Bagian 1.

814 22 0
                                    

Memasuki tahun ke 3 berpacaran, Anaya atau panggilan akrabnya Naya semakin dibuat tidak mengerti atas perubahan sikap Aldo.
Aldo yang dulu ia kenal baik, lembut terhadap dirinya dan pengertian kini telah berubah!!

Ada satu moment dimana Naya merasakan sakit hati untuk pertama kalinya.

"Aku kan cuma nebeng kerumah temen Al, mau kerja kelompok. Gak lebih!" Mata keduanya saling bertubrukan memperlihatkan seberapa emosinya diri mereka.

"Tapi lo bisakan bareng yang cewek? Jangan kaya JABLAY sana sini nemplok!!"

Sakit. Sakit banget!! Baru kali ini Naya dikatain jablay karna hal sepele dan ini juga sebenernya salah paham.
Luruh sudah semua air mata yang Naya tahan. Hatinya hancur. Sangat!!

"Kenapa diem! Omongan gua benerkan? Jangan mentang-mentang lo primadona jadi seenaknya ngeiyain tawaran nembeng. Inget! Lo harus jaga sikap karna lo punya gua!" Aldo terlihat belum puas mengeluarkan emosinya, tapi jauh dilubuk hatinya ia enggan melalukan perdebatan ini. Aldo juga sama sakitnya ngeliat Naya nangis karna perkataan dia.

"Al... Aku harus ngomong berapa kali sih hah! Kalo aku cuma nebeng dan aku sama Bima juga satu kelompok. Aku udah bilang kalo dikelompok yang ini gak ada cewe yang bisa bawa motor. Aku juga udah w.a kan buat minta anter tapi Aldo gak bales, aku cuma gak mau ngulur waktu karna kasian sama yang lain." Sambil sesegukan Naya coba menjelaskan ulang apa yang terjadi sebenernya.

"Udah gua bilang berapa kali juga? Gua gak suka liat lo deket sama cowo apa lagi sampe boncengan satu motor! Jelas?" Aldo yang gak mau emosinya semakin tersulut pun meninggalkan Naya sendirian ditaman komplek.

Kejadian ini awal mula dimulainya berbagai tindakan verbal yang semestinya gak terjadi dalam hubungan yang sehat.

***

Sudah satu bulan sejak kejadian itu semuanya kembali seperti biasa. Udah mulai diantar jemput sekolah lagi sama Aldo, dan semuanya juga udah baik-baik aja.

Bell sekolah berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba. Semua murid keluar kocar kacir, ada yang kekamar mandi ataupun ke kantin.

Anaya dan 2 sahabatnya langsung menuju kekantin untuk mengisi perut yang sudah demo minta diisi.

Pas mau belok arah kantin tanpa sengaja Naya nubruk salah satu adik kelas (cowo) yang sedang bawa bakso. Sialnya basko itu tumpah ruah ke bagian depan tubuh Naya. Teriakannya bikin semua yang ada disana otomatis nengok kearah dirinya.

"Lu gapapah Nay?" Tanya Reihanna adistya atau yang sering dipanggil Rei, khawatir.

"Panas Rei." Jawabnya dengan mata berkaca-kaca karna menahan sakit akibat tersiram kuah bakso panas.

"Ayo keUKS dulu." Rei langsung narik Naya untuk keruang unit kesehatan sekolah.

"Lo hati-hati dong kalo jalan!! Mata dipake buat liat jalan bego!! bukan buat pajangan." Ucapan tajem Tanisha Xavera pun mampu membuat cowo itu melongo. Ia juga cemas karna telah menabrak Naya yang notabenya pacar dari preman langit.

Pintu uks terbuka memperlihatkan siapa yang masuk kedalam ruangan. Naya yang sedang diolesi salep pun nengok kearah pintu.

"Heh gak sopan nyelonong masuk. Keluar lu!" Thanisha yang masih emosi liat muka cowo itu menaikan nada suaranya.

"Gua mau minta maap ka..."

"Keluar dulu ya, Nayanya lagi dipakein salep malu kalo diliatin dong." Sumpah ini adem banget suaranya, Rei emang selalu bisa jadi orang yang paling tenang dikeadaan kaya gini.

"Ehh iyaa maap ya, gua tunggu diluar deh" cowo tadi langsung keluar dan nunggu di depan UKS.

"Udah ko Rei tinggal ganti baju." Reihanna kemudian ngambil baju yang udah Tanisha bawakan dari lokernya. Karna Naya gak pernah taro baju cadangan diloker sendiri, yang ada buku semua.

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang