan bernyanyi. Tapi, lihatlah. Belum ada satu menit, pengunjung taman mengelilinginya.

Menyadari hal tersebut, Sheza pun mengeraskan suaranya dan mulai bernyanyi dengan lantang, tak seperti sebelumnya yang terdengar seperti gumaman saja.

"Wah, wah. Mau kencan diem-diem malah ngundang banyak perhatian."

Permainan Sheza terhenti seketika, kala mendengar suara lelaki yang sudah lebih bernada dan beremosi, tak seperti dulu di masa SMA ketika Zacky hampir sulit menunjukkan perasaan dengan suaranya kecuali saat bernyanyi. Tentu saja, kehadiran Zacky dan ucapannya membuat beberapa orang terlihat canggung.

"Join."

Sheza terkekeh-kekeh dan mengangguk. Kemudian, ia pun memulai kembali permainannya dari awal, kali ini dengan gaya yang sedikit berbeda, dengan ketukan pada badan gitar akustiknya.

Anggaplah Sheza yang bermain guitar, tapi pembagian suaranya sesuai sama kedua bersaudara itu 😁

"Forever we young..."

Dengan sedikit decresscendo, Sheza dan Zacky mengakhiri penampilannya.

Tepuk tangan meriah terdengar riuh di sekeliling mereka. Tanpa mereka sadari, telah banyak orang-orang di taman perumahan itu yang berkerumun di sekeliling mereka untuk menikmati penampilan sederhana dan tak terencana. Mereka terlalu menikmati permainan sendiri, membuat mereka benar-benar tidak sadar bahwa banyak orang menonton.

Sedikit ucapan terima kasih untuk membubarkan orang-orang, beberapa meminta berfoto dengan mereka sebagai dua anggota Shzyne, bahkan beberapa meminta izin untuk mengunggah video penampilan mereka barusan di media sosial dan Youtube mereka. Yah, Sheza dan Zacky tak keberatan. Hanya saja, setelah ini, mereka harus bersiap-siap menerima caci-maki dari Si Kembar, Nessa-Nevan.

Kini, hanya tersisa mereka berdua, duduk bersebelahan dengan Sheza menyandarkan kepalanya pada lengan Zacky. Kepalanya tak sampai ke bahu Zacky. Dalam tiga tahun, Zacky bertambah tinggi dengan sangat pesat, sementara dirinya masih mungil. Penyakitnya membuat pertumbuhannya agak terhambat.

"Si Kembar jadi berangkat hari ini?" tanya Sheza.

Zacky mengangguk. "Udah di bandara dari siang. Gue cuma nganter sampe depan, dan mereka titip salam buat lo."

Sheza mendengus. "Kalau nggak kambuh, pasti gue susul mereka ke bandara, meski pake Damri sekalipun," cicit Sheza. "Ayah dan Ibu bener-bener makin protektif, nih."

Zacky mengusap puncak kepala Sheza. "Makanya, lo jangan aneh-aneh. Pake segala diem-diem ikut gue daki Pangrango-Gede." Ia bisa mendengar Sheza berdecak. "Yah, gue juga salah, sih, gara-gara ngizinin lo ikut gue. Untungnya gue nggak dibunuh ayah lo." Dia terkekeh-kekeh.

Sheza menyamankan posisi kepalanya. "Zack, gue keterima di Padjajaran, kayak lo."

"Hah?! Serius?!"

Sheza mengangguk dan menegakkan tubuhnya, lalu ia menatap Zacky dengan memberikan sebuah cengiran. "Awalnya, Ayah-Ibu nggak ngijinin gue kuliah, 'kan? Tapi, pas gue kasih selebaran hasil ujian masuk Padjajaran, mereka cuma bisa menghela napas, dan akhirnya gue diizinin kuliah." Ia tertawa lirih.

"Lo ngambil apa jadinya?" tanyanya.

"Sunda," jawab Sheza. "Uhuk! Uhuk!"

"Nah, 'kan." Ia mengusap punggung Sheza yang melengkung. Tangan Sheza sudah meremat dada yang terasa sakit. "Yuk, ah. Balik." Sheza masih menenangkan diri. Rasa sakit itu melemaskan kedua tungkainya. "Gue gendong, nih?"

Sheza mengangkat kepala dan mengangguk dengan memasang wajah imutnya.

"Elah. Bilang aja terus terang, sih."

Zacky bergerak meninggalkan kursi, lantas berjongkok di hadapan Sheza untuk memberikan punggungnya. Sheza merayap di sana, melingkarkan kedua tangannya di leher Zacky, lalu membenamkan wajahnya pada ceruk leher Zacky yang hangat. Sementara ia menyelempangkan gitarnya di punggungnya.

Sheza menghirup aroma Zacky yang selalu membuatnya nyaman dan tenang. Bahkan, tanpa obat-obatan pun, ia bisa menenangkan jantungnya yang sulit tenang akhir-akhir ini. Lalu, sekelabat rasa takut menyeruak keluar dari benaknya, membuatnya menatap tangannya. Sedikit fokus di sana, dan ia dapat melihat aura miliknya. Masih abu-abu yang sama dengan tiga tahun lalu saat ia dalam kondisi terburuknya.

"Jangan mendengus di leher, geli."

Sheza terkekeh-kekeh. "Bau lo enak. Gue suka."

"Gila. Mesum banget, sih," tukas Zacky. "Ja, lo nggak apa-apa? Gue bisa ngerasain jantung lo berdetak keras banget. Sakit, nggak?"

Sheza menggeleng dan kembali membenamkan wajahnya di ceruk leher Zacky. "Gue deg-degan gara-gara lo, bege." Sheza terkekeh-kekeh. "Love you, Zack."

Saat itu, ekspresi Zacky yang tak pernah dilihat Sheza pun terbentuk. Rona merah padam yang selama ini belum pernah Zacky tunjukkan pada siapapun, bahkan pada kekasihnya. Sebab, sejak mereka berpacaran, Sheza tidak pernah mengungkapkan perasannya secara gamblang melalui kata-kata. Dari sikap saja, Zacky sudah tahu bahwa Sheza menyukainya. Tapi, kali ini Sheza mengungkapkannya langsung tanpa ragu.

Zacky berdeham canggung. "Love you too, Ja."

END

Warna itu ada banyaaaak banget.
Warna itu merepresentasikan banyak hal, tergantung bagaimana kamu memandang.
Bagiku, hitam tidak selalu buruk, dan putih tidak selalu baik.
.
.
Salam dari Catish13 the Catlovers
Oh, maybe I should change my pen-name. I have 16 cats 😆

🍀🍀🍀

Your True Colour [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang