"Saengil chukha hamnida... saengil chukha hamnida... saranghaja Yang Tae-in.. saengil chukha hamnida... yeeeaaayyy...". Sekeluarga menyanyikan lagu ulang tahun untuk Yang Tae-in yang sudah menginjak usia 3 tahun.
Tae-in pun meniup lilin yang ada di hadapannya hingga padam, taera pun memegang pisau khusus untuk memotong kue dan menuntun tae-in untuk memotong kue yang ada di depannya.
Taera kembali menuntun tae-in untuk menyuapkan potongan kue kepada jeongin, taejeong, namjeong, kemudian yang terakhir adalah taera.
Setelah selesai menyuapkan kue ulang tahun, tae-in mencium pipi taera dan seluruh keluarganya. Jeongin, taejeong, dan namjeong pun masing-masing memberikan sebuah kado untuk tae-in.
"Tae-in sayang.. ini appa ada kado buat tae-in, semoga bermanfaat ya..". Jeongin memberikan sebuah kado kemudian mencium pipi tae-in.
"Tae-in-ah ini kado untukmu.. selamat ulang tahun adikku..". Taejeong menyerahkan sebuah kado kemudian memeluk tae-in.
"Ini oppa berikan untuk tae-in.. selamat ulang tahun..". Namjeong memberikan sebuah kado dan memberi pelukan kepada tae-in.
"Eomma? Kado untuk tae-in mana?". Dengan polosnya tae-in bertanya dimana kado miliknya.
"Hehehe... eomma juga punya kado untuk tae-in kok... tenang saja sayang". Taera mengusap pelan kepala tae-in.
Keluarga jeongin pun menyantap sajian yang sudah dibuat oleh taera sebagai rangka hari ulang tahun tae-in yang ke-3 tahun.#skip
Malam harinya, seperti pada kebiasaan sebelumnya. Taera menyisir rambutnya, jeongin pun keluar dari kamar mandi untuk sekedar buang hajat. Jeongin menghampiri taera di depan meja rias.
"Chagi-ya.. minggu depan oppa harus pergi ke pulau jeju selama dua minggu karena ingin survey lokasi disana". Jeongin sembari merangkul bahu taera.
"Kok buru-buru banget oppa? Biasanya nunggu sebulan dua bulan buat survey lokasi". Taera bingung.
"Bang chan dan hyunjin ingin segera membuka cabang disana chagi-ya.. jadi ya mau nggak mau aku harus mengikuti apa mereka juga". Jeongin.
#skip
Seminggu kemudian, taera dan tae-in mengantar jeongin ke bandara. Taejeong dan namjeong tidak bisa ikut mengantar karena sedang bersekolah.
Sesampainya di bandara, jeongin mengambil tas kopernya dibantu oleh tae-in dan mendorongnya sampai ke dalam bandara. Di depan pintu antre, tae-in membantu jeongin mendorong tas koper miliknya.
"Taein-ah.. tuan putri appa, jangan nakal ya.. harus menurut sama eomma dan semua oppa kamu ya..". Jeongin menjongkok menyamakan tinggi tae-in.
"Arasseoyo appa... tae-in akan menuruti semua perkataan appa.. tae-in akan menjadi anak ya baik appa, appa tidak lama kan perginya..". Tae-in memegang kedua pipi jeongin sebagaimana yang sering dilakukan taera.
"Kalau appa perginya lama.. tae-in tidak mau bicara lagi dengan appa". Tae-in mempoutkan bibirnya.
"Tenang saja taein-ah.. appa pergi tidak akan lama, hanya sebentar... jika pekerjaan appa sudah selesai, appa akan langsung pulang...". Jeongin mengelus pelan kepala tae-in dan memeluknya.
Jeongin pun berdiri, menatap mata taera dan memeluk taera pula.
"Sayang... jaga anak-anak ya, tiap malam... kita telponan..". Jeongin rada berbisik di samping telinga taera.
"Saranghae...". Kemudian jeongin mencium pipi taera.
"Nado saranghae oppa... hati-hati dijalan ya, kalau sudah sampai... jangan lupa kabarin ya oppa". Taera membalas tatapan jeongin.
Jeongin pun menarik kopernya menuju antrian untuk check-in tiket. Meskipun taera sudah sering mengantarkan jeongin ke bandara, ia tetap saja sedih seakan-akan jeongin pergi dan tidak akan kembali.
Tidak ingin berlama-lama berdiri disana dan menangis, taera pun mengajak tae-in pulang.
"Taein-ah.. mari kita pulang..". Taera menggenggam tangan tae-in.
"Kajja eomma...". Tae-in menganggukkan kepalanya.
#skip
Sore harinya, taejeong, namjeong, dan tae-in bermain bersama. Taera hanya memandangi ketiga anak-anaknya dari jendela dapur sembari membuat teh hangat dan beberapa hidangan santai sore. Seketika taera teringat akan jeongin yang belum memberikan kabar apakah ia sudah sampai di tempat tujuan atau belum.
Tidak lama kemudian, ponsel taera berdering dan terpampang nama jeongin. Taera langsung mengangkat telepon dari jeongin dan melontarkan banyak pertanyaan.
"yeoboseyo oppa.. oppa sudah sampai atau belum?". Taera.
"yeoboseyo chagi-ya, oppa sudah sampai dari tadi siang.. mianhae oppa nggak sempat memberi kabar, oppa langsung pergi menuju hotel dan survey tempatnya". Jeongin.
"ooh.. kupikir oppa ada kendala diperjalanan, sekarang oppa lagi apa?". Taera.
"sekarang oppa sedang santai di kamar hotel, capek banget perjalanan seharian ini chagi-ya". Jeongin.
"oh ya chagi-ya, anak-anak mana? oppa kangen anak-anak, baru seharian nggak liat anak-anak sudah kangen". Jeongin.
"itu oppa.. anak-anak lagi main diluar". Taera sembari memandang ketiga anaknya yang asik bermain.
Disaat taera dan jeongin sibuk berbincang di telepon, namjaeong pun masuk ke dalam rumah berencana untuk meminum air mineral karena haus. Sesudah namjeong minum, ia langsung menghampiri taera.
"eomma, sedang berbicara dengan siapa?". Tanya namjeong.
"dengan appa kamu namjeong-ah". Taera.
"appa? eomma... namjeong ingin bicara dengan appa". Namjeong nampak antusias.
"nih teleponnya". Taera pun menyerahkan ponselnya kepada namjeong.
Namjeong pun menerima ponsel taera dan langsung berbicara dengan jeongin.
"appa...". Namjeong.
"ne namjeong-ah, bagaimana sekolahnya?". Jeongin.
"lancar appa... oh ya appa lagi apa nih? namjeong kangen appa" . Namjeong.
"appa lagi santai.. appa juga kangen dengan namjeong". Jeongin.
Jeongin dan namjeong saling berbincang di telepon sampai taejeong dan tae-in masuk ke dalam rumah kemudian tiga bersaudara itu mengobrol bersama di telepon.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongin's Family [Next Sequel]
RandomKelanjutan cerita dari [Stray Kids NC18+] Adik Tiri || Yang Jeongin (Completed) Di sequel kali ini akan banyak kisah lika liku keluarga jeongin. Apakah jeongin dan taera akan bercerai? Atau tetap lanjut?