Episode 7: Pengorbanan Raku

28 0 0
                                    

"Maju sini kau makhluk jelek!" Teriak Raku.

Raku maju dengan membawa dua pedangnya. Kak Phine juga tak mau kalah, ia lebih mengandalkan senjata alaminya. Pertarungan antara keduanya pun tak bisa dihindari lagi.

"Trankk"

Suara logam beradu. Raku melepaskan pedangnya ke kepala kak Phine namun kak Phine mampu menangkis serangan Raku dengan ujung ekornya yang keras.

Tidak mau kalah, sekarang kak Phine berada tepat di belakang Raku dan...

"Crassshh"

Satu cakaran telah melesat ke punggung Raku namun beruntung hanya mengenai sarung pedang nya saja.

Raku tersungkur, tapi dengan sigap ia bangkit kembali dan kali ini lebih brutal. Berkali-kali dia melesatkan tebasan ke kak Phine, berkali-kali pula kak Phine menghindar.

"Cih.. menghindarlah sesukamu! Haha!" Teriak Raku dengan nada jahat sembari terus mengayunkan pedangnya ke arah lawan.

Kak Phine tak mau kalah. Dengan memanfaatkan ekornya yang tajam ia menunggu Raku lengah dan akhirnya..

"Sreettt"

Tepat mengenai tangan kanan Raku hingga membuat satu pedangnya jatuh.

Tak menyia-nyiakan kesempatan ini, ekor kak Phine langsung melilit leher Raku dan menjatuhkannya ke tanah, pedang satunya lagi juga ikut terjatuh. Raku terdesak.

"Akhh! Sial!" Gerutunya sambil terus berusaha melepaskan lilitan.

Kemudian ia merogoh kantong yang ia letakkan di pinggang untuk mengambil sesuatu dan..

"Crashhh"

Raku berhasil memutuskan ekor kak Phine dengan pisau yang ia bawa sebagai senjata cadangan.

"Arrrrgggh!!" Kak Phine nampak kesakitan. Ia mundur beberapa langkah dari Raku lalu kemudian berlari ke arah Raku untuk menyerangnya.

"Baiklah, kali ini aku akan lebih serius lagi Noirrr!!!" Teriak Raku yang juga ikut berlari ke arah kak Phine untuk menyerangnya.

"Hyaaaaaa!!"

Keduanya saling melompat dan...

"Zlasshh"

Kini mereka saling membelakangi. Tak lama kemudian salah satu kepala jatuh.

Ternyata yang jatuh itu adalah kepala kak Phine alias Noir. Lega rasanya mengetahui hal tersebut. Namun itu tak berlangsung lama karena setelah itu disusul Raku yang ikut tumbang dengan perut yang terbelah akibat cakaran Noir yang begitu kuat hingga mengeluarkan seluruh isi perutnya.

"Astaga Rakuu!!" Teriakku histeris.

Aku hanya bisa memandang temanku sekarat di depanku tanpa bisa mendekatinya karena keadaanku yang sedang terikat. Aku berusaha melepas lilitan ini tapi sia-sia saja, lilitannya justru semakin kuat saat aku berusaha melepasnya.

tiba-tiba terdengar suara orang-orang yang berteriak..

"Tembak jantungnya!!"

Itu artinya aku. Karena kulihat mereka semua berlari ke arahku.

"Dorrr"

Satu peluru melesat ke arahku dan tepat mengenai perutku.

"Akhh" spontan aku muntah darah akibat tembakan itu.

Awalnya aku sudah rela jika harus mati di tengah pertempuran ini. Namun tiba-tiba saja ada yang memotong ikatanku. Aku tidak tahu dia siapa. Dia memakai penutup wajah namun bukan orang berpenutup wajah yang berusaha membunuh ku tadi.

"Bertahanlah aku akan menolongmu."

Ucapnya lirih sambil menggendongku dan menjauhi para pasukan yang ingin membunuhku, begitu juga dengan Noir yang ikut mengejarku.

NOIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang