Sewindu (Jaesahi)

394 33 31
                                    

🚨 Angst
🚨 Alur mundur
🚨 Mainkan lagu "Tulus - Sewindu"

Annyeong, Asahi.

Ini Jaehyuk.
Sahabatmu selama sewindu.

Asahi,
Aku minta maaf karena menyimpan perasaan ini padamu. Seharusnya, sejak awal aku tidak membiarkan perasaan ini tumbuh. Tapi apalah dayaku, aku tidak bisa menahan perasaan ini.

Tapi semua usahaku seolah tiada arti bagimu. Kamu, Asahi, hanya menganggapku sebagai sahabatmu. Tidak kurang. Tidak lebih. Mustahil rasanya jika kamu tidak tahu akan perasaanku. Namun nyatanya, kamu memilih untuk diam. Mengabaikan perasaanku.

Asahi,
Aku minta maaf. Aku tidak sanggup lagi menahan perasaan ini. Tapi sepertinya aku datang di saat yang salah. Kamu telah bertemu dia. Sang pangeran yang membuatmu tersenyum setiap pagi. Senyum indah yang tidak bisa ku dapatkan setiap pagi. Akhirnya aku sadar, kamu memilih dia.

Asahi,
Aku minta maaf. Aku memilih untuk pergi. Pergi dari jangkauanmu. Aku akan melanjutkan kuliahku di Inggris. Kau tahu, ayahku memintaku untuk pindah ke sana karena menurutnya universitas di sana lebih baik. Ditambah lagi, perusahaan ayah di sana butuh bantuan. Jadi, aku mengiyakan permintaan ayah.

Maaf, aku hanya bisa memberitahuku lewat surat ini.

Asahi,
Semoga kamu bahagia dengan orang yang kamu pilih.
Terimakasih telah memberiku hari-hari bahagia bersamamu.
Terimakasih telah menemaniku selama sewindu.

Asahi,
I love you
But I should say goodbye for now.

***

Casio hitam Jaehyuk telah menunjukkan pukul 07.25.

"Aish! Sial! Aku bisa terlambat!"

Salahkan ban motornya yang tiba-tiba bocor di pagi hari. Padahal semalam baik-baik saja. Ditambah lagi, semalam ia begadang mengerjakan tugas kuliah. Yang membuatnya bangun kesiangan.

Jika dalam lima menit Jaehyuk tidak segera sampai di depan rumah Asahi, bisa dipastikan kedua sahabat itu akan terlambat datang ke kampus.

Jaehyuk mempercepat larinya. Beruntung ia memiliki kaki jenjang dan termasuk pelari yang handal. Namun, meski ia sampai sebelum 07.30, ia terlambat.

Jaehyuk berhenti di depan pagar rumah tetangga terdekat Asahi. Ia mematung melihat Asahi memasuki sebuah mobil merah. Juga seorang pemuda yang diketahui Jaehyuk sebagai mahasiswa baru di kelas Asahi.

Bang Yedam, nama pemuda itu.

Jaehyuk hanya memperhatikan bagaimana Bang Yedam mempersilahkan Asahi memasuki mobilnya. Bagaimana Asahi tersenyum ceria pada Bang Yedam. Bagaimana mobil merah itu meninggalkan Jaehyuk tanpa merasa bersalah.

Sementara itu, di sudut hatinya yang paling dalam, Jaehyuk merasa tercubit. Sakit.

Katakanlah ia cemburu, tapi memang itulah faktanya.

Untuk suatu alasan, Jaehyuk malas untuk berangkat ke kampus hari ini.

***

"Hi-kun! Bantuin kek! Jangan main hp mulu!"

Protes Jaehyuk pada Asahi yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Belum lagi, senyum manis tak pernah meninggalkan bibir pemuda Jepang itu. Jujur saja, hal itu membuat Jaehyuk sakit hati.

Hei, siapa yang tidak sakit hati kalau sedang Qtime tapi malah sibuk dengan ponsel masing-masing.

Tidak mendapat respon dari Asahi, Jaehyuk kesal. Ia merebut ponsel Asahi begitu saja hingga membuat pekikan sahabatnya.

TREASURE PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang