4. PAKETAN CANTIK
"Do'a yang kerap dilangitkan akan kembali membumi dengan sempurna." —Kejora
***
Matahari selalu menghabiskan hari libur dengan menonton drakor. Dari yang tertawa terbahak-bahak seorang diri hingga sesenggukan tak kuasa menahan tanggul genangannya di pojokkan. Baginya, drakor sumber dirinya terbang membawa semua pikirannya. Berkat drakor, ia bisa membuka pikirannya. Banyak pelajaran yang ia ambil dari sana. Tentang teman, keluarga, cita-cita bahkan cinta.
Ting nong!
"Permisi Bu, Mataharinya ada?" Caca menyapa Kejora, Mama Matahari.
"Temannya Matahari ya?" hanya anggukan dari wajah manis yang Kejora dapatkan. "Ayo masuk dulu cantik," sambungnya mengajak agar Caca mengikutinya.
Lagi-lagi hanya anggukan manis yang Kejora dapatkan.
"Ari ada teman kamu tuh di depan," ujar Mamanya. Lalu, pergi begitu saja keluar kamar.
Teman? Siapa? Cowok/cewek?
Matahari bermonolog seorang diri. Menerka-nerka siapa yang sebenarnya se pagi ini bertamu di rumahnya!
Matahari bangun dari tempat tidur. Masih mengenakan baju tidur berwarna putih dan pink, juga bergambar hellokitty itu.
"Haii,,," Caca melambai-lambaikan kedua tangannya, sembari nyengir seolah menyambut Ari yang muncul dari sudut sana.
Ari membalasnya dengan senyum sipit.
"Gue kira siapa, ternyata lo Ca," ujar Matahari kemudian duduk di samping Caca.
Caca hanya menanggapinya dengan cengiran manja.
"Btw, pagi-pagi gini ke rumah gue ada perlu Ca?" tanya Matahari yang sudah dirundung penasaran.
"Yeh elo Ri. Temen main bukannya disambut, mau makan apa Ca? Terus minumnya apa kek! Malah langsung kasih skak," ujarnya merengut. "Gak asik lo," sambungnya.
"Buat lo gue rasa gak perlu tuh buat ditanyain begituan," balas Ari menaikkan pundaknya seolah meremehkan.
"Lah emang kenapa?" Caca langsung kaget mendengar pernyataan dari sahabatnya. Sontrak langsung duduk sigap dan memasang muka penasaran.
"Anggep aja ini rumah lo," ucap Ari kemudian berlalu begitu saja dari hadapan Caca.
"Eh lo mau ke mana?"
"Sini ke kamar gue aja," teriak Matahari dari bilik tirai ruangan yang Caca pandang lurus.
Anggep aja ini rumah lo.
Caca masih memikirkan kalimat itu. Berusaha mencerna dengan logikanya.
Kebayang gak gimana muka Caca saat memikirkan itu? Gumushh..
Setelah berpusing-pusing ria memikirkan hal yang tak sampai pada pola pikirnya. Kemudian, ia beranjak menuju ruangan itu.
"Sini Ca, masuk," sahut Matahari yang kian sedang terbaring memandang fokus laptop miliknya.
"Liat apa si lo Ri? Fokus amat," ujar Caca di balik pintu kamarnya.
Matahari hanya nyengir. Lalu, tatapannya jatuh kembali pada laptop di hadapannya itu.
"Nonton drakor," ujar Matahari cengengesan.
"Wah asik tuh," Caca langsung lari kemudian berbaring di samping Matahari. "Wah-wah judulnya apa nih Ri? Gue suka nih kalo berbau-bau sekolah gitu. Feelnya dapet buat anak seumuran kita," terangnya yang tanpa sadar bahkan Matahari baru tahu jika Caca ternyata pencinta drakor juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi untuk Matahari [On Going]
Novela JuvenilBUMI Yang rasa sukanya sengaja disamarkan. "Karena bersikap biasa saja adalah cara gue menjaga." Tidak ada kehidupan yang kacau berantakan, semua terjadi sejatinya karena kita telah menginjak usia perbatasan, 17 tahun. #🏅Rank: 2 In Cerita Baru 05 F...