Jeng jeng jeng
.
.
.
..
.
.
.
.
."Hari ini atau esok, teman terdekatmu akan beralih profesi menjadi musuh mu."
Ara menutup ponselnya saat melihat Risa memasuki ruang kelas dengan senyum ceria di bibirnya.
Sebelumnya, Ara tengah membaca kutipan pada aplikasi 'Orange' yang tengah banyak digemari anak remaja seperti kalangannya.
"Bangunin gue kalo dah bel masuk." Ucap Ara diselingi uapan kecil.
Semalam dia tidur terlalu pagi, dan juga harus bangun pagi-pagi. Mau bagaimana-pun, bangun pagi sudah menjadi kebiasaan Ara sejak kecil. Meski itu hari Minggu sekalipun.
Risa menganggukkan kepalanya sebagai respon. Dia duduk tenang dalam bangkunya, tanpa niat mengganggu Ara sedikit-pun.
Nasib sial menimpa Ara saat ini. Entah dia yang sulit untuk dibangunkan, atu memang tidak ada yang membangunkannya.
Hukuman dari Pak Gibran tidak main-main. Ara yang baru bangun dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya harus rela membersihkan gudang dengan debu setinggi 1km.
Duh, tidak setinggi itu juga kali.
Ya intinya banyak debu aja.
Ditambah dengan kondisinya yang sangat mudah bersin. Entah tidak tahu apa sebabnya, dia akan bersin.
Pernah beberapa hari Ara akan bersin setiap hari Jumat atau Sabtu. Hal itu membuatnya berpikir, kalau dirinya terkena santet nyasar.
Kenapa santet nyasar? Ya karena Ara anak baik-baik, rajin sholat, dan tidak sombong.
Dih tai, jangan percaya deh!
Ara itu pelit, apalagi sama yang namanya 'kuota' jangan tanya seberapa pelit nya dia. 5 MB aja masih di itung banyak sama Ara, bisa buat kirim pesan ke doi katanya.
5 MB juga mendatangkan berkah bagi Ara. Tinggal kirim pesan kepada kakak tercinta, dan....
Tuing
Isi ulang pulsa Rp 50,000 telah berhasil dengan SN:9172521929292616189010
Emang sih rejeki gak akan kemana-mana.
Jadi sahabat, Ara peringatkan pada kalian semuanya, bahwasanya kuota sekecil 5 MB sangatlah berharga.
Dengan gontai Ara berjalan menuju gudang yang terletak di halaman belakang sekolah, searah menuju masjid yang akan melewati pohon mangga tempat markas mereka berada.
Di tengah perjalanan Ara baru sadar, bahwa tidak ada Arka di kelasnya.
Kemana perginya Arka? Jika dia bolos pasti akan memberi kabar kepada Ara.
Ara juga merasa akhir akhir ini Arka menjadi sedikit berbeda. Ara yang tidak pernah memerhatikan sekitarnya menjadi sangat peka jika berkaitan dengan Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen FictionTak mengapa, lupakan semua kenangan Sedih, pegang tanganku dan tertawalah Tak mengapa, sekarang hitung satu dua tiga Dan lupakan Lupakan semua kenangan sedih, pegang Tanganku dan tertawalah Mari berharap bahwa akan ada hari yang Lebih baik kalau kau...