K E N A N | 12

147 8 6
                                    

Tama terdiam. Bentakan dengan nada tinggi sang papa membuatnya tak sanggup berkata-kata. Bahkan untuk menggerakan mulutnya saja terasa kelu.

"Kenan kenapa Tama?!!" Bentaknya lagi dengan suara yg benar-benar tinggi dan menggema keseluruh sudut rumah.

"Jangan bohong sama papa!!"

"KENAN SELF INJURY PA!!" Jawabnya dengan nada yg tak kalah tinggi.

Wira terdiam mendengar jawaban putra sulungnya. Putri bungsu kesayangannya benar-benar hancur karena tindakan kejam sang mama.

Laki-laki berusia 48 tahun itu menggeram dan menggepalkan tangan bahkan urat-urat di lehernya kelihatan.

Ia benar-benar murka. Bahkan ingin mencabik-cabik wajah mantan istrinya.

"Perempuan sialan!!" Geramnya.

Brak

Laki-laki itu tak segan-segan memukul meja kayu jati didepannya. Ia sama sekali tak peduli kedua telapak tangannya memerah.

"Sekarang kenan dimana?? Gimana kondisinya??"

"Kenan masih dirumah sakit pa, siang ini pulang. Kenan udah baik kok pa, cuma butuh perawatan lagi ke psikolog." Jawabnya tertunduk karena tak mampu menatap wajah sang papa.

"Papa mau jenguk kenan sekarang!"

"Papa harus istirahat dulu, papa daritadi marah ntar tekanan darah papa naik." Ujar Tama mengkhawatirkan sang papa.

"Gabisa papa mau pergi sekarang..." Laki-laki paruh baya itu benar-benar keras kepala, Tama yg tak tahan pun meluapkan emosinya.

"Kalau papa sakit, jangan salahin Tama kalau Kenan ngga mau dijenguk papa!" Balasnya, dan benar saja Wira sama sekali tak berkutik jika Tama sudah membawa nama putri bungsunya.

"Iyaa, papa ngga jadi kesana papa bakalan istirahat." Jawabnya. Tama hanya membuang nafas lega.

•••

Kenan terdiam melihat kedatangan sang papa. Ia kembali merasa bersalah atas apa yg sudah ia lakukan. Lagi-lagi Kenan harus membuat papanya sedih.

"Papa..." Lirih gadis itu melihat wira yg masih berdiri didepan pintu kamar.

"Pa...maaf Kenan-"

Grep

Gadis 19 tahun itu terkejut karena sang papa memeluk nya tiba-tiba. Dan tentunya ia sangat rindu dengan pelukan hangat seperti ini, sudah lama rasanya ia tak mendapat pelukan dari sang papa.

"Ini bukan salah kamu nak, ini papa...papa pikir kejadian beberapa tahun silam ngga akan berpengaruh dengan mental kamu...ternyata malah jadi begini...maafin papa ya Kenan..." Ujar laki-laki itu sendu.

"Iya pa...Kenan selalu maafin papa kok..." Jawabnya yg juga membalas pelukan Wira.

Ya, adegan peluk-pelukan pun selesai. Lagi-lagi ada 3 biang perusak suasana kembali datang tanpa permisi.

"Punten neng Kenan yg geulis ada abang Reza disini!! Sini peluk-peluk dulu." Seru Reza ketika membuka pintu kamar yg masih belum mengetahui keberadaan Wira.

Ketika cowo itu sadar ia benar-benar terdiam tak mampu berkata apa-apa.

"Mampus lo!" Batin Devon mengatai Reza dengan wajah kaget dan tak percayanya.

KENAN: The Tsundere GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang