Chapter 4

262 40 3
                                    

Program sembilan bulan pertama dilakukan di rumah Mean. Plan pindah ke rumah Mean dengan membawa sedikit barang. Saat kepindahan, Yacht dan Sammy ada di sana untuk memastikan Mean dan Plan ada dalam satu kamar.

Plan diperkenalkan kepada keluarga Mean pada saat makan malam. Keluarganya menyambut hangat dirinya padahal mereka tahu jelas latar belakang Plan. Setelah perkenalam hangat itu, Yacht dan Sammy meninggalkan rumah Mean. Mereka memantau, tapi tak ada satupun yang tahu bagaimana caranya.

Tidak ada yang istimewa yang terjadi selama sembilan bulan di antara Mean dan Plan dalam kaitannya dengan urusan ranjang. Ini meleset dari asumsi Yacht dan Sammy yang berpikir bahwa mereka akan tumbang dalam waktu enam bulan. Kenyataannya Plan dan Mean sama kuatnya di ranjang. Mereka bertahan karena mereka punya tujuan yang fokus.

Selain itu, Mean dan Plan punya kanal sendiri untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya.  Mean sudah punya lubang tetap. Plan lebih santai, hanya one night stand atau tidak ada ikatan, meski terbilang jarang.

Pada suatu siang, Plan pulang ke rumah Mean da  rumah sangat sepi kecuali beberapa pelayan yang seperti biasanya melakukan perkerjaan. Pla menuju ke kamar dan ia kaget sebab ia mendengar suara lenguhan yang amat panjang. Jelas itu suara Mean dan Neena. Plan hanya menggelengkan kepalanya. Mereka seperti anak SMA yang mencuri kesempatan saat tak ada orang.

"Oooo, Meaaan, enaaak, aaah, aaaah, lebih dalam lagi!" suara lenguhan Neena kencang terdengar keluar. Plan hanya meringis disertai beberapa pelayan yang cekikikan ketika melintas di depan kamar mereka.

Mereka merasa sangat malu saat tingkah mereka diketahui oleh Plan. Namun, mereka juga sadar Plan tengah mengolok suara lenguhan Neena dengan mimik wajah yang dibuat komik.

Tak lama mereka keluar dan kaget mendapati Plan di luar kamarnya, duduk menunggu. Wajah Mean memerah, tapi ia kemudian berusaha untuk tenang dan bersikap seolah tak ada apa-apa.

Mean kembali ke kamarnya dan melihat Plan tengah membawa beberapa buku dan memasukkannya ke dalam tas.

"Mau ke mana?" tanya Mean.

"Perpustakaan," jawab Plan.

"Uum. Mau aku antar?" tanya Mean lagi duduk di tepi ranjang.

"Tidak perlu. Aku akan dijemput teman. Oke, Bye," sahut Plan sambil berlalu. Mean hanya menatap punggungnya. Lalu merebah dan memejamkan matanya. Ia belum beristirahat dari percintaannya dengan Neena.

Begitulah. Ada banyak hal yang terjadi di luar kehidupan ranjang mereka, dan bisa dibilang istimewa sebenarnya. Interaksi keseharian mereka membuat mereka semakin kenal satu sama lain, meski tak dekat.

Mean tahu kebiasaan-kebiasaan Plan. Ia juga mulai paham dengan gaya hidup dan karakter Plan. Jauh dalam hatinya, ia mengagumi gadis itu. Begitu pula Plan. Ia juga mengagumi Mean sebab dengan semua kualitas yang ia punya, ia semakin yakin bahwa Mean terlalu baik untuk dirinya.

Ada banyak hal yang positif dalam kebersamaan mereka. Satu sama lain belajar banyak dari pengalaman mereka bersama selama sembilan bulan itu. Pasangan ini puas dengan hasilnya. Mereka bisa dibilang solid dan kuat.

Yacht dan Sammy gigit jari karena mereka menganggap mereka enteng. Namun, mereka tak putus asa. Masih ada sembilan bulan ke depan. Mean akan tinggal dengan Plan.

Berbeda dengan keluarga Mean yang hangat, keluarga Plan memberikan sambutan yang di luar kebiasaan. Mean dibuat tegang padahal ia baru saja sehari tinggal di sana. Ayah Plan menodongkan pistol ke kening Plan dan Plan menatapnya dengan tajam dan penuh kebencian sambil tersenyum sinis.

"Kau tarik pelatuknya, kita sama-sama ke neraka, Pho! Jarum-jarumku sudah menempel pada bagian fatal tubuhmu. Kau bergerak kau mati, Pho!" nada Plan begitu meyakinkan.

CHALLENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang