Bab 4

2K 131 3
                                    

Nindia

Pegangan Nindia di gelas kertas yang berisi softdrink itu nyaris terlepas ketika ia mendengar kata-kata Wildan selanjutnya. Tangan Wildan menggenggam tangannya yang satu lagi di atas meja, erat. Mata Nindia terbelalak melihat ke arah genggaman Wildan lalu mendarat ke bibirnya dan mencermati kalimat demi kalimat yang ia utarakan di hadapan kedua orang tua mereka.

"Maaf kalau misalnya yang mau Wildan omongkan ini bikin papa, mama, Bu Tatik kaget. Tapi Wildan hanya ingin ngasih tahu kalau... sekarang Nindia dan Wildan pacaran. Aku suka sama Nindia udah lama, terus kemarin akhirnya Nindia mau sama aku."

"Mas?!" Nindia menarik tangannya paksa hingga lepas, namun Wildan menariknya lagi, kali ini dengan genggaman lebih erat. Senyumnya merekah, matanya tak lepas dari wajah gadis yang duduk di hadapannya.

Wildan sudah gila? Nindia tidak berani melihat ke arah majikan ibunya, orang tua Wildan. Ia bisa membayangkan betapa kagetnya mereka berdua mendengar pengakuan Wildan yang sama sekali tidak disangka-sangka itu... dan mungkin juga betapa kecewanya melihat putra mereka mengatakan sesuatu yang tidak pantas.

Di sebelah Nindia, ia bisa merasakan kalau tubuh ibunya juga ikut menegang. Kasihan ibunya, wanita itu mungkin merasa kaget dan takut. Menjaga nama baik keluarga majikannya dan kesetiaannya pada mereka selama ini adalah dua hal yang selalu ditanamkan oleh ibunya pada Nindia lewat contoh perilaku wanita itu dalam kesehariannya. Tidak pernah bergosip dengan pembantu yang lain soal keburukan Tifani maupun Harlan. Tidak mengambil sesenpun yang bukan haknya dari uang belanja bulanan yang ia terima dan kelola.

Kalau ditarik lagi ke belakang, masa lalu Tatik dan Tifani dimulai jauh sebelum mereka hidup bersama di Jakarta. Meskipun sama-sama berasal dari desa kecil di Gunungkidul, mereka berasal dari dua keluarga yang jauh berbeda. Tatik adalah anak ke-5 dari 12 bersaudara. Kakek Nindia yang juga ayah Tatin, bekerja sebagai petani di salah satu ladang jagung dan ketela milik kakek dan nenek Tifani. Ibu Tifani meninggal di usia yang masih muda, membuat Tifani terpaksa harus ikut kakek dan neneknya selama beberapa waktu di Gunungkidul. Dari situlah ia berkenalan dan menjadi kawan sepermainan Tatik. Ketika ibunya berbicara soal masa lalu mereka, Nindia bisa melihat kalau ibunya sungguh-sungguh menyayangi sahabatnya itu. Rasa sayang yang kini berevolusi menjadi rasa hormat.

Sementara itu, takdir Tifani memang sudah lama digariskan, jauh dari sekedar meneruskan usaha kakek-neneknya menjadi tuan tanah di kota kelahiran mereka. Setelah lulus kuliah dan bekerja di kantor pengacara di Jakarta, ia berkenalan dengan Harlan dan menikah dengannya. Mereka pindah ke ibukota dan mempersiapkan kehadiran putra mereka, Wildan Kusuma. Di Gunungkidul, Tatik hamil tanpa ada suami yang menjadi aib tersendiri bagi orang tuanya. Karena kebaikan Tifani-lah, mereka memiliki tempat tinggal di Jakarta. Tatik dan Tifani membesarkan kedua anak mereka bersama-sama sebagai majikan dan pembantu yang lebih menyerupai kakak dan adik perempuannya.

Karena itu, Nindia tahu pasti perasaan ibunya saat ini. Ia pasti merasa khawatir dianggap tidak tahu diri oleh keluarga yang telah menjadi penolong dan penyelamat mereka di saat-saat terendahnya.

Hutang budi dalah penggerak dan motivasi ibunya selama ini akan keluarga Wildan.

"Mas Wildan... duh, jangan terburu-buru gitu ngomongnya. Papa mama baru nyampe sini jangan becanda gitu to ah. Kasian itu liat Nindia sampai takut."

Suara Tifani terdengar sedikit panik, mungkin takut suaminya naik darah. Nindia masih tidak berani menatap ke arah mereka berdua, berharap semua ini hanyalah mimpi dan harinya bisa ia ulang dari awal lagi.

Wildan tertawa kecil, menggeleng. Suaranya terdengar serius ketika ia memulai ucapannya lagi, "Wildan serius Ma. Wildan suka banget sama Nindia dan aku rasa dia juga sama. Karena itu... Wildan mau ngomong ini supaya kalian tahu dan bisa memberikan restu. Wildan serius sama Nindia."

Dish Best Served Cold (His Regret Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang