Chapter 28

4.5K 815 179
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

Ruang tamu di rumah Audi terasa sangat sunyi. Belum ada satupun diantara mereka bertiga yang membuka mulutnya sama sekali untuk membicarakan apa yang telah mereka dengar sebelumnya dari mulut (Name).

Erwin memijat dahinya pening, matanya terus fokus melihat ke arah pintu rumah Audi setelah (Name) izin keluar untuk mengunjungi rumah Keluarga Kirschtein.

"Aku tidak mengerti apakah pendengaranku yang salah atau memang gadis itu menyebutkan nama anakku." Ujar Audi pelan dengan mata yang berkaca-kaca.

Sejak makan malam tadi, wanita tua itu berusaha untuk menahan air matanya agar tidak terjatuh di hadapan tamu-tamunya.

"Apa mungkin aku terlalu merindukannya sampai-sampai berhalusinasi seperti ini?" Kata wanita itu lagi.

Levi mendesah berat, "Tidak, Audi-san. Apa yang kau dengar tadi adalah benar. (Name) benar-benar menyebutkan nama Aliese saat memberitahu nama kedua orangtuanya." Balas pria itu sama gamangnya.

"Belum tentu mereka orang yang sama bukan?" Ujar Erwin pelan.

Sebenarnya pria itu juga merasa kalut setelah mendengar pernyataan tersebut. Dia baru menyadari bahwa selama ini dia tidak pernah mengetahui apa pun tentang diri (Name). Lalu sekarang dirinya malah dikagetkan dengan fakta bahwa ibu (Name) memiliki nama yang persis dengan gadis yang dicintainya dulu.

"Tidak. Kalian tidak mengerti." Sentak Audi tiba-tiba yang membuat Erwin dan Levi tersadar di tempatnya.

"Aliese dulu sangat sering bercerita kepadaku mengenai mimpi-mimpinya. Tentang dia yang bertemu dengan seorang pria dan pada akhirnya mereka saling jatuh cinta—" Audi menarik napasnya sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"—mimpi itu bukan terjadi sekali atau dua kali. Namun hampir setiap hari hingga akhirnya dia pamit kepadaku untuk melaksanakan ekspedisi yang pada akhirnya merenggut nyawanya."

Satu tetes air mata berhasil jatuh di kulit keriput wanita itu, "Kalian tahu apa yang dia katakan saat pamit meninggalkan rumah ini? Dia bilang, dia akhirnya akan pergi menemui pria di dalam mimpinya itu. Aku... hanya tertawa waktu itu dan menanggapinya dengan lelucon, tak tahu bahwa ternyata dia akan pergi untuk selama-lamanya."

Baik Erwin maupun Levi, keduanya sama-sama termenung mendengar cerita tersebut. Tidak. Meskipun keduanya cukup dekat dengan Aliese, gadis itu tidak pernah menceritakan hal seperti ini kepada mereka. Mungkin gadis itu khawatir dirinya akan menjadi bahan godaan jika menceritakan hal seperti itu.

EPHEMERAL // Aot x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang