9. Manusia Buatan (Part 2)

1.8K 350 44
                                    

Happy Reading
.
.
.

Setelah Orochimaru berbicara seperti itu tentu saja membuat [Yourname] bungkam, dia tidak tau harus bereaksi apa.

"Jadi saya harap kau mengerti apa maksudku [Yourname]-san." Orochimaru menepuk beberapa kali kepala [Yourname], walaupun wajahnya tersenyum akan tetapi terasa sangat penuh intimidasi.

Tiba-tiba seperti hembusan angin dan sangat cepat, ada yang berdiri diantara mereka, tangan Orochimaru yang memegang kepala [Yourname] kini sudah berada pada cengkraman tangan yang lain.

"Jangan sentuh"

Suara itu begitu dingin dan penuh akan emosi, Orochimaru melihat anak kesayangannya dan hanya bisa tersenyum seolah dia tidak melakukan apapun.

"Mitsuki, selamat datang"

Mitsuki melepas genggaman tangannya dari tangan Orochimaru, dia berdiri dihadapan [Yourname] sehingga membuat jarak diantara 'ayah'nya dan gadis di belakangnya.

Beberapa detik kemudian Suigetsu dan Karin masuk ke dalam ruangan, mereka hanya bisa menghela nafas.

"Maaf Orochimaru-sama, Mitsuki langsung menerobos masuk," ucap Karin, padahal dia belum sempat mengeluarkan kekuatannya tapi anak kesayangan Orochimaru itu sudah melewatinya tanpa mengeluarkan jurus apapun, jangan tanya Suigetsu melakukan apa, dia sengaja membiarkan Mitsuki masuk hanya untuk menonton drama keluarga.

"Tidak masalah, lagipula ini rumahnya." Orochimaru menanggapi dengan tenang, lalu dia menatap Mitsuki. "Bukankah lebih baik kita makan siang? Oh mungkinkah sudah lewat, kalau begitu makan malam juga tidak masalah," katanya lagi sembari melihat Karin untuk menyiapkan apa yang dia mau, hal itu langsung diangguki oleh Karin, tapi sebelum dia keluar, tangannya sudah menyeret teman satu timnya yang sedari tadi asyik menonton.

"Hei hei tunggu jangan tarik aku," protes Suigetsu tapi tidak diindahkan oleh Karin, hingga mereka menghilang dan keluar ruangan.

Orochimaru kembali fokus terhadap dua orang tamunya. "Kau bisa berinstirahat dengan [Yourname]-san, Mitsuki, aku akan menyuruh Karin untuk menyiapkannya," kata Orochimaru, akan tetapi Mitsuki menolak.

"Tidak perlu, aku dan [Yourname] akan pulang"

Orochimaru mendesah kecewa. "Sayang sekali, padahal aku pikir [Yourname]-san terlihat lelah"

Mendengar ucapan dari 'ayah'nya, Mitsuki langsung menghadap [Yourname] dan mengecek keadaannya. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Mitsuki, mata emasnya menatap [Yourmame] khawatir, sedari awal dia memang ingin bertanya tapi melihat tingkah Orochimaru membuatnya kesal.

"Aku baik-baik saja Mitsuki," jawab [Yourname] ditambahi senyuman kecil, ada rasa hangat yang menjalar ke dadanya ketika melihat tatapan khawatir dari Mitsuki, mungkinkah pemuda itu sudah tidak marah dengannya?

"Tapi apakah aku sudah membuat masalah?" Tanya [Yourname] mengingat perkataan Orochimaru perihal statusnya yang masih belum diketahui dan sekarang malah keluar dari desa.

"Aku sudah memberitau Hokage-sama"

Walaupun Mitsuki berkata begitu, hati [Yourname] masih belum tenang dan Mitsuki mengetahui itu lalu tangannya mengusap kepala gadis di hadapannya, mereka berdua seperti berada pada dunianya, melupakan keberadaan Orochimaru yang hanya bisa melihat interaksi itu dalam diam.

I choose youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang