Bagian 5.

378 13 0
                                    

Setelah keduanya selesai mandi dan berganti baju walaupun sempat ada problem Naya terpeleset ditangga, kini mereka duduk dipantri menikmati secangkir teh madu hangat buatan bi Yati.

"Jangan lari-lari lagi keadaan basah gitu dong ahh. Aku khawatir tau. Mana yang sakit? Aku pijit mau?" Tanya Aldo bertubi-tubi.

"Im fine babe. Jangan worry gitu ahh, aku jadi kaya anak kecil tau gak kalo kamu panik karna aku kepeleset doang."

"Makanya jangan lari-lari yaa. Awas aja!" kata Aldo sambil menarik pelan pipi chubby Naya.

"Kamu nginep aja ya?" Tawar Naya begitu saja.

Well Naya sepercaya itu sama Aldo, karna Aldo ini bukan type cowo yang ngambil tindakan diluar batas a.k.a mesum. Jadi dia berani untuk memperbolehkannya menginap, lagian dirumah ada bi Yati dan pak Banu selaku satpam dirumah ini jadi dia tidak perlu terlalu khawatir.

Aldo yang bingung atas permintaannya itu hanya mengernyitkan dahinya.

"Kan aku juga kadang nginep di apart kamu, gapapah sekali-kali nginep disini lagian hujannya masih deres plus udah tengah malem gini."

"Aku pulang aja nunggu hujannya berenti."

"No!! Aku gak mau kamu kenapa-kenapa karna pulang lewat larut. Pliss aku khawatir jarak dari sini kerumah kamu kan jauh. Lagian disini gak cuma berdua, ada bibi sama pak Banu. Ya yaa" kata Naya sambil memberikan puppy eyes tergemes nya.

"Yaudah iyaa tapi aku tidur dimana? Berdua kamu?" Tanya Aldo sembari meledek kekasihnya itu.

"Enakk ajaaa. Tidur dikamar tamulah, yakali berdua. Keenakan kamu kalo gt" pipi Naya memerah karna diledek Aldo seperti itu.

"Haha ucul bgt pacar aku." Aldo yang gemas pun mencubit kedua pipi merah Naya.

Mereka akhirnya pindah keruang tv dari pantri. Aldo duduk menyender kesofa sedangkan Naya tiduran dipaha Aldo. Mereka sedang menonton film luar yang Naya tidak mengerti, makanya dia selalu bertanya ke Aldo sebab lelaki itu tau filmnya dan dia hobby nonton film luar seperti ini.

Serasa tidak ada lagi pertanyaan yang keluar dari Naya, Aldo yang tengah mengelus-ngelus kepala Naya pun menyibakan rambut gadis itu. Dan ternyata wanita cerewet ini sudah mendengkur halus entah sejak kapan. Aldo hanya tersenyum dan mengecup pucuk kepala Naya. Kemudian melanjutkan film yang terpampang ditelevisi.

Entah sejak kapan pula Aldo juga ikut ketiduran, dan terbangun karna bi Yati yang membangunkannya.

"Maaf mass ganggu tidurnya. Boleh minta tolong gak? Angkat non Naya kekamarnya kasian kalo tidur kaya gitu. Dan mas boleh nempatin kamar disebelah kamar non Naya gak dikunci ko" kata bi Yati pelan takut membangunkan majikannya.

"Ohh iyaa bi, saya juga ketiduran jadi gak sempet bangunin Naya buat pindah."

Bi Yati hanya mengangguk dan membantu mengangkat Naya kegendongan Aldo.

"Yang mana kamarnya bi?"

"Itu yang ada tulisannya kamar princessnya Al " setelah perkataan bi Yati, Aldo langsung blushing karna mengetahui bahwa gadisnya sampai memakai nama dia didepan pintu kamar.

"Okee bi saya bawa Naya dulu yaa"

"Bisa gak mass? Takutnya berat" kata bi Yati khawatir.

"Dia gak berat ko bi. Mari" pamit Aldo langsung menuju kamar dilantai 2.

Aldo menidurkan Naya diatas kasur king size serba pink itu. Aroma kamar ini membuat Aldo nyaman dan akhirnya ikut merebahkan diri berniat untuk istirahat sebentar karna cape menggendong Naya sampai kekamar.

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang