Chapter 04

2.5K 490 78
                                    

Zhong Chenle barangkali nyaris terantuk sepatunya sendiri saat mematikan mesin mobil, lalu turun dan berjalan dengan tergesa. Pemuda manis tersebut bahkan bisa saja jatuh tersungkur karena melangkah seperti orang kesetanan saat menghampiri Jisung yang duduk di kursi penumpang.

Well, Chenle memang berhasil membawa Jisung keluar dari bar. Sekitar pukul satu pagi, barangkali. Dengan beberapa kata umpatan dan paksaan agar Jisung mau memberikan kunci mobilnya dan bangkit dari kursi lalu mereka berdua melenggang pergi. Karena hei, Park Jisung yang setengah kesadarannya ditelan habis oleh pengaruh soju itu benar-benar membuat kewalahan.

Tapi tetap, Chenle akhirnya mengajak Jisung pulang ke apartemen menggunakan mobil pemuda Park itu dan berkendara dengan kecepatan kurang lebih seperti kura-kura tua bangka yang sakit saat di jalan raya. Ha, itu memang benar. Chenle mendadak merasa sangat konyol saat menyadari lagi kalau dirinya baru saja mengendarai mobil sementara kemampuan berkendaranya bisa dibilang kelewat buruk dan ia tidak mempunyai surat ijin mengemudi.

Namun Chenle tidak peduli. Apalagi kalau mengingat tadi Jisung sempat beberapa kali meracau akan mengeluarkan isi perutnya. Jadi karena alasan itu, Chenle ingin cepat-cepat membawa pemuda itu masuk ke apartemen dan membiarkannya tidur seperti orang mati sampai besok pagi. Iya, itu ide yang cukup bagus.

Tangan Chenle akhirnya menutup pintu mobil setelah menarik Jisung keluar dari sana. Ia kemudian berusaha memapah lelaki dengan ukuran tubuh dua kali lipat darinya itu dengan sedikit kepayahan. Karena demi Tuhan, Chenle sekarang sedang mencoba menahan setengah berat tubuh Jisung yang menimpanya agar mereka tidak berakhir jatuh ke tanah bersama.

Secara tidak sadar Chenle mulai menahan napas saat mereka berjalan masuk ke dalam gedung. Aroma soju dan parfum milik Jisung kini berada sangat dekat dengan penciumannya dan berhasil membuat perutnya bergolak tidak nyaman.

Chenle lantas menghela napas panjang—lagi. Tangannya mencengkram lengan Jisung yang melingkar bebas di pundaknya sementara lelaki itu kembali meracau tidak jelas dan suara seraknya—yang sangat disialkan terdengar luar biasa seksi—seperti berusaha merangsek masuk ke telinga Chenle. "Kau tidak bisa berjalan lebih cepat, ya?! Kepalaku sudah pusing!"

Chenle mendadak jadi tak tahan dan mengumpat, "Sialan. Kau pikir berat badanmu itu seberapa?"

Jisung kembali meracau tidak jelas, matanya tertutup rapat sedangkan wajahnya sudah sangat memerah karena pengaruh alkohol. Oh, bagus. Tadinya Chenle sudah sempat berpikir akan meninggalkan Jisung di depan gedung apartemen mereka saja. Tapi sepersekon kemudian ia lantas menggeleng pelan. Ide buruk seperti itu pasti malah akan membunuhnya besok pagi.

Jadi kembali mengeratkan pegangan tangannya pada punggung Jisung, Chenle lantas berusaha menguatkan pertahannya sendiri dan mulai menyusun skenario untuk menghadapi Jisung untuk hari esok sementara lift kini sudah membawa tubuh keduanya naik ke lantai tiga.

Oh, sial. Bukankah rencana awal Chenle adalah untuk menghindari lelaki Park itu sebaik mungkin? Seperti membuat jarak yang berarti lalu ia akan terbebas dari perasaan aneh yang membuat dadanya berdebar hebat saat mereka sedang bersama. Namun sialnya, insiden malam ini malah merusak semua rencananya. Ah, sepertinya Chenle memang telat menyadari kalau dengan tinggal bersama Jisung saja malah akan membuat perasaan aneh itu semakin menggila. Sial sekali.

Pemuda manis itu menghela napas tepat saat kakinya sudah berhasil menapak di depan pintu apartemen. Ia hampir menekan kode pintu tersebut kalau saja tidak ada tangan besar yang mendadak menyambar miliknya. Chenle yang tadinya sempat terkejut kini menoleh, sudah akan mengomel lagi namun tertahan dan malah merasa kelewat menyesal sedetik kemudian.

Karena begitu memalingkan wajah, pemandangan pertama yang ditangkapnya adalah mata sayu Jisung yang sudah terbuka dan sedang menatapnya dengan lekat. Oh, benar. Seharusnya Chenle segera menyadari kalau rasanya ia akan meledak setiap kali Jisung mempertemukan netra keduanya tanpa permisi.

Revolted HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang