Bagian 2.

572 15 3
                                    

Pagi hari yang cerah di hari kamis ini adalah moment tergugup bagi Naufal. Jelas gugup dia bertekad menemui Naya untuk meminta maaf kembali, rasanya masih ada yang mengganjal kemarin karna terlalu biasa permintaan maafnya menurut dia.

Naufal membawa sebuket bunga matahari kesukaan sang primadona sekolah, bagaimana dia bisa mengetahui? Karna udah bukan rahasia umum sih kalo Naya menyukai bunga itu. Karna hampir rata-rata lelaki yang suka sama Naya tau apa kesukaannya.

Diparkiran sekolah Naufal melihat Naya sedang turun dari motor ninja hitam yang kemungkinan dia diantar oleh pacarnya, Naufal pun sengaja melewati dua sejoli itu dan parkir tepat disamping motor Aldo.

"Hai ka, pagi." Naufal pun berkata, membuat si yang disapa melihat kearahnya.

Begitu pula Aldo yang sedang berbicara harus terpotong karna ada yang menyapa gadisnya.

Pagi-pagi udah ada sampah!! -batinnya.

"Hai, pagi." Jawab Naya sambil tersenyum. Aldo hanya diam menunggu apa yang selanjutnya terjadi.

"Gua mau ngomong nanti ka, bisa?"

Aldo yang dari tadi hanya diem aja akhirnya mulai bersuara.
"Ekhm, kalo mau bicara sama dia sekarang aja didepan gua!" Katanya dingin.

"Tapi gua maunya berdua aja. Karna urusan gua sama ka Naya." Jawab Naufal enteng. Dia gak tau aja dikit lagi berakhir diuks.

"Urusan dia juga urusan gua!! Karna dia cewe gua!!."

"Udah udah, diliatin tau." Naya berusaha menengahi agar tidak terjadi keributan.
"Kamu mau ngomong apa Naufal?" Lanjutnya.

Aldo memandang Naufal dari bawah sampai atas, terlihat tampilannya yang keren dan juga rapih tidak seperti dirinya.

Ohh ini yang udah bikin cewe gua celaka. -pikir Aldo.

Naufal pun mengeluarkan bucket bunga dari tasnya yang ia bawa tadi khusus untuk Naya.

Naufal pun mengeluarkan bucket bunga dari tasnya yang ia bawa tadi khusus untuk Naya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gua mau minta maaf lagi, ini sebagai tanda permintaan maaf gua." Belum sempat sampai ketangan Naya bunga itu pun jatuh ke tanah.

Bugh.
Bugh.
Bugh.

"Anjingg. Gak tau malu lo goblok!! Pagi pagi udah belajar gila!! Bangsat!!" Pukulan Aldo terus membabi buta memukul muka Naufal. Naufal yang dihajar pun balik memukul sebagai pembelaan diri.

"Aldo udah cukup. Udah." Naya dibuat kalang kabut sendiri bagaimana untuk memisahkan mereka berdua.

Akhirnya perkelahian mereka berhenti setelah dipisahkan oleh murid laki-laki dan dibantu satpam yang melihat perkelahian itu.

"Urusan kita belum selesai. Dan lo!" Tunjuknya pada Naya.
"Bakalan tau akibatnya kalo lo masih berurusan sama manusia ini." Setelah menendang Naufal sekali diapun langsung cabut dari sekolah Naya.

Naya dan yang lain membantu Naufal untuk ke uks, jelas itu semua dilihat Aldo dari gerbang sekolah. Ternyata gadis itu tidak menuruti omongan dirinya tadi.

"Aahhkk, sakit ka pelan-pelan."

"Iyaa maaf, sedikit lagi ini tinggal kasih salep" Naya mengoleskan salep kebagian yang lebam karna pukulan Aldo tadi.

"Maaf yaa gara-gara gua, lu jadi berantem sama cowo lu."

"Gapapah, aku juga minta maaf karna Aldo kamu jadi kaya gini. Lain kali jangan bicara sama aku kalo ada dia." Selesai mengolesi salep Naya pun pamit keluar uks.

Tapi tangannya ditahan oleh Naufal.
"Sorry ka, lu boleh kekelas."
Naya hanya memberikan senyuman dan langsung pergi ke kelasnya karna bel masuk sudah bunyi 20menit yang lalu.

Kenapa perempuan sebaik lu bisa dapet cowo sekasar dan setemperamen Aldo sih. -batin naufal.
****

"Mampuss sih, lagian caper sok sok kasih bunga segala. Ngamuk kan jadinya si Aldo." Komentar Tanisha setelah Naya menjelaskan apa yang terjadi tadi pagi.

"Lagian yaa harusnya si Naufal itu tau situasi jirr, masa iya ngasih bunga depan pacarnya. Cari mati banget!" Komentarnya lagi.

"Iyaa sih, Naufalnya salah. Cuma menurut gua Aldo udah berlebihan deh. Dia taukan cewenya primadona dan dia juga gak sekali dua kali tau lu dikasih hadiah atau bunga-bunga dari cowo. Masa ini main tonjok aja." Rei juga ikut berkomentar. Sambil nyalin tugas ternyata dia fokus juga apa yang di ceritakan sahabatnya.

"Yakan Rei dia taunya juga gak langsung. Lahh ini langsung depan mata. Cowok mana yang gak kesel coba!" Tanisha mengeluarkan argumen tidak setujunya atas ucapan Rei.

"Tapi selama ini gua taunya Aldo itu cowo pengertian dari apa yang selalu Naya curhatin ke kitakan? Lu gak ada gak ada yang disembunyiinkan Nay?" Tanya Rei langsung mengalihkan perhatiannya ke Naya.

"Hmm sebulan yang lalu aku berantem dan dikatain jablay. Aku gak mau cerita kekalian karna mungkin Aldo lagi emosi banget." Jujur Naya, Tanisha dan Rei pun melotot kaget apa yang ia dengar.

"Tuhkan. Pasti deh ada yang gak beres sebelumnya." Sahut Rei.

"Serius? Lu punya salah kali Nay. Dia gak akan ngomong gitu kalo lu gak ada salah atau gak buat ulah diluar batasannya dia." Kata Tanshia.

"Ya cuma gara-gara aku dibonceng Bima sha, dia jadi ngamuk gitu." Ucap Naya.

"Isunyakan emang temen sekelas lu itu demen ama lu, mungkin Aldo gak suka lu boncengan ama cowo yang jelas suka ama cewenya." Tanisha pun menimpali.

"Tapi itu udah termasuk kekerasan verbal sih menurut gua. Secara gitu gak sepantesnya ngatain cewe sendiri jablay padahal baru sekali boncengan ama cowo selain dia." Rei emang netral kalo ngadepin masalah. Gak berpihak ke Naya maupun Aldo, dia selalu ngeliat mana sisi yang salah mana yang engga. Beda sama Tanisha yang lebih mikir pake logika dan asal nyeplos.

"Gini Rei, tanggepan lu gimana kalo cowo lu atau pasangan lu boncengin cewe yang jelas-jelas cewe itu suka sama cowo lu?" Tanya Tanisha.

"Yaa gua marah, pasti. Tapi gak seharusnya juga ngatain pasangan sendiri. Ada baiknya kan diselesain pake kepala dingin."

"Udah udah ahh, ko jadi ribut! Aku gak mau mikirin masalah lalu, bikin pusing. Sekarang mikirnya gimana cara baik-baikin Aldo? Biar gak salah paham." Tanya Naya kepada kedua sahabatnya.

"Menurut gua sih lu minta maaf aja..."

"Gak jangan. Naya gak salah sha. Disini yang salah ya Naufal" sahut Rei.

"Biar semua clear yaa lo harus ngalah Nay! Dahlah gua cabut." Tanisha akhirnya meninggalkan kelas Rei.

Mereka bertiga memang dipisah kelas. Tapi tetap persahabatnya terjalin meski tembok kelas memisahkan.

🍃🍃🍃


Naufal satria pamungkas.

Hai guyss, gimana kali ini? Masih gakje yaa huhuKalo ada salah atau kalimat yang gak paham mohon di comment yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai guyss, gimana kali ini? Masih gakje yaa huhu
Kalo ada salah atau kalimat yang gak paham mohon di comment yaa.

Jangan lupa vote and fallaw. Thank youuu
Luvv💚🐢🍃

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang