I choose you

7. Marah?

Flashback dulu adegan kemarin ya. Maaf telat up, vote komen sebelum baca hehe

Happy Reading
~Flashback

Jam sudah menunjukkan pukul satu siang, saat ini [Yourname] baru saja menyelesaikan tugas cuci piringnya karena tadi baru saja makan siang, lalu dia termenung sebentar

"Semua bahan di kulkas masih lengkap," gumam [Yourname] dengan tangannya yang memegang dagu. "Berarti aku tidak perlu belanja keluar," tambahnya lagi.

"Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?" Tanyanya pada diri sendiri, masalahnya dia sekarang sungguh bosan, Mitsuki sedang sibuk di kamarnya entah melakukan apa karena sehabis makan siang dia langsung naik ke kamarnya tanpa berkata-kata.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas diotak [Yourname] tapi sebelum dia melaksanakan apa yang dia pikirkan, dia harus meminta izin ke Mitsuki, dengan langkah pelan dia naik keatas untuk ke kamar Mitsuki, kebetulan ketika sampai diatas, pintunya terbuka.

"Mitsuki," panggil [Yourname] ketika mendapati Mitsuki sedang melihat sebuah kertas.

"Ada apa?" Tanyanya tanpa melihat [Yourname]

"Aku ingin membersihkan rumahmu, apakah boleh?" Tanya gadis itu sedikit ragu dengan jawaban Mitsuki.

Setelah mengucapkan itu Mitsuki melihat [Yourname]. "Kenapa?" Tanyanya.

[Yourname] mengusap lehernya. "Emm aku bosan tidak melakukan apapun disini," jawab gadis itu.

"Baiklah"

"Eh?"

"Kau boleh membersihkan rumah ini"

"Oke," jawab [Yourname] langsung saja bergegas menuruni tangga dan membawa peralatan bersih-bersih, sekitar tiga puluh menit berlalu dan [Yourname] terlihat mengipas-ngipaskan wajahnya menggunakan tangan, saat ini hanya tinggal membereskan dapur.

"Ternyata rumah ini luas juga," gumamnya, lalu dia berlanjut untuk membersihkan dapur di bagian atas rak, tidak mau mengulangi hal yang sama dan menjatuhkan piring, [Yourname] berinisiatif untuk mengambil kursi, lalu menaikinya.

Benar saja ternyata banyak debu-debu yang menempel.

"Kenapa sampai membersihkan bagian itu?"

"Huaa"

[Yourname] nyaris terjatuh jika tidak berpegangan pada sisi rak, nasip baik karena dia tidak memecahkan piring lagi, dia sedikit menunduk untuk melihat Mitsuki yang berdiri sambil memegang gelas menggunakan tangan kanannya.

"Apakah aku mengagetkanmu?" Tanyanya dengan tatapan yang seolah-olah dia tidak merasa bersalah sama sekali, padahal jelas [Yourname] terkejut karena kedatangan pemuda itu.

"Cukup mengagetkan," pada akhirnya [Yourname] hanya menjawab itu. "Ngomong-ngomong Mitsuki mau pergi?" Tanyanya lagi setelah melihat rambut Mitsuki yang masih basah, pertanda dia baru saja selesai mandi.