Menyerah Itu Indah

1.5K 106 15
                                    

Di pagi hari yang cerah, Naruto akhirnya sampai ke sekolah.

"NARUTO, KELUAR",teriak seorang dosen begitu mendapati Naruto telat masuk kelasnya setelah lima jam berlalu.

"BAIK SENSEI",balas Naruto semangat dan berdiri diluar tapi telinganya mendengarkan.

Naruto hanya berdiri santai dengan menguap lebar. Hingga Sakura seorang Ketua OSIS sekaligus teman sekelasnya menemukan ia malah berdiri di depan pintu kelas.

"Naruto, apa yang kau lakukan disini?"

"Tidak ada, aku hanya berdiri saja",balas Naruto santai tidak ingin Sakura temannya salah paham.

"Lagi? Kau memang tidak pernah kapok ya? Aku juga sudah dengar dari Hinata pacarmu jika kau akan dikeluarkan dari Universitas jika melakukan hal-hal bodoh dan melanggar aturan",ucap Sakura panjang lebar yang kemudian hanya ditanggapi Naruto dengan nguapan yang lebih lebar dari tadi hingga Sakura pun menatapnya tajam.

"Kau ini, bisa-bisa hubunganmu dengan Hinata terancam! Kau tahu, Hinata anak pemilik sekolah dan kau kekasihnya. Keluarga Hinata pasti tidak akan rela jika putrinya pacaran denganmu",ucap Sakura mengomel panjang lebar di depan pintu.

"Hanya itu?",balas Naruto santai.

"HUH, PERCUMA AKU MENASEHATIMU",teriak Sakura langsung masuk ke dalam kelas dan menutupnya kencang.

"Dia marah? Kenapa?",heran Naruto mengurik hidungnya gatal.

Seusai jam pelajaran, jam istirahat pun tiba. Naruto langsung saja bergegas ke kantin, ia masih berjalan santai hingga menemukan Hinata tengah berciuman dengan seorang pemuda. Naruto kenal dengan pemuda itu. Dia Shikamaru sahabatnya.

Tentu tak ingin membuang waktu, Naruto langsung membalikkan badan dan pergi ke kelas.

Hingga tiba-tiba Naruto teringat akan sesuatu dan mampir ke kantin yang menjual banyak minuman.

"Hm, untung tidak lupa. Hari-harimu tidak akan indah tanpa segelas susu strawberry",gumam Naruto santai.

Naruto pun kembali ke kelas dengan perasaan lega.

"NARUTO",teriak dosennya itu adalah dosen yang sama yang menghukumnya tadi siang.

Naruto pun langsung menghampiri sang dosen ke ruangannya.

"Naruto, karena Sensei adalah wali kelasmu. Sensei tetap tidak bisa melepaskan tanggung jawab Sensei",ucap sang dosen santai hingga mendapati Naruto yang mendadak teler ingin tidur.

"NARUTO DENGARKAN SENSEI. SENSEI BUKAN BENDA MATI",teriak sang dosen hilang kesabaran.

"Baik Sensei",balas Naruto santai.

"Nah, Sasuke mohon ajari dia. Sensei perlu bantuanmu",ucap sang dosen pada Sasuke sekaligus seorang mahasiswa yang terkenal jenius dan pintar di seluruh fakultas.

"Sensei, siapa dia?",tanya Naruto santai.

"NARUTO",teriak sang Sensei lagi mendapati Naruto menatap mahasiswa kesayangannya dengan begitu intens. Tatapan merendahkan.

"Tenang Sensei",ucap Sasuke berniat menenangkan dosen yang ia ketahui memiliki penyakit jantung dan asma.

Keluar dari ruang sang dosen, Naruto dengan santainya mengeluarkan susu kotak yang belum sempat ia minum.

"Sebaiknya kau bersikap lebih sopan",tegur Sasuke.

"Begitu?",balas Naruto dengan sebuah pertanyaan dan melenggang pergi.

Sasuke menatap Naruto yang semakin lama semakin menghilang dari jarak pandangnya.

"Dia menyebalkan",gumam Sasuke ketus.

Sekembalinya dari kelas, Naruto mendapati Hinata tengah menunggunya. Tanpa sapaan, Naruto langsung saja duduk di kursinya.

"Naruto? Kau ini, darimana saja?",tanya Hinata pacar Naruto sekaligus primadona sekolah.

"Dipanggil Sensei",balas Naruto santai. Ia tengah memeriksa isi mejanya yang terkadang seringkali terdapat banyak surat berwarna pink pada sampulnya dan kali ini pun kurang lebih Naruto menemukan seratus surat di bawah mejanya dan di lokernya.

"Hn? Baiklah, aku kembali ke kelasku ya?",ucap Hinata mencium pipi Naruto lembut.

"..Ku kira dia akan memutuskanku",gumam Naruto kemudian mengambil mainan rubik miliknya yang ia simpan di dalam tas begitu Hinata pergi.

Naruto terus saja fokus pada rubik itu hingga jam pelajaran pun dimulai. Sesaat setelah dosennya tiba, Naruto menyembunyikan mainannya kembali ke dalam tas setelah berkali-kali memasangkan setiap warna yang ada di rubik hingga bosan. Baginya permainan rubik itu mudah, ia dapat menyelesaikannya kurang dari sedetik dan mainan itulah yang selalu menemani Naruto sejak ia masih kecil.

Senin, 16 November 2020
17:07

Menyerah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang