Chapter 18

6.6K 1.1K 267
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

Hari sudah berada di pertengahan malam. Beberapa kereta kuda yang membawa sisa pasukan pengintai sebentar lagi akan sampai di Distrik Trost. (Name) terdiam seraya memandang jalanan di sekitarnya. Dia memilih untuk tak banyak bersuara setelah perbincangannya dengan Erwin tadi. Sejujurnya dia juga bingung bagiamana cara untuk meyakinkan pria itu mengenai para pengkhianat tanpa diketahui oleh Eren. Dia juga tidak bisa menyalahkan Erwin yang belum bisa mempercayainya, karena belum ada yang membuktikan ucapannya itu.

Tak perlu menunggu lama, akhirnya mereka sampai di dalam Distrik Trost. Suasana malam disana jauh lebih mencengkam daripada saat (Name) pergi kesini bersama Levi hari-hari sebelumnya. Penduduk yang rumahnya sudah tak dapat diselamatkan, terpontang-panting mencari tempat untuk mengungsi. 

Setelah sampai di salah satu titik, kereta berhenti. Erwin menginstruksikan mereka semua untuk masuk ke dalam salah satu rumah yang ada disana.

"Aku akan membagi kalian semua menjadi dua tim. Satu tim akan dipimpin oleh Hanji untuk memberikan bala bantuan kepada para kadet baru yang berada di selatan, sedangkan sisanya akan memantau keadaan disini." Ujar Erwin yang langsung disambut oleh para bawahannya.

"Baiklah, kalau begitu kalian bisa meninggalkan ruangan ini selagi aku mendiskusikan pembagian kelompok ini bersama Ketua Regu Hanji dan juga Kapten Levi." Lanjut pria itu.

"Jean!" Teriak Armin saat mereka baru saja keluar dari rumah tersebut.

Jean langsung menghampiri mereka. "Hanya kalian berempat yang berada disini?" Tanyanya.

Eren mengangguk, "Teman-teman kita yang lain masih berada di selatan." Jawabnya.

Jean ber-oh ria dan memalingkan pandangannya ke arah (Name). "(Name) ada yang ingin aku bicarakan." Kata lelaki itu sambil menarik tangan (Name) menjauh.

"Ada apa?" Tanya (Name) bingung.

Jean menghela napasnya berat, "Kondisi kakek mulai memburuk." Ujarnya pelan.

(Name) menundukkan kepalanya lemas. Dugaannya benar, kondisi Aldric memang sedang tidak baik. Namun adiknya itu malah menyembunyikan hal tersebut.

"Apakah dia sudah sakit sejak lama?" Tanya (Name).

Jean mengangguk, "Sudah hampir dua tahun ini kakek terkena paru-paru basah. Dan sebulan belakangan ini kondisinya mulai tidak stabil." Balas lelaki itu.

EPHEMERAL // Aot x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang