Chapter 23

6.3K 963 606
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

(Name) menggeliat dalam tidurnya akibat sinar matahari pagi yang mulai memasuki ruangan kamar tersebut dari celah-celah jendela. Tepat ketika dia membuka kedua matanya, dia langsung mendapati wajah tenang Erwin yang masih tertidur tepat di sampingnya. Jantung gadis itu mendadak berdebar kembali saat menyadari wajah mereka yang dapat dikatakan cukup dekat, belum lagi lengan kekar pria itu masih setia melingkar di pinggang (Name).

Pipi gadis itu memerah setelah mengingat kejadian diantara mereka berdua tadi malam. Namun di saat yang bersamaan entah kenapa dia merasa takut dengan apa yang akan terjadi ke depannya. Apakah kebersamaan mereka saat ini dapat dibenarkan?

Tanpa sadar, (Name) mengangkat tangannya dan menyentuh wajah pria di hadapannya itu. Dari jarak sedekat ini, dia bisa melihat lingkaran hitam yang bersarang di bawah mata Erwin. Pria itu pasti tengah disibukkan dengan pekerjaannya sebagai Komandan Pasukan Pengintai, belum lagi Erwin masih dalam tahap penyembuhan setelah menerima luka akibat dari misi terakhir mereka kemarin. Bahkan lengan kanan pria itu masih di perban dengan rapih.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" (Name) langsung menjauhkan tangannya setelah mendengar ucapan pria itu.

"Ma-maaf membangunkanmu." Ujar gadis itu panik.

Erwin membuka kedua matanya dan memandang (Name) dengan lembut yang langsung membuat gadis itu terdiam kikuk.

"–apakah tanganmu sudah lebih baik?" Tanya (Name) sambil memandang lengan kanan pria itu.

Erwin tersenyum tipis, "Tanganku tidak patah, hanya retak biasa. Dalam beberapa bulan juga akan kembali seperti semula." Jawabnya.

(Name) membalas senyuman itu, "Aku senang mendengarnya." Balasnya.

Erwin melepaskan pelukan mereka berdua dan bangkit dari kasur tersebut, "Bersiaplah, aku akan mengantarmu pulang." Ujarnya lembut sambil mengambil kemejanya yang terdampar di atas meja.

(Name) memandang postur tubuh Erwin yang tampak gagah seperti biasanya. Namun untuk hari ini dia dapat melihat tubuh itu secara langsung tanpa pakaian atas yang menutupinya. Dan lagi-lagi hal tersebut sontak membuat pipi (Name) memerah.

Untuk menghilangkan rasa aneh yang memasuki tubuhnya, gadis itu pada akhirnya bangkit dari kasur lalu segera merapihkan pakaiannya.

Erwin yang melihat hal tersebut langsung mendekati (Name) dan memandang gadis itu dengan teliti. Pria bermata biru itu mengangkat tangannya untuk merapihkan rambut gadis di hadapannya itu. Setelah selesai, dia menurunkan tangannya dan mengancingkan satu buah kancing baju (Name) yang sebelumnya masih belum tertutup. Erwin menghembuskan napasnya pelan saat melakukan hal tersebut seperti ada sesuatu yang pria itu pikirkan.

EPHEMERAL // Aot x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang