Episode 5: Tertangkap

32 0 0
                                    

Saat ini aku sedang duduk disalah satu kursi tunggu yang ada di stasiun tersebut. Aku tidak tahu harus melanjutkan perjalananku ini ke mana lagi. Aku menyerah, aku sudah putus asa atas semua ini.

Sementara hari sudah semakin gelap, di sini dingin sekali dengan suasana yang sangat mencekam. Aku kedinginan, juga kesepian. Mungkin ini memang sudah ditakdirkan untuk hidupku.

Banyak hal yang mendukung proses kematian lebih cepat. Pertama, aku sangat kedinginan di sini; kedua, aku kelaparan dan tidak ada makanan sama sekali di sini; ketika, infeksi yang terjadi pada kakiku semakin lama semakin bisa kurasakan di seluruh tubuhku.

Terserah, aku sudah pasrah pada hidupku. Kalau pun pada akhirnya aku akan mati secepat itu, aku akan senang karena semua penderitaan yang aku alami saat ini akan berakhir dan aku akan segera bertemu ayah dan ibuku di dunia sana.

"Renata!" Tiba-tiba suara itu mengejutkanku.

"Hah! Suara itu?!" Aku yang terkejut langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Rena, di sini kamu rupanya" kata dia.

"Tante?!" Kataku setengah tak percaya kalau yang datang adalah tanteku.

Aku dengan senang menghampirinya dan ingin memeluknya.

"Tapi tunggu! Bukankah tanteku sudah mati?" Gumamku pada diri sendiri yang langsung sadar akan hal itu.

"Sini Rena, mendekatlah" ucapnya sambil berjalan mendekatiku.

"Tidak. Kau bukan tanteku. Tanteku sudah mati! Aku yakin sekali, kamu pasti bukan tanteku!" Teriakku padanya sambil berjalan mundur.

"Tidak Rena kamu salah, aku ini Tante mu. Kemarilah sayang." Ucapnya sambil terus mendekatiku.

"Tidak, aku tidak percaya! Dan berhenti di situ, jangan mendekatiku!" Teriakku lagi.

Aku mencoba berlari sejauh mungkin dari tante palsuku, meski dengan langkah yang terpincang-pincang karena kondisi kakiku yang tidak memungkinkan untuk berlari.

Ku lihat kebelakang ternyata dia masih di tempat dan tak bergerak sama sekali. dan dugaanku adalah sebentar lagi dia pasti akan mengejarku yang berusaha lari darinya.

Tapi aku tidak peduli, yang terpenting aku bisa pergi sejauh mungkin darinya.

Setelah kurasa cukup jauh jarak ku dengan dia, aku kembali menoleh kebelakang dan mendapati dia sudah tidak ada di tempatnya lagi. Aku lega melihatnya, namun pada saat aku menoleh ke depan tiba-tiba...

"Brukk"

Aku menabrak sesuatu hingga membuatku jatuh dan saat kulihat ternyata...

"Tante?!!" Aku terkejut, tubuhku gemetar.

Dia hanya tersenyum jahat, dan sekejap bentuknya berubah menjadi monster yang mengerikan.

Dengan cepat tangannya yang besar dan penuh cakar itu mencekik leherku. Aku berusaha melepasnya tapi sia-sia. Tangannya terlalu kuat dan besar.

"Akhh...kkhh"

Aku kesulitan bernafas. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Kau harus ikut aku!" Ucapnya dengan suara yang menggelegar.

"Kumohon...Lepas...kan"

pintaku dengan sisa nafas yang aku punya dan seketika juga semuanya buram, aku tak sadarkan diri.

Entahlah aku pingsan atau mati, yang jelas di sini sangat gelap dan aku tidak dapat melihat apapun.

NOIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang