Gadis berumur 19 tahun itu masih terus membayangkan ekspresi takut Bella. Ia bersorak ria dalam hati penuh kemenangan.
Karena saking senangnya bisa menakut-nakuti Bella gadis itu hampir hilang kendali. Namun sentuhan lembut di pundak Kenan membuat ia tersadar kembali.
"Lo kenapa si Nan? Kesambet ya? Muka lo nyeremin tau ga." Ringis Elang memasang wajah mendrama.
"Tabok ya, gue tabok ya!" Balas Kenan. Belum sempat ia ingin menyambung ucapannya Devon datang.
Kenan kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu, dengan cepat ia keluar dari kelas diikuti oleh Adel yg tampak bingung dengan sikap Kenan.
"Kenan kenapa ngehindarin yg lain? Biasanya kan dia paling semangat." Ucap gadis itu bertanya pada dirinya sendiri dalam hati.
Devon menarik tangan gadis itu, Kenan tersentak kaget karena tak menyangka Devon akan menarik tangannya.
"Lepas." Perintahnya dengan tatapan mata yg begitu tajam.
"Dengerin gue!!" Bentak Devon lantang dan suaranya begitu menggema memenuhi setiap sudut kelas.
Untung saja para mahasiswa/i sudah bubar hanya tersisa mereka berlima jadi banyak yg tak tahu dan menyaksikan kejadian saat ini.
Kenan terdiam mendengar bentakan Devon. Dadanya terasa begitu sesak. Lagi-lagi kejadian kelam nya kembali berputar dimasa lalu. Kenan benar-benar takut, takut dibentak ditambah lagi dengan nada tinggi nan lantang seperti sekarang.
Setiap bentakan dan cercaan dari orang-orang membuat ia takut. Takut jika kejadian masa lalu kembali terulang.
"LO JANGAN NGEHINDARIN GUE TERUS KENAN!! GUE TAU GUE SALAH TAPI KAN BISA SELESEIN BAIK-BAIK!!" Lantang Devon yg sudah tersulut amarah dengan nada suara yg meninggi.
Melihat Kenan yg mulai gemetaran dan satu tetes air mata jatuh membasahi tangannya membuat Elang benar-benar murka.
Bugh
Elang langsung melancarkan pukulannya ke arah Devon. Sampai-sampai sudut bibir Devon koyak dan mengeluarkan darah. Benar-benar keras dan tak main-main kali ini pukulan Elang.
"Lo jangan kek anjing von!! Apa dengan lo ngebentak Kenan semua bakal selesai? Engga anjing!! Bajingan lo!!" Murkanya menatap Devon yg berusaha bangkit.
"Diem lo bangsat! Jangan ikut campur!! Ini gada hubungannya dengan lo brengsek!" Balasnya yg berhasil bangkit berdiri.
Lalu,
Bugh
Devon membalas pukulan Elang yg tak kalah kuatnya itu sampai-sampai membuat Elang hilang keseimbangan.
"Udah sialan! Lo berdua kek gini ngga guna njing!" Tegas Reza mengingati keduanya.
Bukannya mendengar kan keduanya sibuk beradu mulut dan tangan. Sekarang benar-benar menjadi ajang adu bogeman.
Nasi sudah menjadi bubur. Sulit untuk memisahkan keduanya jika sudah benar-benar tersulut emosi.
Lagi-lagi disini yg merasa sangat bersalah Kenan. Ia sumber permasalahannya.
"Berhenti!! Lo berdua kek gini juga ngga guna, ini semua salah gue! Gue sumber masalahnya, gue...gue emang pantes mati! Gue ngga harus hidup didunia ini!" Ucapnya yg sudah penuh dengan derai air mata. Ia benar-benar bersalah. Sangat-sangat bersalah.
Keduanya terdiam. Mendengar penutaraan Kenan. Dan sekarang siapa yg harus disalahkan?
Ketika keduanya hendak menghampiri Kenan yg sudah banjir air mata akan tetapi gadis itu sudah terlebih dulu ditarik dalam pelukan seorang laki-laki yg berpostur tinggi dengan manik mata hitam pekat nya yg tenang dan teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN: The Tsundere Girl
Novela Juvenil[ON GOING] Kenandra Adistya. Sikap dan sifatnya yg tergolong tak banyak bicara serta namanya yg seperti laki-laki, tapi siapa yg tahu dibalik sikap dirinya tadi terdapat banyak ragam luka kesedihan yg begitu membekas di dalam dirinya. ...