PROLOG.

138 25 9
                                    

"Ming!" Seseorang menyapa dengan ceria membuat pemuda yang dipanggil Ming membuang nafas kasar namun tetap menghampiri sang pemilik suara.

Sam, pemuda yang tadi memanggil mengisyaratkan untuk mendekat. "Ada kabar dari bos besar."

Miguel Abimanu Pratama yang akrab dipanggil Manu atau Aming di antara teman-temannya pun menaikkan kedua alis, kemudian menghampiri.

"Ini." Sam menyerahkan sebuah amplop tebal yang Manu terima dengan tanda tanya di atas kepalanya. "Itu katalog, gosip soal lu yang ga pernah keliatan deket sama cewe dan malah selalu main sama temen-temen cowok lu lagi jadi hot issue di internet. Jadi pilih salah satu di antara mereka, kita disuruh pake jasa mereka buat tiga bulan."

"Hah??" Manu kontan melotot, walaupun nakal-nakal dikit tapi Manu hidup membujang dengan ta'at dan menghindari pergaulan bebas.

Tapi apaan nih??

Dia disuruh milih cewek buat disewa??


Melihat gelagat rekan kerja sekaligus sahabatnya itu membuat Sam tak tahan untuk tak menoyor kepala Manu. "Pikiran lu jangan kotor dulu, Sat. Itu katalog pacar sewaan, jasanya cuma dipake buat nemenin lu manggung, atau event-event tertentu selama 3 bulan supaya lu keliatan punya gandengan. Dikontraknya malah ditulis jelas gak boleh melanggar batas."

"Buat apaan dah si bos rajin amat ngebersihin rumor soal gue? Karena kita rencana mau rilis album baru?"

Sam mengedikkan bahu, "Maybe? Udah terima aja, lumayan lagi. Buat temen ngobrol dan biar gak ada lagi tuh yang nanya siapa pacar lu."

Manu mengangguk mengerti kemudian pamit untuk melanjutkan perjalanan pulangnya.

Manu mengangguk mengerti kemudian pamit untuk melanjutkan perjalanan pulangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Est, est."

Esther Naresha Adhisti mencebikkan bibir sebelum akhirnya protes, "Jangan manggil Est ah, kaya tukang es."

Sementara yang memanggil hanya bisa terkekeh kecil. "Bulan ini belum dapet tawaran lagi? Seneng gue kalo temen gue jadi faktor pemicu gosip," kata Aruna.

Aruna, perempuan yang tadi memanggil Esther juga satu-satunya teman Esther yang ia ceritakan mengenai pekerjaan paruh waktunya.

"Kaga ada. Baguslah, gue juga mau fokus UTS dulu. Pusing."

"Asik gak sih?"

"Apanya?" tanya Esther tak mengerti.

"Jadi pacar sewaan.." Aruna mengecilkan volume suaranya, karena tau hal itu bukanlah hal yang tepat untuk dibahas dengan suara lantang.

Esther mengangguk. "Enak, ketemu orang ganteng. Sampe gue bosen sama orang ganteng. Gak enaknya berasa dikejar orang karena selama kontrak penampilan gue beda dan tiap keluar harus berkamuflase lagi." Gadis itu menghela nafas menyabarkan diri di ujung kalimatnya.

"Esther pasti bisa," ucap Aruna menyemangati. "Nanti mintain tanda tangan buat gue kalo lu disewa sama bias gue wkakaka."

"YEEEEE." Esther mencibir. "Itu sih enak di lo, tapi gue yang dibanting fansnya!"

 "Itu sih enak di lo, tapi gue yang dibanting fansnya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WONDERWALL | MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang