Chapter 34

3.8K 616 163
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

Sinar matahari pagi diiringi angin sepoi-sepoi yang berhembus pelan, membuat suasana pagi itu terasa hangat. Keadaan cukup sunyi karena hampir tidak ada satupun orang yang berada di pemakaman umum tersebut di waktu yang sepagi ini.

(Name) menaruh sebuket bunga yang telah dia bawa sebelumnya di depan pusara bertuliskan nama Aldric Kruger. Sudah lama sekali dia tidak mengunjungi makam kembarannya itu. Terakhir kali dia kemari adalah saat pemakaman Aldric dilaksanakan beberapa waktu yang lalu.

"Hey, Aldric. Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah bertemu ayah dan ibu disana?" Ujar gadis itu pelan.

"Kau tahu? Ternyata ibu mengalami hal yang sama seperti apa yang aku alami. Dan lucunya ibu memiliki hubungan yang baik dengan Komandan Erwin dan juga Kapten Levi." Lanjutnya tenang.

"Akhirnya aku tidak penasaran lagi dengan muka ibu karena bisa melihatnya melalui penglihatan dan mimpi-mimpiku. Apa yang dikatakan mereka semua benar, kau memiliki muka yang persis dengannya."

(Name) melepas gelang milik Aldric yang selama ini dia kenakan bersama dengan gelang miliknya. Dia mengusap gelang itu dengan lembut dan kembali menatap pusara milik adiknya itu dengan pandangan sedih.

"Aku berharap kita bisa bertemu walaupun hanya sekali, namun rasanya hal tersebut adalah harapan kosong belaka hahaha." Kekehnya sedih.

"Aldric... aku akhirnya telah menemukan orang yang aku cintai. Tapi, aku sendiri tidak tahu apakah akhirnya kami akan berakhir bahagia atau tidak..." (Name) menarik napasnya panjang setelah mengatakan hal tersebut.

Bayangan akan sosok Erwin muncul di pikirannya saat ini bersamaan dengan ingatan-ingatan lain tentang mimpi buruknya. Masih ada waktu beberapa hari lagi sebelum misi perebutan tembok Maria dilaksanakan dan (Name) masih memikirkan rencana yang pas agar kejadian dalam mimpinya tidak terjadi.

Dengan adanya bantuan Ymir dan gambaran masa depan yang telah dia lihat, (Name) rasa dia bisa mengubah takdir yang telah dia lihat.

"Apa kau menyesal?"

(Name) langsung mengalihkan pandangannya saat mendengar suara seseorang. Di sampingnya telah berdiri seorang gadis kecil yang tengah menatapnya dengan pandangan penasaran.

(Name) mengangkat alisnya bingung, "Menyesal karena apa?" Tanyanya.

Gadis kecil itu menunjuk pusara makam dari Aldric, "Karena kematiannya." Jawab bocah itu lugu.

EPHEMERAL // Aot x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang